Edy Tak Ingin PSSI Pecah Lagi

Jumat 11-11-2016,11:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Sesuai dengan prediksi awal, Edy Rahmayadi akhirnya memenangkan pertarungan Ketua Umum PSSI tanpa pelawanan. Ya, dengan mendapat dukungan penuh dari mayoritas voters yan tergabung dalam Kelompok (K)-85 membuat ambisi Edy untuk memimpin otoritas tertinggi sepak bola tanah air hingga 2020 itu tak terbendung. Dalam kongres pemilihan yang berlangsung di Mercure Hotel, Jakarta, sepanjang hari kemarin (10/11) itu, Edy sukses mengantongi 76 suara dari total 107 voters. Itu jumlah yang sangat fantastis dibandingkan mantan Panglima TNI Moeldoko yang berada di posisi kedua dengan 23 suara serta Eddy Rumpoko, wali kota Batu di posisi ketiga dengan 1 suara. Sementara itu, 7 surat suara lain dinyatakan tidak sah oleh Komite Pemilihan (KP) karena memilih dari satu kandidat. “Ini adalah awal permulaan kita untuk memajukan persepakbolaan tanah air,” kata Edy Rahmayadi setelah terpilih. Pria yang juga Panglima Komando Strategis Angkatad Darat (Pangkostrad) berjanji segera bekerja. Sementara itu, Moeldoko yang sebelumnya sesumbar untuk memenangkan pertarungan tersebut langsung memutuskan untuk meninggalkan lokasi kongres setelah Agum Gumelar, Ketua Komite Pemilihan mengumumkan hasil perhitungan suara. Dengan kepala sedikit tertunduk, dia bergegas dengan langkah cepat keluar ruangan. Kepada para awak media, Moeldoko menyebutkan bahwa dia sudah menerima hasil pemilihan tersebut. Sebab, dia beralasan, jalannya kongres dan pemilihan sudah berlangsung secara demokratis. “Dan, saya juga siap membantu dia (Edy, red) dalam membangun sepak bola tanah air nanti,” ujarnya. Terkait klaim sudah mendapat dukungan dari istana, Moeldoko menyebutkan bahwa itu jangan lagi mempertanyakan hal tersebut lagi. “Sudah, sudah semua sudah berakhir. Terimaksih yah,” ujar pria asal Kediri, Jawa Timur, itu sambil meninggalkan lokasi kongres dengan mobil super mewahnya. Terlepas dari itu, sejumlah kandidat ketua umum berguguran beberapa saat sebelum pemilihan berlangsung. Mulai dari Djohar Arifin Husin yang didiskualifikasi lantaran sanksi seumur hidup yang dijatuhkan oleh PSSI gagal diputihkan oleh dalam kongres itu. Selain itu, Erwin Aksa, Tony Apriliani memutuskan mundur. Djohar sangat menyesali kebijakan kongres yang enggan memutihkan statusnya yang dihukum oleh rezim La Nyalla Mattalitti itu. Apalagi, tema besar kongres sendiri sudah mengusung tema besar Sinergy, Unity, Integrity. “Ternyata masih ada unsur dendam dalam kongres kali ini,” papar mantan Ketua Umum PSSI itu. Lalu, apa konsep Edi untuk membangun PSSI? Berikut wawancara Edi bersama awak media setelah kongres tadi malam: Apa rencana untuk PSSI ke depan? Tentu saja akan merangkul semua kekuatan untuk memajukan sepak bola Indonesia. Termasuk Pak Moeldoko harus bergabung. Program-program PSSI yang baik akan saya teruskan. Dan semua harus untuk kepentingan sepak bola. Tidak ada merah, buri, kuning, atau hijau. Konsep pengelolaan PSSI seperti apa? Sepak bola saat ini berbeda dengan zama saya bermain sepak bola. Ada muatan industri yang kental. Ke depan, PSSI akan mengelola industri 60 persen dan sisanya 40 persen pembinaan. Bagaimana target prestasi timnas nanti? Saya ingin kita menang di AFF nanti. Saya tidak mau runner-up, harus juara. Kemudian sukses di SEA Games 2017. Lalu 2018 ada  Asian Games yang mainnya di Indonesia. Ada marwah bangsa yang dipertaruhkan. Target besar saya 2024, timnas bisa bertanding di Olimpiade.  Karena itu dari sekarang kita bina pemain usia 15 tahun untuk bisa menjadi tim yang hebat. Soal kepengurusan, kapan diumumkan? Susunan pengurus sudah jadi. Kami siapkan ini 6 bulan 8 hari. Tidak sampai seminggu diumumkan. Sekjen sudah ada saudara Ade Wellington. Suporter Persebaya marah atas keputusan kongres hari ini. Apa langkah Anda? Ya mungkin mereka (bonek, red) emosi. Malam ini saya akan mengajak exco untuk membahas masalah-masalah yang ada. Termasuk itu (Persebaya, red). Butuh kajian lebih dalam lagi. Saya minta mulai besok exco bekerja. Target saya 1 Januari 2017 semua masalah selesai. Maksudnya 1 Januari 2017 Persebaya statusnya sudah dipulihkan? Saya akan selesaikan itu. Doakan saja. Apa jaminannya Persebaya disahkan? Kita lihat nanti. Tidak bisa dipaksa-paksa. Tapi kalau memang Persebaya memenuhi pasti akan diakomodasi. (ben/tom)            

Tags :
Kategori :

Terkait