Hari Guru, Masih Banyak Honor Tenaga Pengajar Rp 200 Ribu

Jumat 25-11-2016,10:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Nasib guru honorer masih belum dikatakan sejahtera. Hal itu tercermin dari tingkat kesejahteraan yang mereka dapatkan. Pada Hari Guru Nasional sekaligus peringatan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), salah seorang guru honorer swasta, Moh Trio Subagja berharap ada perubahan. PGRI sebagai organisasi bisa lebih memperjuangkan kesejahteraan guru honorer, terutama di daerah-daerah. Dia menilai, sejauh ini perjuangan PGRI untuk kesejahteraan guru honorer, baru sebatas berada di level nasional. Dengan adanya tunjangan sertifikasi guru honorer. Itu pun tidak semua guru honorer mendapatkannya. Sementara di level daerah, anggaran pemerintah daerah belum menyentuh untuk alokasi guru honorer. \"Masih banyak tenaga-tenaga pengajar yang hanya mendapatkan honor Rp 200 ribu,\" ucapnya kepada Radar Cirebon. Pria yang juga Wakasek Kurikulum SMP Muhammadiyah Ciledug ini mengatakan, pada Hari Guru ini, kesejahteraan guru honorer sangat kurang. Dia merasakan sendiri selama sepuluh tahun lebih mengabdi sebagai guru honor di sekolah swasta, belum pernah merasakan tunjangan sertifikasi. Padahal secara aturan, bagi guru yang sudah lebih sepuluh tahun mengajar bisa mendapatkan sertifikasi. \"Memang ada syarat lain, harus memiliki nilai UKG lebih dari 80, tapi kalau melihat masa pengabdian itu sudah cukup,\" jelasnya. Subagja juga seringkali mendapatkan banyak keluhan dari guru-guru honor yang lain. Misalnya, seorang guru yang sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS), malah mendapatkan gaji dobel dengan mendapatkan sertifikasi. Sementara guru honor tetap saja gigit jari. \"Ya memang ada perasaan ketidakadilan. Akan lebih baik uang sertifikasi itu kan bisa dirasakan oleh guru honor yang belum mendapatkannya,\" ungkapnya. Hal senada juga disampaikan guru honorer lainnya, M Nurdin. Dia mengatakan, sejauh ini di Kabupaten Cirebon, belum ada tunjangan daerah yang diberikan kepada guru honorer. Padahal di Bandung, sudah ada tunjangan daerah yang besarannya mencapai Rp 300 ribu/bulan. \"Di Kabupaten Cirebon masih belum ada perhatian ke arah sana,\" katanya. Meski kesejahteraan guru masih belum layak, dia tetap menekuni profesi yang paling mulia itu. Alasannya, karena dengan menjadi guru turut membangun karakter anak bangsa dan juga mencerdaskan kehidupan bangsa. \"Kita tidak hanya materi, kalau bicara materi, guru tidak akan ada motivasi mengajar. Tapi kita berpikir setelah generasi kita nanti itu bakal seperti apa,\" jelasnya. Sebab tugas guru, kata dia, bukan hanya mendidik siswa secara formal di sekolah. Akan tetapi juga ikut terlibat dalam memberikan pendidikan secara informal kepada masyarakat. \"Kalau orientasinya materi, jelas sangat kurang. Tapi kita kembali lagi melihat anak-anak, yang kelak menjadi cikal bakal generasi penerus bangsa. Apalagi di daerah-daerah masih banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah,\" terangnya. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait