Anyaman Sindangwangi Bantu Pendapatan Masyarakat

Rabu 14-12-2016,06:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

SINDANGWANGI - Pemerintah Kecamatan Sindangwangi terus mendorong dan berupaya meningkatkan kreativitas perajin anyaman tradisional, agar mampu bersaing di pasar nasional dan internasional. “Secara berkala kami mendorong dan meningkatkan kemampuan para perajin anyaman rotan dan bambu tradisional, agar lebih kreatif dalam membuat produk sehingga memiliki daya saing,” kata Camat Sindangwangi Drs Ono Haryono MP, Selasa (13/12). Kerajinan anyam memiliki prospek pasar cukup terbuka, terutama kerajinan anyaman rotan yang memiliki ciri khas daerah baik dari bahan maupun pola anyaman. Menurut dia, kekhasan motif yang harus dieksplorasi para perajin dengan berbagai bentuk, variasi kombinasi motif, dan material serta mudah pengerjaannya agar bisa dibuat secara masal. Selain itu, kekhasan bisa lebih menjual dengan harga relatif lebih tinggi dengan syarat pembuatannya lebih eksklusif dibanding yang ada saat ini. “Kami yakin jika anyaman dibuat lebih rapi, serat bambu lembut dan kemasan lebih menarik akan diminati konsumen. Kami terus mendorong serta mengoptimalkan pembinaan usaha kerajinan masyarakat dengan meningkatkan kualitas,” ujar Ono. Camat menilai para perajin di daerah menyerap tenaga kerja dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Selain itu mereka juga memproduksi aneka kerajinan antara lain tutup meja makan, tempat nasi (boboko), suvenir, dan lainnya. Pengembangan industri anyaman tersebut mampu menyerap lapangan pekerjaan juga dapat mendukung percepatan pembangunan daerah. Saat ini tingkat pendapatan masyarakat pedesaan cukup baik dengan tumbuhnya kerajinan masyarakat itu. “Kami berharap tingkat pendapatan masyarakat membaik sehingga sejalan dengan program Pemkab Majalengka,” katanya. Sementara Wawan (45), salah seorang perajin anyaman bambu asal Desa Balagedog mengatakan sebelum menjadi perajin bambu meniti usaha di bidang kerajinan kayu rumahan. Perjalanannya menjadi perajin kayu terbilang cukup panjang. Berawal dari usaha kecil-kecilan pada 90-an, dia mampu mempertahankan usaha kerajinan kayu hingga kini masih tetap eksis. “Awalnya usaha kerajinan saya mulai dari nol. Saya buka usaha rumahan untuk pembuatan mainan anak-anak seperti puzzle. Saya juga membuat alat-alat dapur yang biasa digunakan ibu-ibu untuk memasak sehari-hari,” katanya sambil membuat boboko. (ara)    

Tags :
Kategori :

Terkait