Titik kemacetan di Kota Cirebon terus bertambah. Tak hanya dipusat kota, kemacetan juga terjadi di pusat keramaian dan kawasan permukiman. Kemacetan seolah menjadi sahabat di jam sibuk. DARI pantauan Radar Cirebon, kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas jalan memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda. Di Jl Wahidin misalnya, kemacetan disebabkan angkutan kota yang memenuhi badan jalan untuk menaikkan penumpang. Ruang badan jalan yang efektif digunakan untuk lalu lintas kendaraan, semakin berkurang karena banyaknya kendaraan roda empat dan dua yang keluar masuk sekolah. Belum lagi kendaraan yang menjemput siswa. Kondisi nyaris serupa juga terlihat di Jl RA Kartini (depan SDN Kartini), Jl Kebon Baru (depan SDN Kebonbaru), Jl Pemuda (depan SMA Veteran), Jl Dr Cipto Mangunkusumo (depan SMAN 2), Jl Siliwangi (depan SMPN 1) dan Jl Perjuangan (depan SMAN 7). Khusus di Jl Perjuangan, kemacetan disebabkan angkot yang nyaris tak menyisakan ruang untuk kendaraan lain melintas. Kerap ditemui angkot berjejer di ruas kiri arah Jl By Pass untuk menunggu penumpag dari SMKN 1, sedangkan di lajur kanan angkot juga berhenti untuk menunggu penumpang dari SMAN 7. Sore harinya, giliran simpang tiga Jl Perjuangan dan Jl Terusan Bima yang kerap macet parah. Kepadatan di jam pulang kerja ini diperparah dengan parkir kendaraan dari kampus, pedagang kaki lima dan minimarket yang berada di persimpangan tersebut. Kendati demikian, sejumlah sekolah mengaku sudah berupaya melakukan antisipasi. Kepala SMPN 5 Cirebon, Hj Kanti Rahayu SPd MM mengatakan, pihaknya sudah membagi akses keluar masuk siswa dan guru saat melewati gerbang sekolah. Untuk kendaraan baik roda dua dan roda empat masuk dan keluar lewat gerbang selatan. Untuk siswa atau guru yang jalan kaki masuk dan keluarnya lewat gerbang utara. Tak hanya itu, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, saat jam pulang sekolah, SMPN 5 Cirebon mengimbau untuk para guru agar keluar setelah seluruh siswa pulang. \"Gantian, kalau semua siswa sudah pulang, baru guru-guru keluar. Supaya tidak macet,\" katanya. Diakui Kanti, Jl Wahidin memang kerap macet di jam-jam tertentu. Apalagi, pada jam masuk dan pulang sekolah. \"Ada tiga sekolah ya, otomatis macet kalau jam-jam berangkat dan pulang. Kalau hujan makin macet, karena banyak siswa yang diantar jemput kendaraan roda empat,\" tuturnya. Di luar kawasan pendidikan, kemacetan terjadi di akses keluar kawasan perumahan. Contohnya persimpangan di Jl Terusan Ciremai Raya. Kawasan ini menjadi titik temu lalu lintas dari arah Lobunta, Jl Ciremai Raya, Permata Harjamukti dan Kalijaga Permai. Nyaris setiap pagi, kawasan ini mengalami kepadatan tanpa ada pengatur lalu lintas. Kepala Bidang Perhubungan Darat Dishubinkom Kota Cirebon Syaroni ATD MT mengatakan, kemacetan ini merupakan konsekuensi perkembangan kota. Saat ini, intensitas kendaraan yang melintas mengalami peningkatan. Hal ini, menjadi salah satu persoalan dalam kelancaran arus lalu lintas. “Jalannya tidak bertambah lebar, kendaraan semakin banyak, otomatis numpuk. Ditambah kesadaran lalu lintasnya juga kurang,” katanya. Kemacetan ini, ujarnya, hanya dapat diuraikan dengan beberapa solusi. Diantaranya, menerapkan sistem dua arus atau satu arus. Bisa pula dengan sistem buka tutup. Namun, hal demikian perlu dikomunikasikan dengan Polres Cirebon Kota. “Kalau bicara titik kemacetan di Kota Cirebon, ya banyak. Kawasan perdagangan juga macet seperti Jalan Pekiringan dan Jalan Pekalipan,” ucapnya. Dishubinkom sebenarnya sudah berupaya mengurai kemacetan, misalnya membuat marka jalan dan mengatur waktu traffic light. Tetapi semuanya kembali pada kesadaran berkendara dan mentaati lalu lintas. “Ini belum tumbuh dengan baik di Kota Cirebon, masalahnya juga ada di parkir di badan jalan. Ini kita usahakan untuk ditertibkan terus,” tandasnya. Sementara, Kapolres Cirebon Kota AKBP Indra Jafar SIK Msi melalui Kasat Lantas AKP H Rahayu Mustikaningsih SH juga mengaku sudah menjalankan beberapa metode untuk mengurai kepadatan, terutama di jam masuk dan pulang sekolah. Pada waktu tersebut, pihaknya menyiagakkan anggota di titik-titik sekolah yang sudah terpetakan sebelumnya. Pengaturan secara manual menjadi pilihan, karena merupakan salah satu cara paling jitu untuk mencairkan kepadatan yang terjadi. “Kita kan sudah punya maping-nya, sudah ada titik-titik rawan padat seperti Jl Veteran di depan SD Kebon Baru, di Jl Siliwangi depan SMP 1 Kota Cirebon, di Jl Wahidin depan SMA 1 kota Cirebon dan Jl Cipto di depan SMA 2 Kota Cirebon, itu yang jadi fokus kita,” katanya. Langkah lainnya menurut Rahayu, berkoordinasi dengan sekolah untuk mengatur jam pulang. Ini sudah diterapkan di beberapa sekolah. Langkah ini efektif mengurangi beban jalan akibat menumpuknya kendaraan. “Ada jadwalnya, SD Kebon Baru bubarannya dua kali, SMP 1 yang bubarannya juga dua kali. Ini juga membantu agar tidak terjadi kepadatan,” imbuhnya. Selain itu sudah merupakan protap bahwa setiap anggota lalu lintas wajiba digelar di lapangan dan ditempatkan dititik rawan kepadatan ataupun kemacetan sebelum kembali ke kantor melakukan pelayanan kepada masyarakat. “Semua fungsi kita turunkan ke jalan, dari fungsi pelayanan seperti SIM , Samsat, Unit Laka Lantas dan lain-lainnya, kan untuk pelayanan di kantor baru mulai pukul 08.00,” tuturnya. Selain itu juga, Rahayu berharap masyarakat juga berperan aktif dalam menjaga ketertiban berlalu lintas dan mengutamakan keselamatan dalam berkendara. Tak lupa I ajuga mewanti-wanti agar para orangtua tidak memberikan kendaraan bermotor kepada anaknya baik it upelajar SMA atau SMP untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (mik/ysf/dri)
Titik Macet di Kota Cirebon Terus Bertambah
Kamis 27-10-2016,12:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :