Warga Resah, Minyak Curah Dioplos Oknum dengan Jelantah

Senin 15-08-2016,03:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

TANJUNGSARI - Warga resah setelah rumah pembuatan minyak jelantah di Tanjungsari digerebek Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung, Jumat (12/8) dini hari lalu. Karena setiap hari warga menggunakan minyak curah dari pasar Tanjungsari. Salah seorang warga asal Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Agus Bustanul mengaku miris sekaligus marah. Karena tidak menyangka, ada warga yang tega mengoplos minyak curah dari bekas pakai atau jelantah. “Tega yang buatnya, kan saya menggunakan minyak curah dari pasar hampir setiap hari. Ironisnya, saya mendengar dari berita, minyak itu diproduksi 100 liter per hari. Ini jelas telah dikonsumsi masyarakat,” katanya, lansir Sumedang Ekspres (radarcirebon.com group). Dia menutut dinas perindustrian dan perdagangan untuk lebih teliti lagi dalam mengecek barang-barang yang dijual ke pasaran. Apalagi, minyak merupakan bahan komodotas yang sering digunakan warga. “Harus ada sidak atau pengawasan, jangan sampai sudah kejadian baru ada sidak. Ini kan dipasarkannya tidak hanya di Tanjungsari. Melainkan ke sejumlah daerah termasuk ke tukang gorengan di sekolah-sekolah,” tegasnya. Dulu, kata Agus, ada vaksi palsu. Namun, belum sempat diberantas ke akar-akarnya, sudah muncul minyak jelantah. Ini, jika terus dibiarkan akan membuat pelaku pemalsuan barang merajalela. “Bayangkan kalau susu bayi atau makanan dalam kemasan yang didaur ulang dari sampah,” ungkapnya. Sebelumnya diberitakan, petugas BPOM mengamankan 25 jeriken dan 25 ember berisi minyak jelantah yang siap diedarkan. \"Penggerebegan ini berdasarkan pengaduan masyarakat yang melihat kegiatan penjualan minyak bekas di Kabupaten Sumedang,\" jelas Kepala BBPOM Bandung Abdul Rahim di kantornya Jalan Pasteur, Bandung. Dari laporan itu, BBPOM segera melakukan penyelidikan. Lalu menemukan lokasi pengolahan minyak bekas di Tanjungsari. Diketahui, rumah penjualan minyak jelantah itu milik AM yang mempekerjakan tiga karyawannya setiap hari. \"AM ini mengolah kembali minyak yang sudah digunakan atau minyak jelantah. Padahal minyak goreng itu hanya boleh tiga kali dipakai,” ucap Abdul. Abdul mengungkapkan, sejauh ini dari hasil keterangan AM, ia membeli minyak goreng jelantah itu dari sejumlah pengepul. Setelah ditampung, AM kemudian mengolahnya untuk dijual kembali. \"AM dan tiga karyawannya ini telebih dulu menyortir minyak bekas tersebut kemudian disaring dan dijual kembali,\" tandasnya. (imn/rmo)

Tags :
Kategori :

Terkait