Amarah Warga Menurun, Desa Kembali Tenang

Rabu 08-08-2012,02:42 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KARANGWARENG - Suasana Desa Blender, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, lain dari biasanya kemarin (7/8). Jika dua hari lalu warga sangat marah atas tertembaknya Cipta Agus Tira (18) oleh oknum polisi anggota Reserse Polsek Karangsembung, Brigadir Sahidin Zainudin, namun kemarin warga menjalankan rutinitasnya dengan normal. Seperti hari-hari biasa, di Desa Blender tampak kondusif. Warga tidak lagi tegang karena peristiwa penembakan yang terjadi Minggu (5/8) dini hari tersebut. \"Semua sudah aman. Warga kelihatannya tidak lagi jengkel kepada Sahidin Zainudin. Sebab, dari kepolisian sendiri sudah serius menangani kasus ini sampai tuntas,\" tutur Satgas Desa Blender, Dede Syafrudin ketika ditemui di Balai Desa Blender kemarin. Dede mengakui, ketika peristiwa penembakan terhadap Agus terjadi, amarah warga tidak terbendung. Bahkan, ada beberapa orang yang siap-siap meluruk kantor Polsek Karangsembung dengan cara membakar, melempar dengan batu, hingga berencana membakar tersangka Sahidin. \"Kita sudah memberikan pemahaman kepada warga, bahwa proses hukumnya akan terus dipantau. Jangan sampai anarkis karena kalau bersikap anarkis, malah tidak menyelesaikan permasalahan. Justru ke depan akan terjadi masalah yang panjang jika terjadi aksi brutal oleh warga,\" ungkapnya. Dia berpesan kepada seluruh warga Desa Blender untuk tidak terprovokasi terkait isu untuk meluruk Polsek Karangsembung. \"Saya harapkan masyarakat tidak terpancing dengan isu-isu untuk bersikap anarkis. Kita harus mengormati proses hukum yang sedang berjalan. Ini bukan berarti saya berpihak kepada polisi, tapi kita itu ada di negara hukum. Jadi, kita serahkan sepenuhnya kepada aparat terkait. Toh dalam aksi unjuk rasa ke Polsek Karangsembung, sudah ada pernyataan Pak Kapolsek untuk mengusut kasus hukum Sahidin sampai tuntas dengan ditandatangani di atas materai,\" papar Dede. Agus Eka (17), rekan Agus mengaku masih saja melekat ingatannya pada kejadian penembakan pada Minggu dini hari di Desa Karangwareng. Menurutnya, kejadian tersebut tidak akan pernah dilupakan seumur hidup. \"Melihat senjata api saja saya takut. Apalagi itu ada peluru aktif. Parahnya, tembakan itu mengarah tepat di depan saya waktu itu. Saya sangat kaget sekali,\" ungkapnya yang ikut nongkrong bersama Agus beberapa jam sebelum kejadian penembakan. Sementara itu, tetangga Agus, Neneng (38) mengakui kalau kejadian tersebut tidak hanya menyakiti hati kerabat dan keluarga Agus. Tapi, juga seluruh warga Desa Blender. \"Kita semua kehilangan. Saya minta penegak hukum memberi hukuman berat kepada Sahidin itu,\" kata dia. Terpisah, Wakil Bupati Cirebon H Ason Sukasa SmHk mengatakan, sebagai pemerintah, dirinya sangat menyesali kejadian penembakan oleh oknum polisi. \"Terus terang saya sangat kaget dan terpukul. Warga saya, masyarakat saya ditembak polisi. Tapi kan mungkin polisi itu manusia, bisa saja khilaf. Semua pihak menyesalkan kejadian itu, termasuk Pak kapolresnya,\" terangnya. Politisi Partai Golkar ini mengharapkan supaya masyarakat Desa Blender tidak usah takut dan khawatir terhadap proses hukum terhadap oknum polisi Sahidin Zainudin. \"Beri kesempatan kepada pihak kepolisian untuk memberikan kepastian hukum dari peristiwa penembakan ini. Apa pun profesinya, jika salah ya harus dihukum. Termasuk juga dia (pelaku, red) itu seorang anggota polisi,\" ucapnya. Lalu bagaimana sikap Pemkab Cirebon terhadap keluarga korban, Ason mengaku akan melaporkan kepada Bupati Cirebon Drs H Dedi Supardi MM. \"Bagaimanapun si Agus (korban, red) itu masih usia 18 tahun. Dia adalah generasi muda yang masih produktif,\" ujarnya. (mid)

Tags :
Kategori :

Terkait