Mensos Bantu Pulangkan Pengikut Dimas Kanjeng Asal Cirebon-Indramayu

Senin 10-10-2016,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Nasib para mantan dan pengikut padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi turut jadi perhatian pemerintah pusat. Melalui Kementerian Sosial (Kemensos), pemerintah menyiapkan bantuan pemulangan bagi yang memutuskan kembali ke kampong halaman. Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pihaknya mensupport angkutan darat bagi yang bermukim di Pulau Jawa dan kapal laut bagi luar Jawa. Saat ini, dua tim Kemensos bekerja sama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo dan Provinsi Jawa Timur sedang mendata mereka secara keseluruhan, baik yang ingin pulang maupun yang masih ingin bertahan. “Jika lokasi pulang kampung di Pulau Jawa (termasuk Cirebon dan Indramayu, red) diantar melalui jalur darat menggunakan Bus Damri. Sedangkan bagi yang di luar Pulau Jawa akan diangkut menggunakan Kapal Pelni,” tuturnya, kemarin. Kedua perusahan pelat merah tersebut, lanjut dia, sudah menjalin kerjasama dengan Kemensos, terutama untuk penanganan berbagai masalah bencana sosial. Salah satunya, pemulangan korban Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB) dari negara tempat bekerja. Tak hanya itu, para mantan dan pengikut padepokan Dimas Kanjeng yang berada di lokasi pengungsian akan mendapat bantuan sosial, berupa jaminan hidup (jadup). Bantuan ini diberikan sebesar Rp900 ribu per orang. “Jadup diberikan hanya sekali per orang,” ungkap Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Universitas Airlangga itu. Khofifah menjelaskan, pemberian seluruh bantuan tersebut memang menjadi keharusan untuk penanganan bencana, baik itu bencana alam maupun sosial. Ada Standard Operational Procedure (SOP) yang menjabarkan tentang apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Sehingga, personel langsung bergerak dengan cepat di lapangan. “Sesuai dengan SOP dan tusi (tugas dan fungsi, red), Kemensos ingin memastikan kebutuhan permakanan atau logistik mereka bisa tercukupi. Untuk hal lainnya merupakan keweangan dari pemda,” ujar mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan tahun 1999-2001 tersebut. Selain masalah logistik, kondisi psikologis para mantan dan pengikut padepokan juga jadi konsen pemerintah. Kemensos telah menerjunkan tim trauma healing dan konseling di lokasi pengungsiaan. menurutnya, para pengikut padepokan membutuhkan bantuan untuk pemulihan pasca kejadian yang dialami. Mereka membutuhkan pemulihan secara psiko-sosial. Seperti diketahui, para pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang masih setia bertahan di tenda-tenda di sekitar padepokan di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, Jawa Timur, itu ternyata ada yang berasal warga dari Indramyu dan Kota/Kabupaten Cirebon, serta Kuningan. Sebuah broadcast yang menyebar ke beberapa grup WhatsApp menyebutkan ada 75 pengikut Kanjeng yang berasal dari Jawa Barat. Dari angka, dari Subang cukup banyak, yakni 21 orang. Untuk wilayah III Cirebon, berasal dari Indramayu 13 orang, Kota Cirebon 2 orang, Kabupaten Cirebon 7 orang, dan Kabupaten Kuningan 1 orang. Hanya Majalengka yang tidak ada dalam list nama-nama pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan tersebut. Kuwu Desa Tegalgubug Lor, Suyitno, membenarkan ada beberapa warganya yang masih berada di Probolinggo. Namun demikian, dia tidak tahu persis sejak kapan warganya berada di padepokan. Pria 60 tahun tersebut mengatakan tidak ada warganya yang secara terang-terangan mengaku menjadi pengikut Kanjeng.  (mia/dri)

Tags :
Kategori :

Terkait