KESAMBI - Tidak puas dengan kebijakan rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, sejumlah mahasiswa yang dinyatakan belum lulus Alquran oleh LPTQ Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, Rabu (27/6) melakukan aksi demo di depan aula IAIN.
Bahkan aksi demo tersebut bertepatan dengan kuliah umum yang menghadirkan mantan Kepala BKKBN, Prof Dr Haryono Suyono. Mendapat sambutan demo mendadak oleh mahasiswa, ternyata membuat Haryono Suyono terkaget-kaget. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Haryono Suyono langsung bergegas meninggalkan kampus dengan mengendarai Mobil Alphard warna putih. Rektor IAIN, Prof Dr Maksum Muhtar MA juga memilih mengambil langkah seribu, mengendarai mobil dinasnya meninggalkan mahasiswa yang berdemo diikuti wakil Rektor II Dr Wahidin.
Namun disayangkan, ternyata salah seorang pendemo yang melakukan orasi, justru mengenakan jaket tertuliskan Unswagati Cirebon. Berbagai spekulasi akhirnya muncul jika yang berdemo tidak murni dari mahasiswa IAIN. Tapi diduga ditunggangi perguruan tinggi di luar IAIN. Beberapa dosen yang melihat kejadian tersebut langsung kaget begitu melihat salah seorang pendemo mengenakan atribut Unswagati. “Oh iya benar mas, kok mereka ada yang pakai jaket Unswagati. Apa benar dia mahasiswa Unswagati,” ujar salah seorang dosen.
Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unswagati, Robandi SH MH yang kebetulan menghadiri kuliah umum dan pelepasan mahasiswa KKN, saat dikonfirmasi mengaku kaget begitu melihat ada salah seorang pendemo IAIN mengenakan almamater Unswagati. Bahkan Robandi sempat mengejar mahasiswa tersebut untuk menanyakan alasan mengenakan almamater Unswagati. “Tadi sudah saya tanya mas. Kata dia (mahasiswa, red), jaket yang dipakai adalah punya kakaknya yang kuliah di Unswagati. Tapi dia tidak mau menyebutkan nama kakaknya,” kata Robandi.
Dalam orasinya, mahasiswa mendesak pimpinan IAIN untuk tetap memperbolehkan mahasiswa yang tidak lulus Alquran mengikuti KKN. Karenanya, mereka tetap menuntut kepada supaya mahasiswa yang belum terdaftar sebagai peserta, bisa mengikuti KKN.
Sekretaris LPM Ahmad Yani MAg di depan mahasiswa menyatakan bahwa persyaratan mahasiswa yang bisa ikut KKN, telah lulus Alquran, adalah keputusan pimpinan. Sedangkan LPM sebagai penyelenggara KKN. “Ini bukan kewenangan LPM akan tetapi kewenangan pimpinan,” kata Yani.
Selama demo berlangsung, terlihat Wakil Rektor III Prof Dr Cecep Sumarna MAg, Ketua LPM Dr Samsudin, dijajaran dosen terlihat H Abdul Gofar MA, Dr Sugianto SH MH, Sopidi. Mahasiswa juga membakar spanduk dan umbul-umbul dan ban bekas. Bahkan mahasiswa dan dosen sempat ricuh begitu salah seorang dosen melarang mahasiswa melakukan aksi bakar spanduk. (abd)