Sistem Kiloan Hidup Bikin Pembeli-Penjual Untung

Sabtu 10-09-2016,14:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA - Menjelang Idul Adha 1437 hijriah harga kambing mengalami peningkatan cukup tajam. Di pedagang kambing kompleks Panglayungan Desa Panyingkiran Kecamatan Panyingkiran harga kambing ukuran besar mencapai Rp4 juta. Sedangkan kambing ukuran sedang harganya berkisar Rp3,2 juta. Seorang pedagang kambing asal Desa Panyingkiran Poeng menyebutkan dirinya memiliki 4 ekor kambing untuk kurban dengan harga termurah Rp3,2 juta hingga Rp4 juta. Poeng mengakui, harga jual kambing saat ini mengalami peningkatan  cukup tinggi. Para pembeli bisa menawar tapi harganya turun hanya sekitar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. “Memang menjelang beberapa hari Idul Adha harga kambing mengalami kenaikan mencapai 25 persen dari biasanya,” kata Poeng saat ditemui Radar, kemarin. Kepala Bidang Peternakan Dishutbunnak drh Hari Imam Santoso menyebutkan, transaksi hewan ternak kini sering dilakukan di banyak lokasi. Terkadang para penjual memasang harga tinggi untuk satu ekor hewan ternak, dalam kondisi seperti ini sah-sah saja ketika ingin mencari untung di tengah tingginya permintaan. Namun jika mematok harga terlalu tinggi juga bisa merugikan penjual, karena pembeli akan pergi lantaran menginginkan harga yang wajar dan masuk akal. Untuk menerapkan perkiraan harga yang wajar, pihaknya menyarankan sistem perkiraan jual kiloan hidup untuk setiap rawan ternak. “Jual kiloan hidup ini lebih realistis dan perkiraan akurasinya lebih tepat. Kalau pakai sistem ini, penjual maupun pembeli bisa sama-sama menghitung sebelum melakukan transaksi. Kedua belah pihak juga mampu meminimalisasi kerugian yang mungkin timbul,” ujarnya. Rumus perhitungannya scroll, yakni LD-22kuadran per 100. Atau panjang lingkar dada hewan ternak ditambah 22 kuadrat dibagi seratus. Rumus Itu biasanya efektif untuk menentuntukan perkiraan bobot hewan ternak, tinggal dikalikan harga kiloannya. Sedangkan harga pasaran kiloan hidup untuk sapi biasanya berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu. Salah seorang pengurus kelompok ternak, Caya menjelaskan sistem ini bisa mengurangi spekulasi harga jual yang mengakibatkan para peternak mengalami kerugian akibat spekulasi yang salah perhitungan. Jika dulu dijual dengan hitungan per ekor, rata-rata para peternak tidak bisa menentukan atau membuka harga dengan nilai yang wajar. Biasanya diawali dengan spekulasi, tapi justru spekulasinya malah rugi karena salah perhitungan. “Nah, kalau dijualnya pake sistem kiloan hitungannya jelas, mengikuti setengah harga dari daging yang sudah dipotong, tinggal dikali berat hewan,” jelas pengurus kelompok ternak Desa Kondangmekar Kecamatan Cingambul ini. Misalnya untuk harga jual sapi atau kambing antara Rp50-Rp60 ribu per kilogram. Namun bisa tawar menawar tergantung kesepakatan penjual dan pembeli, tetapi harga tidak akan turun terlalu jauh jika ditawar oleh pembeli. Misalnya, untuk kambing yang layak kurban, biasanya memiliki bobot 50-80 kilogram. Jadi perkiraan harga jual per ekornya untuk kambing mulai dari Rp3 juta ke atas, atau bisa lebih murah bahkan bisa lebih mahal. Tergantung kesepakatan pada saat menentukan harga kiloan awalnya antara penjual dan pembeli. Harga jual kiloan saat ini jika dibandingkan dengan sebelum memasuki musim kurban, cenderung mengalami kenaikan. Sebelum musim kurban, harga jual kiloan untuk kambing dan sapi rata-rata di bawah angka Rp50 ribu per kilogram. Dia mengakui system penjualan hewan ternak kiloan ini masih terdapat beberapa kendala. Misalnya dalam menentukan ukuran hewan, sementara baru bisa dilakukan di pasar ternak lokal. Sebab timbangan ternak di wilayah Majalengka baru ada di pasar ternak regional Kadipaten dan di Dinas Hutbunak saja, sehingga para peternak tradisional perlu menguasai rumus perhitungan schroll untuk menentukan bobot hewan ternak. (azs/ara)    

Tags :
Kategori :

Terkait