SAINT-DENIS – Mamma, La Spagna! Ungkapan kekagetan itu muncul sebagai headline harian Italia, La Gazzetta dello Sport kemarin (22/6), merespons hasil kekalahan Spanyol 1-2 dari Kroasia di Nouveau Stade de Bordeaux, Bordeaux. Ya, dengan status kelolosan Spanyol sebagai runner-up Grup D, maka otomatis sang juara bertahan itu akan bertemu Italia, pemuncak Grup E. Padahal ini baru babak 16 besar. Tapi kualitas laga yang disajikan sudah sekelas final. Masih hangat lekat dalam ingatan Gianluigi Buffon dkk bagaimana empat tahun silam di Olympic Stadion Kiev, Italia dihancurkan oleh Spanyol di partai final Euro 2012. Tidak hanya satu atau dua gol namun empat gol langsung bersarang ke gawang Buffon. Jadi, kira-kira pertemuan di 16 besar Senin (27/6) mendatang di Stade de France adalah waktu yang tepat buat skuad Antonio Conte melakukan vendetta alias balas dendam. Kalau dari rekor perjumpaan yang sudah terjadi 40 kali, laga Italia versus Spanyol mungkin jadi yang tersengit di antara laga 16 besar lainnya. Baik Italai dan Spayol masing-masing menang 11 kali. Hasil imbang dalam pertemuan kedua tim terjadi delapan kali. Seperti diberitakan Marca kemarin (22/6), entrenador Spanyol Vicente Del Bosque cukup shock dengan kekalahan dari Kroasia. Apalagi, kini La Furia Roja, julukan Spanyol, menerima kenyataan kalau mereka sudah dinanti Spanyol di 16 besar. “Hasil lawan Kroasia menempatkan kami dalam situasi yang tak ideal. Yang pasti kami harus segera mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya,” ucap Del Bosque. Pria berusia 65 tahun itu pantas waswas dengan pertemuan ke-41 antara timnya versus Italia. Selain histori rivalitas, perwajahan Italia mengalami pergeseran di era Antonioa Conte ini. Italia bukan tim yang kaku dalam bertahan dan melakukan serangan balik untuk memeroleh kemenangan. Italia di tangan mantan pemain Juventus itu tampil sebagai unit yang solid dalam bertahan juga garang dalam menyerang. Versi Whoscored, tekel sukses per laga Italia selama Euro ini berada di angka sebelas. Sedang Spanyol hanya 7,7 kali. Dalam melakukan intersep per laga, Italia juga unggula tipis atas Spanyol. Yakni 12 kali berbanding 11,7 kali. Untuk statistik ofensif, Spanyol unggul jauh untuk rata-rata tembakan per laga. Spanyol rata-rata menembak 17 kali sementara Italia hanya sepuluh kali. Namun rata-rata angka akurasi kedua tim berselisih tipis. Tembakan on target per laga Spanyol 4,7 sedangkan Italia 4,5. Melihat performa Italia sejauh ini, Del Bosque menilai kalau Italia berada di level yang setara dengan Spanyol. Sehingga akhir pertandingan keduanya akan sangat ditentukan dengan kedetilan teknik pemain-pemain di lapangan. “Bertemu Italia bukan jalan yang harus kami sesali karena kami saat ini masih berada di Euro. Kami akan berpikir dan bagaimana merespon situasi ini,” ujar mantan pelatih Real Madrid itu. Kapten Spanyol Sergio Ramos yang dalam laga kemarin lawan Kroasia gagal penalti menerima jalan bertemu Italia sebagai takdir. Bek asal Real Madrid tak gentar bertemu Italia. “Kami sekarang berada di jalur yang tidak mudah dilalui. Namun bukankah juara akan mengalahkan semuanya?” kata Ramos. Kalau dalam analisis La Gazzetta dello Sport kemarin, Kroasia berhasil melakukan pressure tinggi kepada Spanyol. Alhasil anak asuh Del Bosque itu sedikit kelabakan. Spanyol yang pada Euro 2016 ini memainkan formasi 4-3-3 atau bisa berubah menjadi 4-1-4-1. Penyerang Spanyol yang menempa diri di Italia Alvaro Morata menjadi penyerang utama di Spanyol. Morata didukung Nolito dan David Sila yang bermain melebar. Kemudian Fabregas dan Andres Iniesta yang melakukan kontrol atas ball possesion oleh Spanyol. Sergio Busquets sebagai gelandang box-to-box turut serta melindungi lini pertahanan. “Mengetahui kami bakalan berjumpa Italia di 16 besar, tak ada yang menyukainya. Jujur kami dituntut lebih fokus hingga 120 menit ketika berjumpa Italia,” ucap Ramos. Di kubu Italia dari 23 nama yang mengalami kekalahan 0-4 oleh Spanyol di Kiev empat tahun lalu tersisa sembilan nama. Selain Buffon, ada nama Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Daniele De Rossi, Thiago Motta, Salvatore Sirigu, Emanuele Giacherrini, dan Angelo Ogbonna. Mengenai pertandingan 16 besar lawan Spanyol, allenatore Italia Antonio Conte masih belum mau berpikir jauh-jauh soal hal itu. Seperti diberitakan Football Italia, Conte lebih fokus kepada matchday ketiga Grup E antara Italia versus Republik Irlandia. “Apakah Italia akan memenangi Euro dengan mengalahkan Spanyol? Kami harus menyelesaikan satu per satu pertandingan yang kami hadapi,” tutur pria berusia 46 tahun tersebut. Conte yang mengantisipasi laga lawan Spanyol merencanakan akan merotasi pemainnya lawan Republik Irlandia ini. Antara tujuh hingga sembilan pemainnya akan dibangku cadangkan. Italia sendiri meski menang atas Belgia (14/6) dan Swedia (17/6) masih dihujani kritik. Yakni akurasi passing para pemainnya yang sangat rendah. Yakni hanya sekitar 78,6 persen. Bandingkan dengan Spanyol yang mencapai angka 90 persen. Mantan pelatih AS Roma Rudi Garcia memfavoritkan Italia bisa melibas Spanyol dalam pertemuan kali ini. Garcia yang berada di tanah Italia dalam tiga tahun belakangan tahu benar bagaimana perkembangan sepak bola Italia. “Italia sangat solid. Meski terlihat tanpa bintang, malah itulah yang membuat mereka lebih kokoh ketimbang di Polandia-Ukraina empat tahun lalu,” tutur pria berusia 52 tahun tersebut. (dra)
Jelang Italia vs Spanyol, Mamma, La Spagna!
Kamis 23-06-2016,14:47 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :