Ini Alasan Kenapa Jenazah Ali Tak Langsung Dimakamkan

Sabtu 11-06-2016,10:54 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

PROSESI pemakaman legenda tinju Muhammad Ali menyisakan beberapa pertanyaan. Salah satunya adalah prosesi pemakamannya yang dilakukan delapan hari setelah kematiannya pada Jumat (8/6) malam lalu. Ali adalah seorang muslim. Biasanya jenazah seorang muslim dimakamkan kurang dari 24 jam. Alasan utama penundaan pemakaman selama berhari-hari itu adalah permintaan Ali sendiri. Ali tidak ingin pamakamannya berlangsung tertutup dan dihadiri oleh keluarganya saja. Dia ingin agar semua orang fans-nya dan semua orang yang mencintainya berkesempatan untuk mengucapkan perpisahan yang terakhir kalinya. Sebab Ali bukan hanya milik  keluarganya, tapi dia adalah milik dunia. “(Pemakaman) Ini adalah apa yang ingin saya lihat, ini adalah jenis program yang ingin saya lihat, yaitu inklusif untuk semua orang, dimana kita memberikan kesempatan sebesar-besarnya pada orang-orang yang ingin memberikan penghormatan pada saya,” ujar juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnell, menirukan ucapan almarhum sepuluh tahun lalu. Ali memang sudah lama merencanakan prosesi pemakamannya dengan begitu detail. Pengacara dan beberapa orang terdekatnya membantu menyusun detail rencana pemakamannya. Begitu detailnya hingga berupa buku setebal dua inci yang oleh keluarga dan orang terdekatnya disebut dengan The Book. Rincian prosesi pemakaman ini dirubah sedikit beberapa hari jelang kematiannya. Yaitu tentang lokasi dimana jenazahnya bakal disemayamkan untuk terakhir kalinya. Awalnya Ali ingin dimakamkan di Muhammad Ali Center di Louisville. Namun istrinya Lonnie khawatir itu akan membuat  Muhammad Ali Center tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Sebab orang-orang bakal berdatangan ke makam tersebut. Ali akhirnya memutuskan untuk dimakamkan di Cave Hill Cemetery. “Muhammad merencanakan semua ini. Dan dia merencanakannya sebagai sebuah momen pembelajaran,\'\' ujar  Imam Zaid Shakir yang memimpin prosesi salat jenazah. Pemakaman Ali memang merupakan pembelajaran utamanya tentang kerukunan umat beragama. Orang-orang dari berbagai latar belakang bergandengan tangan dalam damai di prosesi pemakamannya. Meski sudah direncanakan begitu detail, namun ada beberapa hal yang berubah dari prosesi pemakamam ini. Salah satunya adalah kehadiran Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Obama dijadwalkan hadir dalam prosesi penghormatan terakhir di KFC Yum! Center hari ini. Namun Obama tidak bisa datang. Sebab pemakaman Ali bertepatan dengan upacara kelulusan putri Obama yaitu Malia. Obama memilih untuk menghadiri acara kelulusan putri pertamanya tersebut. Meski begitu, Obama telah menelepon Lonnie dan mengucapkan rasa bela sungkawanya. Obama kamis (9/6) lalu mengunggah pesan video dengan menunjukkan dua benda kenang-kenangan yang pernah diberikan oleh Ali. Yaitu sebuah buku yang berisi foto Ali dan sepasang sarung tinju. Erdogan awalnya juga dijadwalkan untuk memberikan eulogi hari ini. Namun orang nomor satu di Turki ini mempercepat kunjungannya di AS karena terlibat sedikit cekcok. Erdogan hadir saat Ali disalatkan di Freedom Hall Kamis lalu. Erdogan yang ikut salat, ingin menyelimuti peti jenazah Ali dengan kain dari Kakbah selama almarhum disalatkan. Namun permintaan ini ditolak. Bodyguard yang mengawal Erdogan juga sempat bentrok dengan agen rahasia AS saat mereka sama-sama mengawal Erdogan. Keinginan Ali agar orang yang hadir di prosesi pemakamannya tidak dipungut biaya sepeserpun juga tidak terlaksana. Pihak keluarga memang membagikan 15 ribu tiket gratis untuk hadir di KFC Yum! Center. Namun beberapa orang yang sudah mendaptkan tiket ternyata menjualnya kembali secara online. Beberapa jam setelah tiket dibagikan Rabu (8/6) lalu, sudah ada empat tiket yang terpampang di eBay untuk dijual. Masing-masing dihargai USD 50 (Rp666 ribu). Meski banyak yang mengecam, tapi juga banyak yang menginginkan tiket ini. Pada pukul 14.00 di hari yang sama tiket tersebut sudah terjual. (AFP/Aljazeera/The New York Times/CNN/sha)

Tags :
Kategori :

Terkait