Tanggul Cimanuk di Kadipaten Rawan Jebol

Jumat 04-11-2016,18:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA – Sebagai sungai besar yang memiliki daerah aliran sungai (DAS) cukup panjang, sungai Cimanuk yang melintasi wilayah Kabupaten Majalengka sering berpotensi meluap hingga menggenangi beberapa kawasan di sepanjang daerah alirannya. apalagi di musim hujan yang mulai memasuki masa-masa puncak seperti saat ini. Beberapa kali wilayah di sekitar DAS Cimanuk seperti di wilayah Kadipaten, Kertajati, Jatitujuh, hingga Ligung terendam genangan air. Beberapa diantaranya diakibatkan jebolnya tanggul serta debit Cimanuk yang meningkat seiring kiriman air dari kawasan hulu. Tokoh masyarakat Desa Pangkalanpari Kecamatan Jatitujuh, Abdul Hadiyanto mengatakan tahun lalu beberapa blok di desanya sempat tergenang air akibat tanggul Cimanuk jebol. Hal itu juga dikarenakan beberapa titik pemukiman warga lebih rendah dari puncak permukaan tanggul. Namuin dirinya tidak memungkiri sungai Cimanuk yang persis melintas di desanya tersebut juga membawa manfaat. Namun ada juga potensi bahaya ketika kondisi alam sedang tidak bersahabat. “Pada musim hujan air sungai telah beberapa kali meluap sehingga menyebabkan daerah pemukiman dan areal pertanian terendam air. Makanya harus selalu dicek oleh instansi yang berwenang di sepanjang DAS, ketika ditemukan titik tanggul yang rawan jebol mesti segera diperbaiki. Apalagi di musim hujan seperti sekarang ini,” ujar dia. Untuk musim hujan tahun ini, debit air di aliran sungai Cimanuk sering meningkat drastis. Tapi pihaknya bersyukur jika sampai saat ini air sungai belum sampai meluap dan masuk ke daerah pemukiman ataupun lahan pertanian, dan kondisi ini diharapkan akan berlangsung seterusnya. “Walaupun yang saya amati di beberapa titik mulai ada tanggul yang rawan jebol seperti di kampung atau blok Tengah, blok Desa, blok Winong, dan Enca. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang masih aman-aman saja, mudah-mudahan sampai seterusnya juga aman. Namun harus segera dilakukan penanganan untuk pencegahan,” ungkapnya. Warga desa lainnya, Warji menyebutkan memasuki musim hujan warga mulai diliputi perasaan cemas. Hal itu karena pemukiman dan lahan pertanian yang dekat dengan aliran sungai, beberapa tahun kebelakang pernah tergenang air akibat air sungai meluap serta tanggul jebol. “Banjir bisa berlangsung cukup lama, seperti musim hujan tahun lalu. Saat itu ada pemukiman dan lahan pertanian yang terendam, sehingga  warga  mengalami kerugian yang cukup besar. Mudah-mudahan banjir tahun ini tidak terjadi meski curah hujan mulai tinggi,” imbuhnya. (azs)    

Tags :
Kategori :

Terkait