Mangrove untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Minggu 11-12-2016,07:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

INDRAMAYU - Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan terus mengembangkan potensi mangrove. Setelah sukses dengan kawasan ekowisata hutan mangrove, kali ini Pertamina RU-VI berupaya meningkatkan pamor makanan olahan berbahan mangrove. Maknan olahan berbahan mangrove merupakan salah satu potensi untuk mengangkat perekonomian masyarakat Indramayu. Hal tersebut antara lain dilakukan dengan memberikan edukasi serta pelatihan pengolahan makanan berbahan baku mangrove. Seperti dalam kegiatan “Cooking with Mangrove” bersama Chef Aiko, di Kompleks Bumi Patra Indramayu, Jumat (9/12) lalu. Kursus memasak yang diikuti sekitar 200 peserta dari ibu-ibu PKK Kabupaten Indramayu, UMKM Binaan Pertamina tersebut, diharapkan dapat memberikan alternatif produk olahan makanan berbahan baku mangrove. Seperti diketahui, Pertamina RU VI Balongan telah membina beberapa kelompok masyarakat di sekitar Pantai Karangsong untuk melalukan pembibitan dan penanaman mangrove, sekaligus mengembangkannya sebagai bahan olahan pangan. Salah satunya melalui pembinaan dan pelatihan kepada kelompok Jaka Kencana. Kelompok yang digawangi Abdul Latif dengan 50 orang anggotanya, telah menghasilkan produk pangan berbahan dasar mangrove seperti sirup, kecap, tempe, cokelat, dan aneka keripik. “Kami melihat perlunya pengembangan mangrove sebagai sumber makanan olahan sebagai potensi usaha bagi masyarakat sekitar Karangsong. Sehingga nantinya akan bisa menjadi salah satu makanan khas atau unggulan yang bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakat dan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” jelas Rustam Aji selaku Head of Communication and Relation Pertamina RU VI Balongan. Pengembangan mangrove di Pantai Karangsong, memiliki cerita panjang dan tak lepas dari kebocoran minyak di Indramayu pada tahun 2008. Wilayah Karangsong termasuk yang paling terdampak akibat pencemaran minyak. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pemulihan lingkungan, Pertamina gencar melakukan penanaman dan konservasi terhadap mangrove di kawasan tersebut. Upaya tersebut telah mendorong kawasan konservasi mangrove Karangsong berkembang menjadi kawasan ekowisata, hingga oleh pemerintah dinobatkan sebagai sentra pengembangan mangrove di wilayah barat Indonesia. Perjalanan panjang pengembangan ekowisata mangrove dan pemberdayaan masyarakat di sekitar Pantai Karangsong, dipaparkan melalui acara bedah buku “Berlabuh di Pantai Karangsong”, Jum’at (9/12) sore, di Gedung Pertemuan Patra Ayu, Kompleks Bumi Patra. Selain bedah buku, juga diadakan talkshow dengan tema “Potensi Mangrove dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat” yang dihadiri narasumber antara lain Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Bupati Indramayu Anna Sophanah yang diwakili Sekda H Ahmad Bahtiar SH, GM RU VI Balongan Afdal Martha, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Ir Aep Surahman, serta Abdul Latif yang mewakili masyarakat penggiat lingkungan Pantai Karangsong. Ketiga kegiatan tersebut, merupakan bagian dari rangkaian Peringatan HUT Pertamina ke-59. Puncaknya, diselenggarakan 10 Desember 2016, melalui kegiatan “Pemberdayaan Pesisir dan Pembersihan Pantai” di 5 wilayah. Yakni Tanjung Uban–Kepulauan Riau, Indramayu–Jawa Barat, Cilacap–Jawa Tengah, Banyuwangi–Jawa Timur dan Balikpapan–Kalimantan Timur. Rangkaian kegiatan itu merupakan wujud komitmen Pertamina dalam konservasi dan rehabilitiasi lingkungan. Di mana hasilnya tidak hanya memberi dampak positif terhadap alam namun juga memberi kontribusi yang signifikan dalam memajukan perekonomian masyarakat. \"Kami harap rangkaian kegiatan yang kami lakukan dapat menginspirasi masyarakat untuk menjaga lingkungan sekaligus menggembangkan potensi lokal guna menggerakkan perekonomian masyarakat secara optimal,” ujar Rustam. (oet)

Tags :
Kategori :

Terkait