Idul Fitri, Warga Tionghoa Ikut Bagikan Sembako Murah

Selasa 05-07-2016,14:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Kebahagian menyambut Hari Raya Idul Fitri 1437 H tidak hanya dirasakan oleh umat Islam. Warga tionghoa di Klenteng Talang Kota Cirebon juga turut merasakannya. Mereka memberikan bantuan sekitar 850 paket sembako murah kepada masyarakat yang membutuhkan. \"Tujuannya untuk membantu masyarakat tidak mampu ikut serta dalam merayakan Idul Fitri,\" kata Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN) Cirebon, Teddi Setiawan kepada Radar Cirebon. Pemberian sembako murah sendiri berlangsung tertib di Klenteng Talang. Setiap warga mendapatkan jatah kupon masing-masing yang sudah diberikan melalui pengurus RT masing-masing. Satu paket sembako murah seharga Rp10 ribu. Isinya beras 3 kg, gula pasir setengah kg, dan lima bungkus mi instan. Menurut Teddi, pembagian sembako murah sendiri selalu dilakukan setiap tahun menjelang Idul Fitri. Sejak dirinya dipercaya mengurus Klenteng Talang tahun 2005, tradisi pembagian sembako murah tidak pernah absen dilaksanakan. \"Sebenarnya, ini juga dilakukan dari pengurus yang dulu sebelum saya menjabat,\" katanya. Pihaknya tidak menaikkan harga sembako murah yang dipatok Rp10 ribu per paket. Adapun sembako murah ini berasal dari para donatur, terutama dari kalangan warga Tionghoa. \"Yang rutin itu dari dulu sampai sekarang ada donatur dari Bogor. Dia rutin memberikan beras 1 ton untuk sumbangan sembako murah. Meski sekarang sudah meninggal dunia, tapi hingga kini masih tetap menyumbang,\" ucapnya. Teddi menjelaskan, sebelum acara pembagian, seminggu sebelumnya sudah berkeliling ke setiap RT untuk mencari data penerima sembako murah. Diutamakan mereka yang dalam kondisi ekonomi tidak mampu. \"Kita batasi dengan kupon. Yang menerima itu diutamakan masyarakat tidak mampu yang berada di sekitar klenteng dulu. Kalau ada yang sanggup mendanai, ya bisa saja dibagikan se-Kota Cirebon,\" ujarnya. Dikatakan Teddi, kebersamaan peringatan Idul Fitri memang sudah dirasakan sejak dulu. Menurutnya, saat Idul Fitri, warga Tionghoa yang bertetangga dengan umat Islam saling mengujungi. Bahkan saling mengirim makanan. Begitu juga saat warga Tionghoa merayakan Hari Imlek. Giliran warga Tionghoa yang mengirim makanan kepada umat Islam. \"Seperti ketupat, kita sering dapat kiriman dari tetangga,\" katanya. (jml)  

Tags :
Kategori :

Terkait