Truk Berat Ini Penyebab Jalan Leuwimunding-Palasah Rusak Parah

Minggu 09-10-2016,04:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka diminta mengkaji ulang rekayasa lalu lintas, terkait banyaknya armada bertonase tinggi yang melintasi jalur Leuwimunding sampai Palasah. Pasalnya puluhan armada bermuatan lebih itu berkontribusi merusak jalan di jalur tersebut setiap tahun, khususnya saat pengalihan arus lalu lintas setiap hari pasaran di Prapatan. Anggota komisi II DPRD, M Hanurajasa Tatang Riana menyoroti anggaran yang dikeluarkan pemkab dari usulan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) untuk perbaikan maupun perawatan jalur alternatif tersebut. Semestinya pemkab lebih jeli terhadap dampak anggaran akibat kerusakan jalan yang disebabkan rekayasa lalu lintas itu. “Kalau pemda lebih selektif terkait penganggaran tersebut, bisa diantisipasi dengan perbaikan secara menyeluruh jalan dan pasar Prapatan. Terlalu sering dianggarkan untuk perbaikan jalan itu,” tegasnya, Sabtu (8/10). Tatang juga menyoroti tentang pembangunan kios baru di depan pasar Prapatan. Padahal menurutnya jauh lebih baik berada di belakang karena beberapa bulan ini mengakibatkan kemacetan panjang. Sehingga rekayasa lalu lintas mengorbankan ruas jalan alternatif. Dilihat dari sisi pendapatan, pasar Pemda hanya mampu memberikan kontribusi pendapatan sekitar Rp1,8 miliar. Padahal ditargetkan Rp2 miliar dari empat pasar Pemda yaitu Prapatan, Cigasong, Kadipaten, dan Talaga. Sedangkan perbaikan maupun perawatan jalur alternatif nyaris setiap tahun selalu dianggarkan. Untuk efisiensi anggaran, pemda diminta selektif terutama mampu mengkaji ulang rekayasa lalu lintas saat terjadi pasar tumpah. “Bisa mengacu kepada pendapatan retribusi pasar Pemda itu dengan kondisi perbaikan serta perawatan jalan alternatif tersebut,” ujarnya. Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Dedi Rahmadi MM mengatakan, ruas jalur alternatif Leuwimunding-Palasah via Desa Enggalwangi dan Buniwangi sudah menjadi bagian dari agenda rutinitas perbaikan. Tidak tanggung-tanggung biaya yang dianggarkan untuk perbaikan jalur yang dijadikan sebagai akses lalu lintas setiap hari pasaran di pasar tradisional Prapatan itu mencapai miliaran. Namun sayangnya kucuran anggaran untuk rehabilitasi jalur alternatif Leuwimunding-Palasah belum bisa diminimalisasi, seiring jalan tersebut masih terus dimanfaatkan sebagai akses alternatif bagi pembuangan arus lalu lintas di kawasan tersebut. “Bisa saja anggaran ditekan kalau setiap dua hari dalam satu pekan tidak dilalui armada bertonase tinggi, sebagai jalan alternatif untuk mengurai kemacetan saat pasar tumpah,” ulasnya. Pemda menganggarkan dana besar untuk perbaikan jalan tersebut, karena jalur alternatif sering rusak akibat sering dilalui armada bertonase sangat tinggi. “Kapasitas kekuatan jalan kabupaten yang hanya 8 ton jelas tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan berat yang melintasi kawasan itu,” pungkasnya. (ono)    

Tags :
Kategori :

Terkait