MONACO - Inggris kehilangan satu wakilnya menuju babak 16 besar Liga Champions. Di antara empat duta Premier League yang bermain di kompetisi tertinggi antarklub Eropa musim ini, Tottenham Hotspur memastikan tersisih. Spurs, nama lain Tottenham Hotspur, mengalami kekalahan 1-2 dari tuan rumah Monaco kemarin (23/11) di Stade Louis II pada matchday kelima Grup E. Dengan kekalahan tersebut maka Spurs hanya mengemas poin empat dari lima laga. Hasil sekali menang, sekali imbang, dan tiga kalah. Tersisihnya Spurs membuat untuk sementara Inggris baru menempatkan dua wakilnya di 16 besar Liga Champions. Yakni Leicester City dan Arsenal. Satu lagi wakil Inggris yang masih berjuang lolos adalah Manchester City. Dini hari tadi (24/11) City melakoni away ke Borussia Park melawan Borussia Moenchengladbach. Sedang juara Premier League musim lalu, Leicester City meneruskan kisah ajaibnya di ajang Liga Champions. Kemarin di King Power Stadium Leicester, The Foxes, julukan Leicester City, menang tipis 2-1 atas Club Brugge. Tiga poin kemarin memperkokoh posisi Leicester City di puncak klasemen dengan poin 13. Nah, seperti diberitakan BBC kemarin, tactician Spurs Mauricio Pochettino berkata timnya memang belum siap menapak lebih jauh di kancah Liga Champions. Tersisihnya The White Lily, julukan Spurs, pun seperti menegaskan kalau mereka adalah spesialis Europa League. Ya, sejak musim 2011-2012 sampai musim lalu Hugo Lloris dkk tidak pernah mentas dari level kompetisi kedua Eropa itu. Lima musim beruntun pencapaian terbaik Spurs yakni perempat final di musim 2012-2013 lalu. “Kami butuh meningkatkan mentalitas tim ini juga selalu siap bertempur habis-habisan pada tiap laga. Sebenarnya soal ini sudah saya sampaikan kepada tim sejak awal musim,” tutur Pochettino. Mantan arsitek Southampton tersebut sadar dengan finis posisi ketiga Premier League musim 2015-2016 lalu membuat mereka bermain di lebih banyak kompetisi. Di domestik ada Premier League, Piala Liga, dan Piala FA. Pada level Eropa Liga Champions. “Jadi tantangan yang kami hadapi bukan sekedar kelelahan fisik namun juga taktik. Tim ini harus mempersiapkan mental bermain Selasa atau Rabu, juga Sabtu,” tambah Pochettino. Setali tiga uang dengan Pochettino, penyerang Spurs Harry Kane pun sadar jika titik balik tersisihnya Spurs karena dua kali kehilangan muka di kandang. Masing-masing kekalahan pada matchday pertama dan keempat Grup E. Yakni kalah 1-2 dari Monaco (12/9) dan 0-1 dari Bayer Leverkusen (2/11). “Seharusnya ketika kami bermain di kandang, bisa menyapu bersih semua poin yang ada. Akan tetapi kami malah kehilangan enam poin dari maksimal sembilan poin di kandang,” tutur Kane seperti diberitakan ESPN. Spurs menggunakan Stadion Wembley sebagai kandang karena markas mereka White Hart Lane sedang direnovasi. UEFA tak memberikan lampu hijau seandainya Spurs memakai White Hart Lane yang pengerjaannya baru beres 2018 mendatang. Tim Inggris lain yang pernah memakai Wembley sebagai kandang ketika bermain di kancah Eropa adalah Arsenal. Tepatnya pada musim 1998-1999 dan 1999-2000 lalu. Sementara itu, Leicester City benar-benar membuat kisah ajaibnya di musim pertamanya di ajang Liga Champions. Leicester memastikan posisinya sebagai juara Grup G. Poin Leicester City tak mungkin dikejar FC Porto yang pada laga kemarin bermain imbang tanpa gol lawan Copenhagen. Tactician Leicester City Claudio Ranieri masih optimis seandainya perjalanan timnya bakal lebih jauh lagi pada musim perdananya di Liga Champions. Seperti diberitakan The Telegraph, semangat Ranieri membawa Leicester sukses di Liga Champions sama besarnya ketika menghadirkan keajaiban juara buat Leicester musim lalu di Premier League. “Mungkin kami harus punya konsentrasi yang sama, baik di ajang Liga Champions maupun Premier League. Kami sudah mendekati zona degradasi di level doemstik,” tutur Ranieri. Ya, musim ini Leicester memang punya anomali. Di Liga Champions mereka demikian perkasa. Di Premier League mereka menempati posisi 14. (dra)
Spurs Tersisih, Inggris Tingal Leicester City dan Arsenal di Champions
Kamis 24-11-2016,07:05 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :