Leicester City vs Manchester United, Dendam Bulan Desember

Minggu 07-08-2016,18:40 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LONDON – Jose Mourinho belum lupa akan momen terburuk sepanjang karirnya delapan bulan lalu. Tepatnya di bulan Desember. Di bulan itu, The Special One – julukan Mourinho – menelan kekalahan kesembilan dalam Premier League 2015-2016 bersama Chelsea. Sembilan kekalahan itu pun menjadi rekor terbanyaknya di kompetisi domestik. Bukan hanya itu. Bulan Desember juga ikut memberikan noda dalam karir kepelatihannya. Di bulan itu, tepatnya 17 Desember 2015 pelatih berkebangsaan Portugal tersebut terdepak dari kursinya di The Blues – julukan Chelsea. Di balik dua momen terburuknya itu, hanya ada satu sosok yang jadi penyebabnya. Ya, panggil dia Claudio Ranieri. Karena Ranieri dan Leicester City-nyalah yang mengalahkan Mourinho di King Power Stadium, Leicester, 14 Desember. Chelsea dan Mourinho tumbang 1-2, dan juara bertahan Premier League 2014-2015 itu pun terperosok ke peringkat ke-16. Itulah posisi paling rendah sepanjang era kepemilikan Roman Abramovich. Nah, malam nanti atau selang 234 hari setelah pemecatannya dari Chelsea, Mourinho kembali bersua dengan The Tinkerman – julukan Ranieri. Bedanya, pertemuan ini tidak terjadi dalam Premier League. Melainkan dalam ajang Community Shield di Wembley Stadium, London. \'\'Karenanya, saya tegaskan ini bukan laga pramusim, ini laga sungguhan,\'\' sebut Mourinho dalam konferensi persnya di Wembley, kemarin WIB (6/8). Mourinho tentu tidak sabar dengan pertemuan kali ini. Pertemuan ketujuh ini bisa jadi penentu rekor head to head kedua pelatih ini. Itu karena dari enam pertemuannya sejak Mourinho “menendang” Ranieri dari kursi pelatih Chelsea musim panas 2004 silam, tidak ada yang lebih unggul antara dirinya dengan Ranieri. Baik Mourinho ataupun Ranieri sama-sama membukukan dua kemenangan dan dua pertemuan sisanya berakhir dengan imbang. Catatan itu bisa berbalik untuk Ranieri andaikan Mourinho tidak bisa lepas dari jeratan kesialannya pada ajang yang mempertemukan antara juara Premier League dan juara Piala FA ini. Dari empat kali bermain di ajang yang sebelumnya bernama Charity Shield itu, mantan pelatih Inter Milan dan Real Madrid itu hanya sekali menang. Itu pun dalam percobaan pertamanya pada edisi 2005. Sedangkan pada edisi 2006, 2007 dan 2015 lalu Mourinho selalu jadi pecundang. Diwawancarai situs resmi FA, Mourinho menyebut Ranieri lebih punya kans untuk itu. \'\'Karena, Leicester sudah berbulan-bulan bersama-sama dengan pemain yang sama, dan berada di bawah pelatih yang sama pula. Hanya N\'Golo Kante yang pergi dari tim itu, dan pemain yang masih tersisa saya rasa masih mampu untuk bersaing dalam musim depan,\'\' tutur pelatih yang mempunyai 66 persentase kemenangan sepanjang karirnya itu. \'\'Sementara kami? United tim yang baru dengan pelatih dan pemain yang baru pula,\'\' klaimnya. Mourinho mulai bergabung dengan armada The Red Devils – julukan United – sejak 13 Juli lalu. Dari agresinya di bursa transfer yang menghabiskan GBP 68 juta (Rp1,16 triliun), United mendatangkan 3 suntikan baru dalam starting XI-nya. Ketiga nama baru di starter antara lain Henrikh Mkhitaryan, Eric Bailly dan Zlatan Ibrahimovic. \'\'Baru beberapa pekan kami bersama-sama. Namun, apapun akan kami lakukan untuk mengalahkannya. Apa yang sudah ditunjukkan pemain-pemain kami sudah meyakinkan saya bahwa kami bisa melakukan itu semua (mengalahkan Leicester),\'\' koarnya, kepada FATV. Dari lima laga pramusimnya, hanya dalam dua laga terakhir menghadapi Galatasaray (31/7) dan  Everton (3/8) Mourinho menurunkan starter XI terbaiknya. Termasuk tiga amunisi barunya itu. Dan, di dua laga itulah sudah dapat diketahui gambaran komposisi pemain yang bakal diaplikasikan Mourinho untuk United. Tidak ada perubahan dari era Louis van Gaal, 4-2-3-1. Itu sama persis seperti apa yang pernah diungkapkan Mourinho beberapa waktu lalu. Pelatih dengan koleksi tiga trofi Premier League itu pun mengakui bahwa eranya masih jauh dari rencana revolusi besar-besaran di Old Trafford – homeground United. \'\'Saya hanya mencoba menambahkan tiga pemain di dalamnya,\'\' ucap Mourinho. Karena itulah, dalam Community Shield nanti, United kemungkinan besar tetap mengusung formasi 4-2-3-1. Formasi itu bukan formasi asing bagi Mourinho. Sebelumnya, dalam dua musimnya di Chelsea pun Mourinho sudah mematenkan formasi tersebut. Bedanya, masuknya Micki – sapaan akrab Mkhitaryan – dan Ibrahimovic bisa menjadi solusi di lini depan United. Ibra – sapaan akrab Ibrahimovic – akan jadi pilihan utama di nomor sembilan. Lalu, Wayne Rooney diprediksi bakal bermain di belakang Ibra dengan ditopang Micki di sayap kanan dan di kiri ada Anthony Martial. Dengan double pivot-nya yang tidak berubah dari musim lalu, Morgan Schneiderlin dan Ander Herrera, hanya ada satu perubahan di lini belakang. Chris Smalling kemarin baru berlatih setelah absen karena engkel usai berlibur ke Bali pertengahan Juli lalu. Sehingga, kemungkinan Smalling dibangku-cadangkan. Sebagai gantinya, Mourinho memainkan Bailly dengan Daley Blind di jantung pertahanannya. Dia akan dibantu Antonio Valencia dan Luke Shaw di kedua sisi pertahanannya untuk mengamankan gawang David De Gea. \'\'Jose (Mourinho) tidak akan main-main dalam laga ini, dia sudah mengatakan kepada kami untuk bermain serius,\'\' ungkap Schneiderlin, dilansir dari Squawka. Tidak lengkap jika hanya membicarakan persoalan teknis di balik pertemuan Mourinho dengan orang yang pernah dia sebut pecundang itu tanpa psywar-psywar-nya. Mourinho sebagaimana dilansir dari ESPN menganggap kejutan Leicester musim lalu sulit untuk dapat diulangi Ranieri kembali pada musim ini. \'\'Mereka akan mendapatkan pengalaman baru dengan bermain di Liga Champions, yang dapat mengubah tampilan mereka musim depan. Saya rasa musim depan akan menjadi musim yang berbeda bagi mereka. Walaupun, sepertinya mereka masih mampu untuk mengatasinya. Ya, semoga saja terjadi demikian,\'\' sebut Mourinho, dikutip dari ESPN. Ranieri tidak mau kalah. Dilansir dari Mirror, pelatih yang pernah mengalahkan Mourinho saat melatih AS Roma 2009-2010 silam itu menyindir kegagalan Mourinho musim lalu. Baru semusim saja menjadi juara Premier League 2014-2015, Chelsea hancur di musim berikutnya. Ranieri menganggap, itu tidak akan terjadi di Leicester. Leicester tidak akan bernasib seperti Chelsea musim lalu, juara lalu hancur. \'\'Ketika saya coba untuk membangun sesuatu, itu tidak akan hancur. Saya rasa kami sudah bangun ini (Leicester) dengan pondasi yang kuat. Pelan-pelan kami bangun dari lantai dasar, kemudian lantai pertama. Pondasinya pun sangat solid,\'\' beber Ranieri. \'\'Saya tidak tahu dengan apa yang terjadi di Chelsea, ketika mereka baru saja menjadi juara,\'\' sindirnya. \'\'Meski begitu, bukan prinsip saya untuk mengomentari kondisi di rumah lain selain rumah saya. Dan, di rumah saya kali ini benar-benar bersih,\'\' tegas pelatih yang semasa mudanya mengawali karir sepak bolanya untuk AS Roma itu. Ranieri bukan asal sindir saja. Ranieri sudah mengumpulkan bekal musim depannya selama di bulan Juli kemarin. Kehilangan Kante yang dilepas ke Chelsea dengan harga GBP 32 juta (Rp548,3 miliar) bukan kiamat bagi strategi Ranieri. Sebagai penggantinya, Leicester mendatangkan Nampalys Mendy dari Nice dengan harga GBP 13 juta (Rp222,9 miliar). Termasuk memboyong Ahmed Musa dari CSKA Moscow, Leicester membangun pondasinya untuk musim 2016-2017 dengan modal pengeluaran transfernya senilai GBP 36,5 juta (Rp626 miliar). Pada situs resmi Leicester, Ranieri membeberkan hasratnya untuk memberikan gelar juara Community Shield kedua kalinya bagi The Foxes – julukan Leicester. Leicester sebelumnya pernah menjuarai ajang tersebut pada edisi 1971 ketika mampu menang atas Liverpool 1-0 di Filbert Street atau sekarang King Power Stadium. \'\'Kami akan memberikan upaya yang maksimal, pun demikian dengan United. Kedua klub menginginkan kemenangan. So, saya sangat bergairah menatapnya,\'\' katanya. Satu-satunya pertanyaan bagi Leicester adalah, mampukah Mendy menggantikan peran Kante sebagai breaker di lini tengah Leicester. Musim lalu, Kante menjadi breaker dengan kemampuannya di sisi intersep dan passing sama bagusnya. Hal itu yang tidak dimiliki oleh Mendy yang baru berusia 24 tahun itu. Mendy akan dipasangkan dengan Danny Drinkwater dalam formasi 4-4-2. Formasi yang sama ketika Leicester tumbang 2-5 atas Barcelona di dalam laga International Champions Cup (ICC) 2016 (4/8). \'\'Kami tetap konfiden, sama seperti konfidensi kami musim lalu,\'\' tegas mantan pemain United itu. (ren)

Tags :
Kategori :

Terkait