DONETSK - Spanyol memang tidak menjalani babak tambahan waktu maupun adu penalti saat menyingkirkan Prancis di perempat final Euro 2012 kemarin dini hari WIB. Kemenangan dua gol tanpa balas di Donbass Arena, Donetsk, itu dicatat Spanyol di waktu normal (2x45 menit).
Tapi, pelatih Spanyol Vicente del Bosque waswas dengan kebugaran pemainnya saat menghadapi Portugal di semifinal Kamis dini hari WIB (28/6). Kendati memiliki jeda waktu empat hari, Del Bosque menilai masa recovery timnya hanya dua hari.
Perlu dicatat pula, markas Spanyol berada di Polandia. Gniewino, yang berjarak sekitar 57 km arah utara dari Gdansk. Nah, karena kemarin tampil di Donetsk, Iker Casillas cs harus menempuh perjalanan dengan jarak tempuh 1557,98 km.
Laga lawan Portugal pun sebenarnya bakal dihelat di Donetsk. Hanya, Spanyol memutuskan tidak menginap di Kota Sejuta Mawar tersebut, melainkan kembali ke Gniewino. Alasannya tak lain karena iklim. Pemain Spanyol cocok berada di Gniewino yang berhawa sejuk dan hangat dibandingkan Donetsk yang udaranya dingin, bahkan kerap hujan belakangan ini.
Sebagai catatan, laga Prancis versus Ukraina di Donbass Arena di fase grup (15/6) sempat mengalami penundaan selama 58 menit karena hujan badai. “Saya tetap mempertahankan kebijakan kembali ke markas kami di Polandia daripada bertahan di sini (Donestk, Red) sampai semifinal,” kata Del Bosque kepada FourFourTwo.
“Saya berpikir keras tentang hal ini karena tenaga para pemain sudah terkuras dalam pertandingan lawan Prancis. Tapi, saya yakin kami dapat melaluinya karena Portugal juga bermarkas jauh dari Donetsk,” imbuhnya.
Dibandingkan Spanyol, Portugal juga harus menempuh jarak 1.644 km dari Donetsk menuju markas mereka di Opalenica. Hanya, Cristiano Ronaldo dkk memiliki waktu istirahat lebih banyak menghadapi semifinal. Yakni, hampir sepekan terhitung sejak mengalahkan Republik Ceko di perempat final (21/6).
“Semua pemain sudah tahu konsekuensi ketika bermain di sebuah turnamen dan saya bangga memiliki pemain yang tangguh,” ujar Del Bosque seperti dilansir RAC1.
Pelatih 61 tahun itu pun menyebut gelandang serang Spanyol Andres Iniesta sebagai contoh pemain yang bermain seolah tanpa kenal lelah. “Andres seperti Roger Federer dalam tenis. Secara teknik, dia sempurna dan bermain secara natural,” jelasnya.
Di sisi lain, asisten pelatih Spanyol Toni Grande mengatakan apabila kelelahan tidak akan berpengaruh selama pemain memiliki antusiasme tinggi. Grande juga mengatakan apabila kemenangan atas Prancis disambut dengan suka cita di ruang ganti.
“Ada pelukan, ada pula iringan musik. Semua orang bersuka cita seolah tidak cukup hanya dilampiaskan di lapangan,” tutur Grande seperti dilansir Marca.
“Situasinya jelas tidak seperti saat kami baru saja mengalahkan Kroasia (18/6, Red). Pemain seperti terlihat stres sekalipun baru memastikan lolos ke perempat final,” imbuhnya. (dns/bas)