WERU - Dua hari memasuki bulan Ramadan, sejumlah pedagang Pasar Pasalaran sudah membangun lapak darurat di Terminal Weru, Selasa (7/6). Pasca terbakar beberapa waktu lalu, pasar milik Pemkab Cirebon itu tidak bisa digunakan pedagang untuk berjualan. Untuk sementara berjualan di luar pagar pasar hingga ke bahu jalan, yang nantinya pindah ke pasar darurat. Salah satu pedagang yang sudah mendirikan lapak darurat Rukoya, pedagang sandal ini mengaku membangun lapak di pasar darurat dengan biaya sendiri. Dia mengeluarkan sedikitnya Rp4 juta untuk membeli bahan material dan juga mengupah tukang. Padahal dia mengalami kerugian puluhan juta setelah kiosnya di Pasar Pasaralan ludes terbakar. \"Ya kalau keberatan memang karena kita juga harus bangun lapaknya sendiri, pengennya sih lapaknya dibuatin pemerintah. Tapi mau bagaimana lagi,\" ucapnya kepada Radar, kemarin. Dia mendapatkan jatah dua lapak, berukuran 2 meter x 1,5 meter untuk berjualan. Setelah barang dagangannya habis, secara otomatis dia juga harus memulai lagi modal usahanya. \"Sekarang modalnya lagi nyicil lagi, sedikit-sedikit, sudah mulai bisa berjualan,\" ungkapnya. Dia mengaku belum mengetahui, kapan bisa menempati pasar darurat. Pasalnya saat ini, para pedagang tengah sibuk berjualan melayani pembeli saat masuk bulan Ramadan. \"Harapannya bisa kompak, jadi pedagang bisa beraktivitas di pasar darurat, ini masih belum banyak yang bangun,\" ujarnya. Kepala Pasar Pasalaran Sukarno mengatakan seluruh pedagang bisa tertampung di area Terminal Weru yang dijadikan menjadi pasar darurat. Saat ini kurang lebih ada 100 pedagang yang sudah mulai membangun lapak. \"Saat ini masih bertahap. Secepatnya insya Allah 10 hari lagi bisa menempati pasar darurat. Karena semua pedagang sudah sepakat, mereka sudah bikin pernyataan untuk pindah ke pasar darurat dengan biaya mandiri,\" paparnya. Total pedagang yang tertampung ini, terdiri dari 648 pedagang kios, 330 pedagang kelemprakan dan 600 pedagang los. Di pasar darurat, kios mendapatkan jatah ukuran 2x2 meter, los 2x2,5 meter, dan klemprakan 2x1 meter. Menurut Sukarna, para pedagang masih belum semua membangun lapaknya, lantaran juga sibuk dengan aktivitas melayani pembeli. \"Di sana (tempat sementara, red) mereka juga masih menempati, sementara di sini juga harus bangun lapak. Kadang kala mereka juga sampai malam bekerja bangun lapak, nanti kita bertahap,\" ucapnya. Saat ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disperindag Kabupaten Cirebon untuk membuat surat edaran kepada para pedagang agar bisa segera menempati pasar darurat. Pasalnya saat Ramadan dan Idul Fitri lalu lintas di jalan by pass bakal lebih padat. Sehingga dikhawatirkan aktivitas pedagang yang masih berjualan di pinggir jalan, bakal mengganggu arus mudik kendaraan. (jml)
Pemkab Lepas Tangan, Lapak Darurat Pasar Plered Biaya Sendiri
Rabu 08-06-2016,12:45 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :