Onthelis Napak Tilas Jalur Anyer-Panarukan

Selasa 01-11-2016,20:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

INDRAMAYU – Menyambut Hari Pahlawan 10 November 2016, puluhan onthelis yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Sidoarjo, Jawa Timur, melakukan Ekspedisi Napak Tilas Ngonthel Anyer Panarukan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenang jasa rakyat Indonesia dalam pembuatan jalan Daendels. Mengusung tema Ekspedisi Napak Tilas Ngonthel Anyer-Panarukan, mereka akan menempuh jarak sepanjang 1.150 kilometer.Para onthelis bertolak dari Anyer pada 28 Oktober lalu tiba di titik nol kilometer Kabupaten Indramayu, Senin (31/11). Rombongan menginap semalam di kediaman H Satori (Kosti Indramayu), sebelum menikmati wisata dan tempat bersejarah yang ada di Kota Mangga. Ketua Kosti Sidoarjo, Ari Bayashi menjelaskan, ekspedisi yang dijadwalkan mulai 28 Oktober dan selesai pada 10 November tersebut diikuti tim ini sebanyak 20 onthelis dan 7 onthelis delegasi. \"Kami berangkat di Hari Sumpah Pemuda, dan sampai di tujuan tepat di Hari Pahlawan,\" jelasnya. Indramayu merupakan etape ke-3 dengan jarak tempuh seluruhnya mencapai 1.150 kilometer. Ruas jalan yang dilalui tersebut merupakan jalur di pantai utara (pantura) Jawa dan memiliki sejarah penting bagi bangsa Indonesia. Yakni dibangun pada era Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels yang ke-36. Daendels memerintah antara tahun 1808–1811. Dikatakan, jalur pantura adalah proyek ambisius Daendels yang menelan ribuan korban. Salah satu peninggalan penjajah Belanda yang masih bisa dirasakan hingga saat ini. Pembangunan jalan pantura adalah proyek monumental Daendels, namun harus dibayar mahal dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia, karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan atau kerja rodi. Ribuan penduduk Indonesia meninggal dalam kerja paksa. \"Makanya kami menggagas untuk melakukan ekspedisi di jalur ambisius Daendels. Setidaknya mengenang jasa para pahlawan yang gugur pada jaman penjajahan,\" ungkapnya. Sementara Pengurus Kosti Indramayu, H Satori Thomas mengatakan, dengan adanya ekspedisi tersebut diharapkan tidak hanya memperlihatkan sepeda-sepeda tua kepada masyarakat di sepanjang jalan yang dilalui, namun lebih pada persatuan dan kesatuan. Karena menurutnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. \"Dengan kegiatan ini kita dapat bersilaturahmi. Berbeda untuk bersatu,\" tandasnya.(oet)  

Tags :
Kategori :

Terkait