Gubernur Papua: Bonus Rp1 M Bukan Pemborosan 

Senin 19-09-2016,10:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SELAIN cara instan dengan “ngebon” atlet yang siap pakai dan berkaliber nasional, fenomena lain yang muncul di PON Jabar adalah jor-joran bonus. Baik disampaikan terbuka atau malu-malu, kontingen dengan jumlah atlet besar menggunakan iming-iming dana hingga miliaran rupiah untuk merangsang semangat atletnya. Salah satu yang mendapat sorotan adalah bonus yang diberikan Pemerintah Provinsi Papua. Sejak sebulan lalu, calon tuan rumah PON XX 2020 itu sudah pasang banderol bonus Rp600 juta per keping emas untuk cabor perorangan. Sedangkan untuk nomor beregu nilainya fantastis hingga Rp1 Miliar. “Kami tidak sekedar memberikan janji kepada atlet. Tetapi dananya kami sudah siapkan dan langsung akan diterima oleh atlet kita yang meriah medali emas usai PON Jawa Barat,”tegas Gubernur Papua, Lukas Enembe yang juga selaku Ketua Umum KONI Papua kepada Cenderawasih Pos (Radar Cirebon Group) setelah menonton pertandingan Hockey Putra Papua di Gor ampus UPI Bandung, Minggu (18/9). Lukas menegaskan, dirinya tidak ingin pemberian bonus  yang jumlahnya superjumbo  ini menjadi polemik di masyarakat Papua. “Karena kami ingin ada kemajuan prestasi olahraga di Tanah Papua,” lanjutnya. Selain itu di PON Jawa Barat 2016 kali ini target KONI Papua harus masuk 10 besar. Karena  akan menjadi ukuran  untuk persiapan Papua menuju Pekan Olahraga Nasional(PON)  XX tahun 2020 di Papua. “Kita bukan melakukan pemborosan anggaran. Tetapi kita ingin prestasi lebih di sini,” terangnya. Lain Lukas, lain Ahmad Heryawan. Gubernur Jawa Baratyang akrab dipanggil Aher itu masih enggan menyebut nominal angka besaran bonus bagi atlet Jabar yang meraih medali emas saat pelaksanaan PON XIX. “Ramai-ramai besarnya bonus bisa mengganggu konsentrasi pertandingan,” dalihnya kepada Jabar Ekspres (Radar Cirebon Group). Meski demikian, Aher menjamin, bonus pasti diberikan. Bonus yang akan diberikan tersebut semuanya bersumber dari APBD Provinsi Jabar. Hal tersebut, sudah diatur terperinci dan awal 2017 bisa dicairkan. ”Pakai dana APBD-lah, kalau dari saya  mana saya punya uang,” ucap Aher. Aher berjanji, memberikan kompensasi pada atlet dalam bentuk apapun. Termasuk bonus, sebab mereka dinilai telah memberikan kontribusi besar bagi nama baik Jawa Barat. Sementara itu, meskipun menarget 20  medali emas dan masuk jajaran 10 besar, Riau tidak mau menghamburkan anggaran. Bahkan kehilangan I Gede Siman di cabang olahraga renang ditutupi dengan atlet binaan seperti Azzahra Permata Hani (14 tahun) dan Ananda Treciel Vanessae Evato (19 tahun). Kedua atlet belia yang baru pertama kali mengikuti PON tersebut, hingga Sabtu (17/9) sudah berhasil meraih masing-masing satu medali emas. Dua medali emas ini merupakan prestasi cabor Renang di PON XVIII 2012 Riau. “Kami akhirnya sadar bahwa pembinaan atlet sejak dini jauh lebih penting dari pada berebut atlet yang sudah jadi dan menghambur-hamburkan bonus,” ujar Ketua Umum KONI Riau Emrizal Pakis. (tim JPG/kim)

Tags :
Kategori :

Terkait