Kulit Jengkol dan Daun-daunan Jadi Bahan Baku Batik Tulis Ciwaringin

Jumat 11-11-2016,23:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Kulit jengkol selama ini hanya sebagai limbah. Tapi, di tangan perajin batik tulis Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku pewarna batik. Kulit jengkol mampu menghasilkan dua warna, yakni kuning dan abu-abu. Untuk mendapat kulit jengkol dengan porsi banyak, perajin mengepul dari para pedagang di pasar. \"Satu kilogram kulit jengkol direbus dengan air sebanyak lima liter sampai lima jam. Baru, setelah itu bisa dimanfaatkan,\" kata Kulit Muhammad Sudjai, salah satu perajin saat ditemui di Gedung Wanita Kota Cirebon, Jumat (11/11). Selain kulit jengkol, jelas Sudjai, para perajin juga memanfaatkan berbagi jenis kulit dan daun-daunan. Fungsinya sama sebagai bahan pewarna batik. Menurut Sudjai, batik tulis Ciwaringin dibanderol mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 1,5 juta. \"Karena batik kami ramah lingkungan, jadi kami mengambil bahan-bahan yang alami dan tidak mengandung bahan-bahan kimia,\" jelas Sudjai. Batik asli khas Cirebon itu memiliki motif. Di antaranya Pecutan, Pring Sedapur, Kawung. Kemudian, batik itu juga banyak diminta warga mancanegara. Seperti warga Jepang, Singapura, Jerman. \"Tadinya pembuatan batik ini menggunakan bahan sintetis, namun setelah kami berganti ke bahan-bahan alami peminatnya justru malah semakin banyak,\" jelas Sudjai. Sudjai menyarankan, untuk menjaga kualitas tetap baik, batik tulis Ciwaringin sebaiknya dicuci menggunakan tangan. (fazri)

Tags :
Kategori :

Terkait