Insentif Setahun Tidak Cair, Guru Honorer Majalengka Minta Bantuan DPRD

Kamis 08-12-2016,15:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

MAJALENGKA – Ribuan tenaga pendidik yang statusnya honorer, mengeluhkan tidak ada insentif dari pemerintah kabupaten (pemkab) Majalengka sepanjang tahun 2016. Padahal biasanya setiap tahun insentif alakadarnya tersebut rutin mereka terima paling lambat tiga bulan sekali. Beberapa kali para tenaga honorer pendidik tersebut menanyakan hal itu kepada dinas terkait, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban dan kejelasan terhadap hak yang biasa mereka terima. Sehingga para tenaga honorer berencana mengadukan nasib mereka tersebut ke wakil rakyat untuk diperjuangkan. Ketua Forum Komunikasi Honorer Indonesia Bersatu Korda Majalengka, Soleh Ardiansyah SAg menjelaskan, beberapa tahun lalu telah berjalan program pemberian insentif kepada para tenaga pendidik honorer yang mengabdi di sekolah-sekolah. Walaupun nilainya tidak besar, namun cukup dihargai sebagai bentuk perhatian pemkab kepada mereka. “Biasanya suka dapat perhatian berupa insentif, nilainya tidak besar sih tapi tiap tahun ada kenaikan. Pertama dapet insentif sebesar Rp25 ribu, terus naik Rp50 ribu, terakhir tahun 2015 kita dapat Rp75 ribu per bulan. Biasanya itu dirapel pencairanya 3 bulan sekali. Tapi tahun 2016 ini, sudah mau akhir tahun tapi kita belum pernah nerima,” keluhnya. Sehingga selama ini tenaga honorer hanya mengandalkan pendapatan dari kebijaksanaan kepala sekolah, di satuan pendidikan masing-masing. Caranya menyisihkan dana BOS (bantuan operasional sekolah) dengan nilai yang beragam, antara Rp100 ribu sampai Rp300 ribu per bulan. Bagi honorer yang mengabdi di satuan pendidikan tingkat SMA dan SMK, ada informasi jika urusan pendidikan menengah ditarik pemerintah provinsi akan diberikan insentif yang jauh lebih besar. Kabarnya tenaga guru diberi Rp1,8 juta dan tenaga staf fungsional Rp1,6 juta. “Nah kalau ada rencana pemberian insentif bagi honorer di SMA dan SMK dari pemprov sampai sebesar itu, kenapa di kabupaten untuk mendapatkan insentif alakadarnya saja sangat sulit. Padahal banyak tenaga honorer itu di satuan pendidikan tingkat SMP ke bawah. Apakah bisa kita mendapatkan penghargaan yang lebih layak atas pengabdian selama ini,” tuturnya. Bahkan daerah lain nilai insentifnya sudah naik, dan pencairannya lancar sepanjang tahun 2016 setiap 3 bulan sekali. Saat ini jumlah tenaga honorer guru dan staf yang statusnya kategori 2 ada sekitar 1.318 orang. Di luar itu terdapat tenaga honorer lain yang mengabdi di seluruh satuan pendidikan, jumlahnya diperkirakan mencapai 5 ribu orang. Namun jumlah pasti tenaga honorer yang pernah menjadi penerima insentif tahun 2015 lalu pihaknya belum hapal. Rencananya hari ini akan mendatangi gedung dewan untuk mengadukan persoalan mereka, dan mendorong agar dewan memperjuangkan harapan mereka memperoleh perhatian dari APBD berupa insentif. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait