7 Juta Orang Masih Menganggur

Selasa 08-11-2016,14:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Program penyerapan tenaga kerja yang dilakukan pemerintah belum sepenuhnya terlihat. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2016 sebanyak 7,03 juta atau 5,61 persen dari total 125,44 juta angkatan kerja. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurun 0,57 persen atau 530 ribu. “Tujuh juta (pengangguran, red) ini orangnya bukan itu-itu saja,” kata Kepala BPS Kecuk Suharyanto di Jakarta kemarin (7/11). Tingkat pengangguran  yang tinggi disebabkan mobilitas pekerja yang memutuskan berhenti. Banyak pekerja yang tidak lagi masuk ke dalam angkatan kerja. “Seperti ibu-ibu yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga, begitu juga sebaliknya,” terangnya. Agustus tahun ini jumlah penduduk bekerja meningkat 3,59 juta. Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Sugiarto Sumas mengatakan angka pengangguran di perkotaan lebih dominan. Salah satu faktor yang memengaruhi tingginya pengangguran adalah banyak lulusan sekolah kejuruan dan perguruan tinggi yang menunda bekerja. Mereka cenderung memilah-milah pekerjaan sesuai dengan keinginan. Beda dengan pendidikan SMP dan SD yang memiliki kecenderungan mau menerima jenis pekerjaan apa saja. “Di desa banyak petani yang lulusan SMP dan SD. Jadi, tingkat penganggurannya lebih kecil dibanding kota,” kata Sugiarto. Tingkat pengangguran untuk pendidikan menengah kejuruan (SMK) menempati posisi tertinggi (11,11 persen). Disusul SMA (8,73 persen) dan diploma I-III (6,04 persen). Sementara itu pengangguran untuk pendidikan SD hanya 2,88 persen. Sugiarto menambahkan, secara keseluruhan angka pengangguran sebenarnya terus mengalami penurunan selama setahun terakhir. Pihaknya berupaya meningkatkan kerjasama dengan perusahaan untuk penyerapan tenaga kerja. Tahun ini, ada 2.000 perusahaan yang bekerjasama dengan pemerintah. Sebanyak 200.000 tenaga kerja produktif, terutama lulusan perguruan tinggi, dijembatani agar bisa magang di perusahaan-perusahaan tersebut. Program pemagangan ke perusahaan-perusahaan itu tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan pekerja. Tapi juga mencetak pengusaha-pengusaha baru. Harapannya, semakin banyak pengusaha yang menciptakan lapangan pekerjaan. “Dari sektor transportasi, ojek online menyerap banyak tenaga kerja,” imbuhnya. (tyo/ca)

Tags :
Kategori :

Terkait