Ngarot Sambut Musim Tanam di Lelea

Kamis 24-11-2016,20:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

LELEA – Adat Ngarot yang biasa dilakukan menyambut musim tanam kembali digelar di Desa Lelea Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Rabu (23/11). Seperti biasanya, acara adat ini berlangsung semarak dan mendapat perhatian lebih dari ribuan pengunjung. Mereka bukan hanya warga sekitar, melainkan juga warga dari luar Indramayu, bahkan dari luar Jawa Barat, yang sengaja ingin mengabadikan momen tersebut. Ngarot merupakan upacara tradisional masyarakat Desa Lelea Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah, yaitu menjelang musim hujan sekitar Oktober sampai Desember. Adapun waktunya telah ditetapkan yaitu pada Rabu, yang dipercaya oleh masyarakat bahwa Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam. Pantauan Radar, sejak pagi ribuan warga turun ke jalan menyambut adat ngarot. Mereka dengan suka cita menyambut arak-arakan kasinoman (anak-anak muda) yang mengenakan pakaian dengan dandanan khas. Selain itu juga dimeriahkan dengan berbagai macam kesenian tradisional yang membuat suasana semakin semarak. Arak-arakan dilakukan dari rumah kuwu (kepala desa) menuju kantor desa, yang menjadi pusat pelaksanaan upacara ngarot. Prosesi ngarot yang berlangsung di kantor desa dipadati ribuan warga dari desa setempat maupun desa-desa lain, termasuk dari luar Kabupaten Indramayu. Puluhan jurnalis maupun fotografer, baik lokal maupun nasional, juga tak mau kehilangan momen untuk mengabadikan adat ngarot yang cukup unik ini. Prosesi adat ngarot diawali dengan pembukaan, yang dilanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat ngarot. Dalam sejarahnya, upacara Adat Ngarot ternyata telah dimulai sejak abad 17 M. Adapun yang pertama melaksanakan Upacara Adat Ngarot adalah salah seorang tokoh masyarakat yang bernama Ki Kapol yang selanjutnya menjadi Kuwu Lelea kedua setelah Cangga Wreni. Sedangkan peninggalan Ki Kapol yang masih terpelihara hingga sekarang yaitu Sawah Kasinoman, sawah yang digarap oleh para Kasinoman (muda-mudi) dengan tujuan hasil dari sawah tersebut dijadikan biaya upacara/pesta Ngarot tahun berikutnya. Tak heran dalam acara Ngarot ini diarak muda-mudi yang diberi dandanan menarik dengan bunga-bunga warna warni. “Kami sangat bangga karena sampai saat ini masyarakat Lelea masih menjaga tradisi adat Ngarot. Mudah-mudahan tradisi ini akan tetap terjaga, dengan dukungan dari semua pihak khususnya masyarakat Lelea,” kata Kuwu Raidi. Prosesi selanjutnya adalah penyerahan peralataan pertanian kepada kasinoman (muda-mudi). Diawali dengan penyerahan benih oleh Kuwu, artinya untuk ditanam agar mendapatkan hasil yang berlimpah. Kemudian dilanjutkan penyerahan kendi berisi air putih oleh ibu Kuwu, artinya air sebagai obat dan penyubur tanaman padi. Selanjutnya penyerahan cangkul oleh Raksa Bumi, dengan harapan untuk mengolah sawah dengan sempurna. Dilanjutkan dengan penyerahan pupuk oleh Tua Desa, artinya agar tanaman padi tetap subur dan hasilnya berlimpah. Kemudian penyerahan ruas bamboo kuning, daun andong, dan kelaras daun pisang oleh Lebe, dengan maksud agar tanaman padi terhindar dari serangan hama. Acara kemudian ditandai dengan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya Pesta Kasinoman. Sementara Camat Lelea, Drs Jajang Sudrajat mengatakan, di Desa Lelea dimana umumnya masyarakat berprofesi sebagai petani memiliki tradisi yang berhubungan langsung dengan sektor pertanian, yaitu Upacara Adat Ngarot. Menurutnya, Ngarot yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali, bukan sekadar selamatan atau syukuran  untuk mencari berkah semata. Lebih dari itu, acara yang telah berlangsung ratusan tahun tersebut merangkum spirit gotong royong, yakni sebuah sikap kebersamaan diantara masyarakat Lelea. Upacara adat yang oleh Pemerintah Jawa Barat diakui sebagai salah satu upacara adat unggulan di Jawa Barat ini juga memiliki potensi dan kekuatan daya tarik tertentu. Mulai dari segi pakaian yang dikenakan pesertanya (terdiri dari jejaka dan gadis) yang unik, tata cara upacaranya, maupun unsur-unsur simbol yang bersentuhan dengan nilai-nilai filosofis.(oet)  

Tags :
Kategori :

Terkait