Siswa SMK Perbankan Taufiq Mubarok Belajar di Masjid

Jumat 21-10-2016,17:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KUNINGAN - Prihatin, kalimat yang tepat menggambarkan kegiatan belajar mengajar di SMK SMK Taufiq Mubarok di Desa Sidaraja Kecamatan Ciawaigebang. Betapa tidak akibat kekurangan kelas siswa belajar di dalam masjid. Dengan beralaskan karpet sajadah para siswa kelas XI setiap hari belajar di masjid sambil “ngampar”. Meski tidak nyaman namun mereka terpaksa melakukan hal ini. \"Terutama saat hujan datang, kami harus berkumpul di pojokkan agar tidak kecipratan air hujan. Tapi saat panas, angin sepoy-sepoy membuat kami mengantuk,\" ujar Sinta salah satu siswa kelas XI kepada radarcirebon.com, Jumat (21/10) Pihak yayasan tidak bisa berbuat banyak karena lahan yanga saat ini ditempati seluas 2.300 meter persegi hanya ada tiga bangunan. Bangunan yang mulanya berfungsi sebagai Islamic center pun terpaksa disekat untuk ruang belajar siswa kelas X dan XII. Sedangkan ruang guru terpaksa memanfaatkan bangunan WC yang disulap menjadi ruang kantor. kondisi terpaksa dilakukan Pihak Yayasan Cradenta Mubarok selaku pengelola karena alasan keterbatasan dana. Sedangkan terhadap seluruh siswa di sekolah tersebut, pihak yayasan tidak melakukan pungutan biaya alias gratis. \"Kami hanya mengandalkan dana BOS. Sedangkan para siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu mendapat bantuan dari pemerintah berupa BSM (Bantuan Siswa Miskin). Yang penting ada semangat dari para siswa untuk mau sekolah,\" ujar Kepala SMK Perbankan Taufik Mubaroq, Muhamad Nur Shiddiq. Dikatakan Shiddiq, sebelumnya keberadaan sekolah ini menyewa di salah satu bangunan di Desa Cihaur. Namun dengan biaya sewa terus naik dari Rp1 juta per tahun menjaid Rp5 juta, pihak yayasan memilih tidak melanjutkan. Beruntung ada seorang dermawan asal Jakarta yang memberikan tanah wakaf di lokassi tersebut yang tak disia-siakan hingga akhirnya kegiatan belajar mengajar sekolah tersebut bisa kembali berjalan meski dengan kondisi serba darurat. “Kami sudah menghasilkan tiga kali lulusan yang 80% di antaranya telah terserap di dunia kerja. Saat ini jumlah siswa ada 80 orang dengan jumlah guru sebanyak 13 orang,\" tambah Ketua Yayasan Cradenta Mubarok Nana Mulyana Latief. Selama ini, lanjut nana, pihaknya banyak mendapat bantuan dari pusat dan para donatur. Pihak yayasan telah berkomitmen menjalankan sekolah  SMK Taufik Mubarok dengan tujuan ingin membantu warga kurang mampu dan memfasilitasi anak yang mempunyai semangat untuk sekolah. \"Alhamdulillah SMK Perbankan Taufik Mubarok meski kondisinya seperti ini adalah sekolah kejuruan perbankan yang pertama di Jawa Barat termasuk di Kuningan. Bahkan sudah diakui dan terakreditasi B dengan nomor registrasi 02.00/313/BAP-SM/SK.XI/2014,\" papar Nana. Namun demikian, pihaknya mengharapkan kondisi ini menjadi perhatian dari Pemkab Kuningan termasuk para derwaman yang peduli terhadap dunia pendidikan untuk turut berpartisipasi mengembangkan SMK Perbankan Taufik Mubarok. Dia opitimistis, keberadaan sekolah tersebut dapat memberikan kontribusi dalam mengangkat derajat generasi muda Kuningan yang kurang beruntung karena kendala ekonomi untuk nantinya bisa berkarya dan berdaya guna. (mus/taufik)

Tags :
Kategori :

Terkait