Liga Champions, Panggungnya Kiper Super

Kamis 20-10-2016,16:38 WIB
Reporter : Harry Hidayat
Editor : Harry Hidayat

LYON – Tidak terhitung banyaknya Gianluigi Buffon harus tebal telinga sepanjang pekan kemarin. Sebab, dia melakukan dua blunder yang nyaris membuat timnya berada di ujung tanduk. Masing-masing terjadi kualifikasi Piala Dunia dan saat menang 2-1 kontra Udinese (16/10). Banyak yang mengritik dan mengatakan bahwa karir Il Capitano Juventus dan Italia itu telah berada di batas senja. Namun, Buffon dengan enteng menanggapinya. Dengan berkelakar, sebelum pertandingan kontra Olympique Lyon Buffon mengatakan bahwa banyak orang telah merencakan ”pemakaman” baginya. ”Pensiun? Suatu saat aku akan menerimanya. Namun, saat ini, yang ada di pikiranku adalah aku ingin membuktikan mereka salah (kritikan),” tegas Buffon seperti dikutip Tiki Taka. Dan, dinihari kemarin (19/10), portiere yang berjuluk Superman, karena berselebrasi dengan t-shirt dan fisiknya yang sangat sempurna, itu sukses membungkam orang-orang yang nyinyir kepadanya. Dia mengantarkan Juventus menang tipis 1-0 dari Lyon. Sebiji gol Si Nyonya Tua, sebutan Juve, dicetak oleh Juan Cuadrado pada menit ke-78. Hasil ini tidak hanya semakin mengukuhkan Juve di pemuncak klasemen Grup H dengan mengemas tujuh poin. Klub dari Region Piedmont tersebut sukses melewati tiga laga dengan celan sheet. Keberhasilan ini mengulangi pencapaian mereka di musim 2004/2005 silam. Bedanya, saat itu Juve memungkasi tiga pertandingan pertama dengan rekor 100 persen kemenangan dan mencetak tiga gol. ”Aku sudah berulang kali berkata, bahwa aku tidak perlu mendengarkan orang-orang yang sama sekali tidak menunjukkan rasa hormat,” tutur Buffon kepada Mediaset Premium. ”Aku sudah kenyang dengan berbagai pendapat tolol mereka,” lanjutnya. Selama 1,5 jam, Buffon melakukan empat kali penyelamatan dan memenangkan satu perebutan bola. Namun, penyelamatan yang paling kentara adalah saat menggagalkan eksekusi penalti Andre Lacazette di menit 35, tendangan Nabil Fekir dari luar kotak penalti (50’), dan heading Corentin Tolisso  21 menit kemudian. Pujian pun deras mengalir bak air bah kepada eks kiper Parma tersebut. Mantan penjaga gawang Lazio era 1989-1998, Fernando Orsi, berkata bahwa penampilan Buffon masih terlihat seperti berusia 17 tahun. ”Jangan pernah mengatakan orang yang sudah berada di level berbeda seperti Buffon,” puji Orsi dilansir dari Football Italia. ”Buffon memang sudah tidak cepat lagi. Namun, dia masih memiliki kemampuan luar biasa,” lanjutnya. Tidak hanya Orsi, lawan pun angkat topi kepada kiper yang telah mengemas 590 penampilan bagi Bianconeri, sebutan lain Juve, di semua ajang. Seperti yang diutarakan oleh Presiden Les Gones, julukan Lyon, Jean-Michel Aulas. ”Dia bermain dengan begitu megah. Sangat kolosal,” cetus Aulas kepada Football Italia. Pun demikian dengan entraineur Bruno Genesio dan kapten-gelandang Lyon, Maxime Gonalons. ”Buffon mengubah jalannya pertandingan,” ulas Genesio. ”Dia pantas untuk dikenang,” lanjut Gonalons kepada beIN Sport. Tidak hanya Buffon, penampilan epik lain ditunjukkan oleh kapten Tottenham Hotspur, Hugo Lloris. Enam penyelamatan menjadi catatannya saat membawa pulang satu angka dengan bermain 0-0 kontra Bayer Leverkusen. Momen yang paling sempurna dari Lloris adalah menahan tendangan Javier ”Chicharito” Hernandez. Save itu sempat menjadi perdebatan karena bola dianggap telah melewati garis gawang. Namun, dalam tayangan ulang, terlihat hanya 70 persen bagian bola yang sudah masuk kedalam gawang. ”Aku pikir aku sedikit beruntung saat itu,” kata Lloris kepada Daily Mail. ”Ini adalah momen kunci kami bisa mengendalikan laga ini,” lanjut kiper yang sudah kebobolan lima gol tersebut. (apu)

Tags :
Kategori :

Terkait