MANCHESTER - Final ideal tercipta di sepak bola putri Olimpiade 2012. Mempertemukan dua tim sepak bola putri terbaik saat ini, juara dunia Jepang melawan Amerika Serikat, tim yang selalu meraih emas dalam dua edisi Olimpiade terakhir.
Bentrok antara Jepang melawan Amerika di Wembley Stadium pada 9 Agustus nanti, menjadi ulangan dari final Piala Dunia 2011 lalu. Ketika itu, Jepang mejadi juara melalui adu penalti dengan skor 3-1 setelah pada waktu normal kedua tim bermain seri 2-2.
Misi balas dendam diusung Amerika setelah kegagalan di Piala Dunia lalu. “Ini akan menjadi momen membalas rasa sakit itu. Kami menyadari betapa berat rasanya melewati kekalahan itu. Kami merasakannya cukup lama,” jelas Carli Llyod, gelandang Amerika, seperti dikutip Reuters.
Tidak mudah bagi Amerika untuk lolos ke final Olimpiade 2012. Tim asuhan Pia Sundhage itu harus melewati pertandingan yang melelahkan pada semifinal melawan Kanada. Mereka akhirnya menang 4-3 setelah melewati perpanjangan waktu.
Amerika memang lebih diunggulkan, tetapi Kanada yang sebelumnya di perempat final melibas tuan rumah Inggris Raya 2-0 memberikan perlawanan sengit. Amerika tertinggal lebih dulu melalui gol Christine Sinclair di menit ke-22, sebelum disamakan Megan Rapinoe (54’).
Lagi-lagi Amerika tertinggal melalui gol-gol Sinclair pada menit ke-67 dan 73. Mereka baru mengejar ketertinggalan melalui gol kedua Rapinone menit 70’ dan gol Abby Wambach pada menit ke-80 melalui titik penalti yang membuat laga harus dilanjut dengan perpanjangan waktu.
Nah, gol penentu kemenangan Amerika sangat dramatis, karena terjadi pada menit ke-120 atau menit terakhir perpanjangan waktu. Alex Morgan menjadi penyelamat Amerika dari pertarungan di adu penalti yang penuh teka-teki.
“Tim ini selalu menunjukkan diri untuk menolak kekalahan dan mencoba untuk meraih kemenangan. Itulah yang spesial dari tim ini,” puji Sundhage.
Dia juga puas dengan performa timnya dan permainan kedua tim yang sangat menghibur. “Saya duduk di bench dan menyaksikan laga itu. Tanpa harus memedulikan siapa tim yang bermain, fantastis, sangat menghibur. Tetapi, ini bukan laga persahabatan, ini Olimpiade,” terangnya.
Berikutnya, Sundhage harus menyiapkan pasukannya untuk menghadapi rival beratnya Jepang sekaligus mengejar target meraih emas tiga edisi beruntun di Olimpiade. Sebelumnya mereka meraih emas pada dua edisi beruntun (2004 dan 2008). Total, sudah tiga emas dari sepak bola putri karena pada Olimpiade 1996 mereka juga menang.
Kalau Amerika mengejar hat-trick emas, maka Jepang baru kali pertama merasakan final. Sebelumnya, capaian terbaik mereka adalah semifinalis pada Olimpiade 2008. “Sejak itu, kami selalu memasang target memenangkan medali,” bilang Norio Sasaki, pelatih Jepang.
Kali ini, Jepang menjadi favorit utama bersama Amerika. Mereka semakin dijagokan setelah mampu menyingkirkan finalis dua edisi sebelumnya Brazil pada perempat final dengan skor cukup meyakinkan 2-0. (ham)