Warga Sukamulya Pertahankan Lahan, Dibubarkan dengan Gas Air Mata

Jumat 18-11-2016,17:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Proses pengukuran lahan untuk Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, berujung bentrok, Kamis (17/11). Sekitar 2000-an aparat dari Polda Jabar, Polres Majalengka, bantuan PHH TNI, Dishub dan Satpol PP, harus diturunkan guna mengawal petugas BPN yang melakukan pengukuran. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan warga. Sementara warga membalas dengan lemparan batu dan petasan. (Baca: Bentrok, Warga Sukamulya Lawan Petugas Pengukuran Lahan untuk BIJB) Warga yang menghadang petugas di jalur alternatif Desa Sukakerta menuju Sukamulya membawa ketapel dan bambu runcing. Akibat bentrokan tersebut, dua petugas kepolisian terluka di bagian kepala akibat lemparan batu. Sedikitnya tiga orang warga diamankan poilisi. Sejumlah bambu dan petasan juga diamankan sebagai barang bukti. Proses pengukuran tanah tetap dilanjutkan setelah aparat berhasil memukul mundur warga. (Baca: Front Cirebon Bersatu Desak Pemerintah Batalkan Penggusuran Lahan Warga Desa Sukamulya) Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus didampingi Kepala Biro Operasi Polda Jabar Kombes Pol Leonidas Praksan mengatakan pihaknya menurunkan banyak personel untuk mengamankan pengukuran 12 hektare tanah di Desa Sukamulya yang diperuntukkan bagi BIJB. Sedianya pengukuran dilakukan tanggal 15 November kemarin, namun ditunda karena ada penolakan dari warga. Pengukuran Kamis (17/11), dilakukan kepada tanah warga yang sudah mau membebaskan atau menjual kepada Pemprov Jabar untuk dijadikan BIJB. \"Tahap sekarang 12 hektare dulu, masih ada dua tahap lagi. Kita akan mengambil langkah tegas bila ada provokator atau penghasut. Itu bisa dipidanakan,” tegas Yusri. Masih kata Yusri, satu orang anggotanya yaitu Bripda Soni dari Polda Jabar mengalami luka robek di bagian pelipis kiri terkena batu yang diduga berasal dari pentangan ketapel. \"Semuanya harus disikapi dengan kepala dingin. Kalau pun ada perbedaan, segera dikomunikasikan. Kami siap membawa keluhan warga untuk disampaikan ke pemerintah,\" ucap Yusri. Sebelumnya, Direktur Teknik dan Pengembangan PT BIJB Yon Sugiono Kahfi mengatakan BIJB bisa menjadi bandara pertama di Indonesia dibangun dalam waktu dua tahun. Kapasitas bandara yang akan memiliki tiga landasan ini bisa mencapai 5 juta penumpang. Namun, pada tahun 2019 nanti seiring dengan pengembangan kawasan aero city, maka ditargetkan mampu menampung hingga 10 juta penumpang. \"BIJB ini akan menjadi bandara sekelas Bandara Internasional Kualanamu di Sumatera Utara,” terang dia, belum lama ini. (gus)

Tags :
Kategori :

Terkait