Trotoar Bukan Lagi Hak Pejalan Kaki

Kamis 20-10-2016,12:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KESAMBI - Banyaknya bangunan liar ataupun Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di trotoar dikeluhkan masyarakat. Warga Kelurahan Karya Mulya, Kecamatan Kesambi, Diani Surestiana SPd meminta pemerintah kota untuk memberi perhatian terhadap trotoar yang dikuasai PKL. Dia mencontohkan trotoar di depan Kampus II dan III Unswagati yang tidak bisa digunakan pejalan kaki. Bahkan, di badan jalan digunakan untuk parkir kendaraa. “Kita kalau jalan di situ ya di tengah jalan. Trotoar dipakai PKL, jalannya dipakai parkir,” tutur Diani, kepada Radar, Kamis (20/10). Disebutkannya, di beberapa ruas jalan pejalan kaki benar-benar kehilangan hak nya. Tidak hanya itu, estetika lingkungan juga terganggu karena keberadaan PKL. \"Memang perlu ditata ya, kalau dibiarkan terus ya selamanya seperti itu,” katanya. Mahasiswa semester III Unswagati Cirebon, Royani juga menginginkan agar trotoar di sekitar kampus dapat digunakan pejalan kaki. Kondisi yang terjadi selama ini, pejalan kaki kalah dengan PKL. Padahal, trotoar peruntukan utamanya ialah pejalan kaki, bukan untuk pedagang. \"Sudah sempit, dipakai dagang. Ya repot kalau mau jalan,” tuturnya. Hal senada juga diungkapkan, Fadjar Noegraha Pratama. Fajar heran dengan tidak adanya tindakan dari pemerintah kota khususnya Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Padahal, beberapa kawasan seperti di Jl Perjuangan sampai ke Majasem, kerap terjadi kemacetan karena badan jalan menyempit. “Kampusnya nggak punya parkiran, mahasiswanya parkir di jalan. Trotoarnya dipakai dagang, coba itu semrawut sekali,” tegasnya. (via)

Tags :
Kategori :

Terkait