Stok Daging Sapi di Cirebon Sebetulnya Melimpah

Sabtu 11-06-2016,14:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

TENGAHTANI - Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut) Kabupaten Cirebon melakukan sidak ke pasar ayam dan Rumah Potong Hewan (RPH) di Desa Battembat, Kecamatan Tengahtani, Jumat (10/6). Dari hasil sidak, kebutuhan daging selama bulan Ramadan hingga Lebaran sangat melimpah. Tercukupinya kebutuhan daging di tengah masyarakat, karena 90 persen sapi yang ada di Kabupaten Cirebon impor dari Australia. Kepala Distanbunakhut Kabupaten Cirebon, Ir Ali Effendi MM mengatakan, pasokan daging sapi dari impor karena harganya jauh lebih murah dari sapi lokal. Harga daging sapi impor Rp89 ribu per kilo sedangkan lokal di angka Rp92 ribu per kilo. “Oleh karena itu, para penjagal lebih suka sapi impor dari Australia. Padahal, kualitas daging sama saja. Kemudian harga daging sapi per kilo dari penjagal hanya Rp92 ribu, karena banyak tangan akhirnya harga itu naik tajam hingga diangka Rp120 ribu per kilo,” ujar Ali. Berarti, kata dia, margin keuntungan yang diambil tengkulak dan pedagang sangatlah besar. Dia mengungkapkan, rumah pemotongan hewan (RPH) dalam satu harinya melakukan pemotongan 23 ekor setiap hari. Ketika sudah H-2 dan H-1 Lebaran, pemotongan sapi bisa tiga kali lipat dari yang biasanya. Artinya, pasokan daging di Kabupaten Cirebon sangat melimpah. Tetapi untuk menekan tingginya harga daging sapi di pasaran, Pemerintahan Joko Widodo dalam waktu dekat ini membuka kran impor daging sapi beku dari Australia. \"Kalau tidak ada halangan Insya Allah tanggal 15 Juni mendatang, kita bekerjasama dengan Disperindag akan mengadakan operasi pasar murah khusus untuk daging sapi dengan harga 80 ribu perkilonya,” ucapnya. Perlu diketahui, meskipun daging sapi impor yang akan dijual pada operasi pasar yaitu daging sapi beku, kualitasnya sangat terjamin mulai dari tekstur yang empuk dan terjamin kehalalannya. “Jadi jangan ragu dengan daging beku yang akan dijual di operasi pasar nanti, \" tandasnya. Dia menambahkan, khusus di Kabupaten Cirebon ketika mengandalkan dari peternak sapi yang ada, karena tidak akan menutupi kebutuhan masyarakat. Sebab, sapi asli Cirebon pun hanya 800 ekor. Sementara kebutuhan masyarakat sangat besar. “Sedikitnya 3.000 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Kekurangan dari 3.000 ekor itu ditutup dari impor sebanyak 1.400 ekor. Ditambah dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sekitar 1.200 ekor,” pungkasnya. (sam)      

Tags :
Kategori :

Terkait