PSK Muda “Mangkal” di Medsos, Yang Tua Nunggu di Pasar Langlangbuana

Kamis 20-10-2016,23:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN- Sebagi kota wisata Kuningan tidak bisa dipisahkan dengan dunia malam. Jumlah PSK di Kuningan saat ini tidak ada data pasti, namun diduga terus meningkat. Dari informasi yang Radar Kuningan himpun, Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kuningan saat ini tidak banyak yang mangkal di jalanan. Namun, kini mereka menggunakan media sosial untuk menjajakan dirinya kepada pengguna dunia maya. Praktek ini sudah sejak lama mereka lakukan. “Sejak ada program HIV/AIDS, PSK yang mangkal di jalanan sudah tidak ada. Terkecuali di Pasar Langlangbuana, itu juga para PSK-nya mayoritas berusia sudah tua,” ucap Penggiat Masalah Sosial Adang Sumbada kepada Radar Kuningan, Kamis (20/10). Berpindahnya cara penawaran yang mereka lakukan tidak terlepas dari pendidikan mereka yang meningkat. Selain itu juga karena faktor pengalaman. Teknologi ikut mempengaruhi mereka. Tentu berbeda dengan para PSK yang sudah tua. Dalam melancarkan bisnisnya pun mereka terkadang di kosan, hotel atau pun keluar kota. Mengenai data jumlah PSK, hingga saat ini pihaknya kesulitan melakukan pendataan karena saat ini mereka menjajakan melalui medsos. Selain faktor itu, sambung Adang, saat ini tidak ada LSM yang fokus kependataan PSK karena fokus ke masalah HIV dan AIDS. “Jangan salah, yang disebut PSK itu adalah mereka yang menjual tubuhnya, baik masih gadis, ibu rumah tangga, atapun janda. Ketika mereka melakukan hubungan seks dan dibayar itulah yang namanya PSK. Meski terkadang tidak mau disebut menjual diri dengan alasan unsur suka sama suka,” jelas dia. Ia mengaku prihatin dengan maraknya medos ini seolah kenakalan itu menjadi gaya hidup. Maka tidak heran banyak yang berkenalan di medsos berahkir di atas kasur dan mereka itu anggap biasa. Selaku penggiat HIV/AIDS, kata Adang, dengan tidak kontrolnya para PSK, maka dikhawatirkan semakin banyak PSK yang terkena HIV/AIDS. Untuk memantau mereka melalui medsos, maka pihak kepolsian harus turun tangan dalam menurunkan tim cyber crime. “Mangkal di Medsos itu mudah, ketika ada yang butuh langsung janjian dan menentukan tarif. Dan mereka pun menilai lebih aman karena tidak akan diketahui oleh yang lain. Terlebih kalau kencan di luar kota,” ungkapnya. Mengenai tarif PSK di Kuningan, Adang menuturkan, mulai dari Rp15 ribu hingga belasan juta. Mulai dari ABG hingga ibu-ibu yang sudah tua. “Khsusus bagi PSK yang masih mangkal, perlu ada ketegasan dari pemkab,” pungkasnya. (mus)  

Tags :
Kategori :

Terkait