KUNINGAN - Sejumlah warga Cilimus, Kuningan, marah dengan penebangan pohon karet di alun-alun desanya. Selain jadi ikon karena umurnya yang sudah ratusan tahun, pohon itu juga menjadi resapan air. “Khawatir malapetaka menimpa orang-orang Cilimus yang tak bersalah atas penebangan pohon karet tersebut,” kata Yuda Khaidar Nawawi, warga Cilimus. Yuda sangat kecewa dengan sikap pemerintah desa yang sewenang-wenang memberikan izin tanpa bermusyawarah dengan warga Cilimus. Menurut Yuda, pohon karet itu sangat bernilai sejarah tinggi. Pihaknya merasa heran atas dalih mempercantik taman, pohon karet jadi korban. Padahal jika berbicara taman, justru pohon karet yang sudah jadi ikon itu akan lebih mempercantik dan menjadi peneduh. “Walau bagaimana pun alasannya ketika alam dirusak pasti ada imbasnya. Saya bersikeras meminta pertanggungjawabkan semua ini. Bila perlu turunkan kuwu,” ketus pria blok Bevak itu. Ketua BPD Asep Saefullah saat dikonfirmasi mengutip keterangan Kades Cilimus H Mulyadin. “Menurut penjelasan pak kuwu bahwa penebangan pohon karet adalah bagian dari program penataan alun-alun yang sepenuhnya diinisiasi oleh pemda,” ujarnya. Sebelumnya, Asep sudah mengingatkan kades terkait ikon tersebut. Dia meminta agar kades konsultasi juga kepada para kasepuhan Cilimus. Namunm kembali kades mengatakan, kasepuhan menyarankan agar diserahkan saja ke pemda selaku inisiator. “Itu yang saya dapat info dari pak kuwu,” kata Asep. (ded)
Pohon Tua Ikon Cilimus Ditebang, Warga Khawatir Malapetaka
Selasa 07-06-2016,23:32 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :