MotoGP, Cuaca Silverstone Tak Bisa Diprediksi

Kamis 01-09-2016,11:20 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

SILVERSTONE - Cuaca, keberanian, dan ketepatan memilih ban sudah membawa tiga juara baru di MotoGP 2016. Mereka adalah Jack Miller di Assen, Belanda, kemudian Andrea Iannone di Austria, dan yang terbaru adalah Cal Crutchlow di Brno. Dua di antara mereka datang dari tim independen yang tanpa didukung keberuntungan mustahil memenangi balapan. Di Silverstone akhir pekan ini, peluang itu kembali terbuka. Tiga juara berbeda di empat balapan terakhir. Jika ada pembalap lain memenangi balapan di Silverstone nanti, maka rekor baru lama, di mana pembalap berbeda memenangi lomba dalam waktu panjang bisa disamai. Di satu periode akhir 1999 dan awal 2000 pernah muncul juara berbeda di setiap balapan. Tujuh pembalap berbeda memenangi tujuh seri berurutan. Tentu menjadi tontotan seru jika ada pembalap dari tim independen lain yang memenangi balapan musim ini. Dan cuaca di Silverstone bakal menjadi kunci. Karena sejak 2006 tidak ada lagi rider tim independen yang memenangi balapan di trek normal. Dan sampai 2015 kemenangan rider-rider tim independen, bahkan di trek basah sekalipun rasanya mustahil. Pergantian regulasi dimana ECU standar digunakan semua rider, plus peralihan pemasok ban dari Bridgestone ke Michelin menjadi faktor penting dari skenario ini. Terutama ban. Siapapun harus beradaptasi dengan karakter Michelin. Apalagi, sebagai pemain baru Michelin tak punya banyak data untuk menghadapi balapan di sirkuit berbeda. Tak heran jika sepanjang musim ini, Michelin seringkali datang dengan ban baru di setiap balapan. Bisa dikatakan dengan cuaca basah siapapun berpeluang menang. Asalkan mereka tepat memilih ban. Masih teringat jelas dimana hanya Crutchlow dan Loris Baz (Avintia Ducati) yang berani mengambil risiko memilih kombinasi hard-hard di Brno. Pilihan yang dianggap konyol oleh semua pembalap top. Tapi dengan kondisi trek mulai mengering ternyata pilihan ban mereka yang paling tepat. \'\'Mereka terlalu pengecut untuk mengambil risiko,\'\' kata Crutchlow yang menjadi pembalap Inggris pertama memenangi balapan MotoGP setelah 35 tahun. Dan ternyata usai balapan pembalap 30 tahun itu mengaku, andai saja Miller turun di Brno saat itu kemungkinan besar rider Australia itulah juaranya. \'\'Sebelum balapan dia (Miller) menelponku dan menanyakan ban apa yang akan aku pakai. Aku jawab: hard. Dia bilang: tepat, jika aku membalap hari ini (saat itu) aku juga akan memilih hard,\'\' katanya. Miller absen di Brno karena cedera. Tidak ada yang pasti di Silverstone jika hujan turun di Minggu nanti (4/9). Satu yang pasti juaranya bukanlah Bradley Smith (Tech3). Karena dia harus absen dua balapan ke depan. Juara bertahan MotoGP Jorge Lorenzo harus bersiap lebih dari sebelumnya menghadapi GP Inggris akhir pekan ini. Balapan di tanah Inggris tersebut selalu dipengaruhi cuaca tak menentu. Tahun ini, trek basah dan Lorenzo sudah seperti “kambing dan hujan”. Lorenzo punya rekor bagus di sirkuit Inggris tersebut. Sejauh ini, tiga kali kemenangan di kelas premium sudah diraihnya. Yakni di 2010, 2012, dan 2013. Dia menjadi pembalap dengan kemenangan terbanyak di Silverstone. Namun cuaca tak menentu di Silverstine tak akan berkompromi dengan siapapun. Sama seperti Brno dan Assen, Belanda, basah di Silverstone bisa jadi akan membuat juara tiga kali MotoGP itu frustasi. \'\'Setelah balapan back-to-back di Austria dan Brno situasinya sama sekali tidak kami inginkan. Tapi ya itu, kami tidak mengubahnya,\'\' ucapnya. Lorenzo mengatakan, enggan menengok ke belakang dan kini berfokus untuk memenangi balapan demi balapan. Berupaya mendapatkan hasil terbaik. \'\'Silverstone adalah perhentian selanjutnya. Jadi kami harus berupaya keras dan menikmati balapan,\'\' paparnya. Lorenzo mengaku Silverstone adalah salah satu trek favoritnya. Namun cuaca yang tak dapat diprediksi selalu membuatnya khawatir setiap kali datang ke sana. \'\'Tapi kita lihat saja apakah kami bisa membalap dengan hebat lagi di sana,\'\' tandasnya. Di Brno, Lorenzo kehilangan posisi runner-up-nya di klasemen pembalap MotoGP setelah finis di urutan paling buncit tanpa poin. Posisinya digeser rekan setimnya sendiri Valentino Rossi yang tampil hebat dengan meraih podium kedua. Kini jarak antara Rossi dan Lorenzo terpisah enam poin. Usai balapan di Brno, saat Rossi menjajal lengan ayun dan chassis baru untuk M1, Lorenzo menolaknya. Menurutnya, dua suku cadang tersebut baru dipakai musim depan di saat dirinya sudah pindah ke Ducati. Rossi sendiri mengaku senang dengan part baru tersebut dan mendesak Yamaha untuk mendatangkannya segera. Rossi sendiri mengaku sudah tak berambisi lagi mengejar ketertinggalannya dari Marquez. Kini fokusnya dialihkan ke pertarungan perebutan runner-up menghadapi Lorenzo. Tahun lalu di Silverstone, The Doctor –julukan Rossi- menang dengan mengagumkan di kondisi basah. \'\'Aku harap tahun ini cuacanya baik. Tapi menurut pengalaman, Inggris selalu tidak bisa diprediksi,\'\' tandasnya dilansir MotoGP. Kabar baik untuk Rossi karena Direktur Yamaha Massimo Meregalli mengatakan akan ada beberapa suku cadang baru yang dibawa ke Silverstone. Namun dia enggan menyebut detilnya. (cak)

Tags :
Kategori :

Terkait