Kanker Payudara Tak Cuma Ancam Perempuan, di Cirebon Ada Penderita Laki-laki

Sabtu 08-10-2016,17:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Kanker dan tumor payudara tidak hanya mengancan kaum perempuan. Meski penderitanya masih didominasi kaum hawa, ternyata laki-laki juga bisa terjangkit. Kok bisa? PENYEBARAN kanker payudara di Kota Cirebon masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Minimnya kesadaran masyarakat, menyebabkan penderitanya seringkali terlambat mendapat penanganan. Untuk pendataan sendiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon belum bisa melacak penderita kanker payudara. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes, Trimulyaningsih SKM MKM mengatakan, pendataan kanker payudara ada di masing-masing rumah sakit. Laporan dari rumah sakit berbagai daerah itu tidak masuk Dinkes Kota Cirebon. Sedangkan data penderita tumor payudara ada di setiap puskesmas. Berdasarkan data tersebut, di Kota Cirebon sejak Januari-Agustus 2016 ada delapan perempuan dan seorang laki-laki penderita tumor payudara. “Sejauh ini belum ada laporan penderita tumor payudara meninggal. Mungkin kalau di rumah sakit ada. Tapi kita tidak ada datanya,” ucap Tri, kepada Radar, Jumat (7/10). Secara umum, penyebab kanker payudara tidak diketahui secara spesifik. Hanya saja, ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu. Seperti faktor usia dan riwayat kesehatan keluarga turut berperan. Juga bisa karena implant payudara dan mengkonsumsi alokohol. Untuk memastikan kesehatan payudara, akan lebih baik melakukan cek rutin kesehatan payudara. Hal ini untuk memastikan pengobatan bila masih dalam tahap awal kanker payudara. Pasalnya, bila sudah memasuki stadium empat, akan sulit dan butuh proses panjang untuk penyembuhannya. Berdasar penjelasan Pengurus Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia (PP POI), tumor dan kanker payudara ini sangat berbeda dan masyarakat kurang tersosialisasi atas perbedaan ini. Kanker lebih cepat bertumbuh dibandingkan dengan tumor. Dalam 8-200 hari, sel-sel kanker bisa membelah dengan sangat cepat. Sementara tumor jinak pertumbuhannya lebih lambat. Ketika diraba, benjolan kanker terasa padat dan keras. Sel-sel kanker bila teraba rasanya akan seperti meraba tulang. Lain dengan benjolan tumor yang bila diraba lebih lunak. Benjolan tumor pun bisa mengalami pergeseran bila ditekan, tidak seperti kanker yang kaku. Ini karena sel-sel kanker umumnya melakukan infiltrasi (penyusupan) terhadap jaringan-jaringan di sekitarnya. “Kanker payudara dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia dan golongan, wanita bahkan pria. Semakin cepat dapat mendeteksi terjadi kanker, semakin baik pula harapan kesembuhannya,” ujar  Volunteer Komunitas Peduli Kesehatan Payudara (PKP), Dita Hudayani. Karena itu, Dita mengimbau masyarakat untuk tidak segan melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Salah satunya dengan Sadari, pemeriksaan payudara sendiri.”Ini murah dan mudah, bisa dilakukan di rumah,\" katanya. Dita menjelaskan, Sadari dapat dilakukan mulai usia berapapun. Tapi sangat dianjurkan minimal satu kali dalam sebulan. Sadari dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula menstruasi. Selanjutnya, dapat dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan yang terakhir adalah pemeriksaan dengan mamografi, yaitu pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. \"Cuma dua hal, melihat dan meraba payudara. Apakah ada kelainan atau keanehan,\" katanya. Dita menjelaskan, cara untuk melakukan Sadari, pertama mengangkat kedua tangan hingga di atas kepala. Kedua, letakkan kedua tangan di pinggang. Cara ini bisa membantu mengenali payudara. Apakah ada perubahan bentuk atau payudara tidak simetris. Juga bisa melihat apakah terdapat kerutan pada payudara, kulit berubah seperti kulit jeruk. \"Kalau menemukan tanda ini sebaiknya segera periksa ke dokter,\" sarannya. Setelah itu, lanjut Dita, angkat lengan kiri ke atas kepala untuk melakukan pijatan lembut pada payudara. Pakai permukaan jari yang rata untuk mengurut payudara. Gunakan pola yang sama setiap bulannya. Meraba, menekan, atau memijat lembut payudara membantu mengetahui apakah ada benjolan atau tidak. Meski tidak semua benjolan adalah kanker, tetap saja, perlu segera periksakan ke dokter untuk mendiagnosa dan mendapatkan penangangan yang lebih tepat. Sadari bisa dilakukan dengan tiga gerakan pijatan. Pertama, gerakan arah berputar dengan menyentuh seluruh bagian payudara. Raba payudara dengan gerakan memutar seperti mengelilingi area puting. Gerakan kedua, lakukan Sadari secara sistematis, dengan arah naik dan turun. Pastikan seluruh bagian payudara tersentuh, baik bagian pinggir dan tengahnya. Ketiga, lakukan Sadari dengan gerakan arah keluar dan masuk di setiap bagian payudara. \"Periksa juga puting dengan menekannya lembut. Apakah ada cairan yang keluar atau tidak.  Kalau lunak, mengeluarkan darah atau cairan, ini pertanda agar segera memeriksakan diri ke dokter. Selain itu ada juga tanda lain seperti puting bersisik, memerah dan bengkak,\" terangnya. Sadari juga bisa dilakukan dengan berbaring. Caranya, periksa daerah antara payudara dan ketiak, serta daerah antara payudara dan tulang dada, sambil berbaring. Ulangi semua langkah gerakan meraba, memijat, dan menekan lembut untuk payudara sebelah kanan. \"Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk melakukan Sadari. Jadi, lakukan secara rutin setiap bulan,” katanya. Untuk yang sudah monopouse bisa pilih tanggal ulang tahun setiap bulannya sebagai pengingat. Kalau menemukan adanya benjolan permanen, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter, demi penanganan lebih dini dan lebih tepat untuk mencegah kanker payudara. Perlu diketahui, Komunitas PKP adalah komunitas sosial yang terus mengkampanyekan tentang penyakit dan kesehatan payudara. Beragam komunitas dari kalangan apapun dirangkul. \"Kader-kader atau komunitas apa saja kami siap memberikan sosialisasi terkait kesehatan payudara. Free kok, tidak perlu biaya apapun,\" katanya. (ysf/mik) Kanker dan tumor payudara tidak hanya mengancan kaum perempuan. Meski penderitanya masih didominasi kaum hawa, ternyata laki-laki juga bisa terjangkit. Kok bisa? PENYEBARAN kanker payudara di Kota Cirebon masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Minimnya kesadaran masyarakat, menyebabkan penderitanya seringkali terlambat mendapat penanganan. Untuk pendataan sendiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon belum bisa melacak penderita kanker payudara. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes, Trimulyaningsih SKM MKM mengatakan, pendataan kanker payudara ada di masing-masing rumah sakit. Laporan dari rumah sakit berbagai daerah itu tidak masuk Dinkes Kota Cirebon. Sedangkan data penderita tumor payudara ada di setiap puskesmas. Berdasarkan data tersebut, di Kota Cirebon sejak Januari-Agustus 2016 ada delapan perempuan dan seorang laki-laki penderita tumor payudara. “Sejauh ini belum ada laporan penderita tumor payudara meninggal. Mungkin kalau di rumah sakit ada. Tapi kita tidak ada datanya,” ucap Tri, kepada Radar, Jumat (7/10). Secara umum, penyebab kanker payudara tidak diketahui secara spesifik. Hanya saja, ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu. Seperti faktor usia dan riwayat kesehatan keluarga turut berperan. Juga bisa karena implant payudara dan mengkonsumsi alokohol. Untuk memastikan kesehatan payudara, akan lebih baik melakukan cek rutin kesehatan payudara. Hal ini untuk memastikan pengobatan bila masih dalam tahap awal kanker payudara. Pasalnya, bila sudah memasuki stadium empat, akan sulit dan butuh proses panjang untuk penyembuhannya. Berdasar penjelasan Pengurus Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia (PP POI), tumor dan kanker payudara ini sangat berbeda dan masyarakat kurang tersosialisasi atas perbedaan ini. Kanker lebih cepat bertumbuh dibandingkan dengan tumor. Dalam 8-200 hari, sel-sel kanker bisa membelah dengan sangat cepat. Sementara tumor jinak pertumbuhannya lebih lambat. Ketika diraba, benjolan kanker terasa padat dan keras. Sel-sel kanker bila teraba rasanya akan seperti meraba tulang. Lain dengan benjolan tumor yang bila diraba lebih lunak. Benjolan tumor pun bisa mengalami pergeseran bila ditekan, tidak seperti kanker yang kaku. Ini karena sel-sel kanker umumnya melakukan infiltrasi (penyusupan) terhadap jaringan-jaringan di sekitarnya. “Kanker payudara dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia dan golongan, wanita bahkan pria. Semakin cepat dapat mendeteksi terjadi kanker, semakin baik pula harapan kesembuhannya,” ujar  Volunteer Komunitas Peduli Kesehatan Payudara (PKP), Dita Hudayani. Karena itu, Dita mengimbau masyarakat untuk tidak segan melakukan pemeriksaan sedini mungkin. Salah satunya dengan Sadari, pemeriksaan payudara sendiri.”Ini murah dan mudah, bisa dilakukan di rumah,\" katanya. Dita menjelaskan, Sadari dapat dilakukan mulai usia berapapun. Tapi sangat dianjurkan minimal satu kali dalam sebulan. Sadari dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula menstruasi. Selanjutnya, dapat dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan dan yang terakhir adalah pemeriksaan dengan mamografi, yaitu pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. \"Cuma dua hal, melihat dan meraba payudara. Apakah ada kelainan atau keanehan,\" katanya. Dita menjelaskan, cara untuk melakukan Sadari, pertama mengangkat kedua tangan hingga di atas kepala. Kedua, letakkan kedua tangan di pinggang. Cara ini bisa membantu mengenali payudara. Apakah ada perubahan bentuk atau payudara tidak simetris. Juga bisa melihat apakah terdapat kerutan pada payudara, kulit berubah seperti kulit jeruk. \"Kalau menemukan tanda ini sebaiknya segera periksa ke dokter,\" sarannya. Setelah itu, lanjut Dita, angkat lengan kiri ke atas kepala untuk melakukan pijatan lembut pada payudara. Pakai permukaan jari yang rata untuk mengurut payudara. Gunakan pola yang sama setiap bulannya. Meraba, menekan, atau memijat lembut payudara membantu mengetahui apakah ada benjolan atau tidak. Meski tidak semua benjolan adalah kanker, tetap saja, perlu segera periksakan ke dokter untuk mendiagnosa dan mendapatkan penangangan yang lebih tepat. Sadari bisa dilakukan dengan tiga gerakan pijatan. Pertama, gerakan arah berputar dengan menyentuh seluruh bagian payudara. Raba payudara dengan gerakan memutar seperti mengelilingi area puting. Gerakan kedua, lakukan Sadari secara sistematis, dengan arah naik dan turun. Pastikan seluruh bagian payudara tersentuh, baik bagian pinggir dan tengahnya. Ketiga, lakukan Sadari dengan gerakan arah keluar dan masuk di setiap bagian payudara. \"Periksa juga puting dengan menekannya lembut. Apakah ada cairan yang keluar atau tidak.  Kalau lunak, mengeluarkan darah atau cairan, ini pertanda agar segera memeriksakan diri ke dokter. Selain itu ada juga tanda lain seperti puting bersisik, memerah dan bengkak,\" terangnya. Sadari juga bisa dilakukan dengan berbaring. Caranya, periksa daerah antara payudara dan ketiak, serta daerah antara payudara dan tulang dada, sambil berbaring. Ulangi semua langkah gerakan meraba, memijat, dan menekan lembut untuk payudara sebelah kanan. \"Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk melakukan Sadari. Jadi, lakukan secara rutin setiap bulan,” katanya. Untuk yang sudah monopouse bisa pilih tanggal ulang tahun setiap bulannya sebagai pengingat. Kalau menemukan adanya benjolan permanen, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter, demi penanganan lebih dini dan lebih tepat untuk mencegah kanker payudara. Perlu diketahui, Komunitas PKP adalah komunitas sosial yang terus mengkampanyekan tentang penyakit dan kesehatan payudara. Beragam komunitas dari kalangan apapun dirangkul. \"Kader-kader atau komunitas apa saja kami siap memberikan sosialisasi terkait kesehatan payudara. Free kok, tidak perlu biaya apapun,\" katanya. (ysf/mik)

Tags :
Kategori :

Terkait