Jamaah Umrah Darul Falah Tour (8); Pembuat Kayu Nisan Akhirnya Bisa ke Tanah Suci

Kamis 01-12-2016,08:30 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Di antara 65 jamaah umrah reguler Darul Falah Tour, ada dua sosok yang menarik perhatian saya. Pertama, Udin Syamsudin (55) dan kedua Sopatin (55). SOSOK Udin dan Sopatin cukup menginspirasi saya hari ini. Setelah berbincang dengan mereka berdua, banyak pesan yang saya dapat, khususnya tentang tidak mudah putus asa untuk mewujudkan mimpi. Udin Syamsudin adalah warga Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana. Cerita Udin menarik perhatian saya, karena ia adalah seorang pembuat kayu nisan bagi warga. Sementara Sopatin yang merupakan warga Desa Singaraja Indramayu adalah penjual kerupuk di desanya. Meski bisa dibilang kondisi perekonomiannya jauh dari kata cukup, Udin dan Sopatin bisa mewujudkan mimpinya untuk menginjakkan kaki ke tanah suci. Saat berbincang, Udin mengaku sudah memendam hasrat untuk berangkat ke tanah suci bersama sang istri, Rustia (36) tahun sejak dulu. Hanya saja, baru tahun ini terwujud. Lagi-lagi, masalah ekonomi menjadi kendala Udin untuk bisa secepatnya berangkat umrah. “Setiap kali ada orang meninggal dunia, saya buatkan kayu nisannya. Saya tidak pernah mematok harga, yang penting seikhlasnya saja,” jelas Udin usai menjalankan ibadah tawaf. Udin menambahkan setiap hari berusaha untuk menyisakan uang dapur sekitar Rp50  hingga Rp100 ribu. Namun kadang ia tidak bisa menabung karena pemasukan tidak cukup banyak atau pengeluaran sedang membengkak Namun karena dengan niat yang kuat, ia bisa berangkat bersama sang istri, meski uang yang ditabung hanya cukup untuk biaya berangkat. \"Kalau dalam diri kita ada keinginan, maka insya Allah ada jalan. Awalnya saya sendiri sepertinya tidak mungkin karena hanya sebagai buruh pembuat nisan dan bangunan,\" terang Udin. Saat ada di tanah suci, Udin bersama istri pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Udin mencoba menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT. Sementara, cerita menarik juga datang dari Sopatin. Jamaah umrah yang satu ini harus menabung 7 tahun lamanya untuk bisa terbang ke Makkah. Sebenarnya Sopatin ingin berangkat bersama sang suami. Namun sayangnya, ketiadaan dana membuat ia harus berangkat sendiri. \"Siapa sih orangnya yang tidak mau didampingi suami, apalagi di tanah suci. Tapi ya akhirnya sendiri karena uangnya hanya bisa untuk biaya satu orang,\" jelas Sopatin. Bisa pergi ke Makkah seperti mimpi yang jadi kenyataan. Selama tujuh tahun menabung, uang hasil jualan krupuk itu akhirnya terkumpul Rp30 juta. \"Alhamdulillah uang yang tersimpan dalam tabungan bisa untuk bayar umrah ke Darul Falah Tour,\"jelasnya. Setelah pulang ke Indramayu nanti, Sopatin bertekad ingin mengajak suaminya berangkat umrah ke tanah suci dan siap-siap untuk nabung kembali. “Mau bagaimana lagi, uang yang ada di tabungan cukup untuk satu orang. Tapi saya yakin akan bisa mengajak suami ke tanah suci bisa bareng untuk umrah,\" terang sosok perempuan pekerja keras ini. (*)  

Tags :
Kategori :

Terkait