BANDUNG – Sebanyak 120 orang penari megikuti Pasanggiri ”Sanglingan Bentang Jaipong” Jugala Raya 2016 di Majestic, kemarin (13/12). Para peserta berasal dari 46 sanggar di Jabar itu, sebelumnya telah mengikuti Training Camp (TC) selama 20 hari. Acara digelar di dua tempat, yatiu di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Ini merupakan agenda kedua yang diselenggarakan dua tahunan. Untuk acara penyisihan, digelar selama dua hari di Gedung Majestic pada 13 -14 Desember. Sedangkan, babak final akan dilaksanakan di Gedung Sabilulungan, Jumat mendatang (16/12). Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, kesenian sangat penting dipelajari oleh masyarakat. Sebab kesenian membentuk hardskill dan softskill orang yang mempelajarinya. ”Kita tidak ingin kita punya kampus dan sekolah tapi hanya hardskill-nya saja, maka softskill pun harus dikembangkan,” ucapnya, kemarin. Khusus masyarakat Jawa Barat, lanjut dia, harus memiliki hard dan softskill yang seimbang. Sehingga mampu menciptakan masyarakat yang berkualitas. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya terus melakukan upaya pelestarian lebih dari 254 jenis tarian yang ada. Salah satunya, dengan berusaha memasukannya pada dunia pendidikan. Misalkan memasukan pada ekstrakulikuler. Dia menilai dari lembaga lembaga pendidikan akan mampu mentransfer nilai-nilai kebudayaan yang ada. Sehingga dengan nuansa yang lebih santai akan memudahkan pelajar menyerap nilai-nilai tersebut. ”Jangan sampai membebani, tapi kita buat lebih santai yang ada adalah transfer nilai kebudayaan maka itu tidak akan membebani,” ungkapnya. Khusus kegiatan tersebut, dia menegaskan, berjanji akan menambah hadiah sebesar Rp 50 juta untuk pemenang. Hal itu sebagai upaya agar masyarakat merasa bangga terhadap siapapun yang melestarikan warisan leluhurnya. ”Ini kecil nominalnya, tapi kita akan terus berusaha menghargai siapapun yang bersemangat dalam melestarikan kebudayaan asli Sunda,” ungkapnya. Untuk diketahui, para peserta sendiri membawakan dua tarian. Salah satunya tarian wajib dari panitia, yaitu tari Keser Bojong dan Kawung Ateng. Tarian lainnya adalah tarian bebas hasil kreasi dari peserta. Menurut pimpinan padepokan Jugala Gugum Gumbira, ajang tersebut sebagai paramerter perkembangan tari jaipong. Bahkan, Gugum tidak pernah takut akan arus globalisasi yang kini menerjang. Da mengklaim, jaipong yang dia ciptakan kini malah semakin kaya ragam jenisnya. ”Kalau dulu Jaipong itu sedikit, sekarang banyak ragamnya,” ujar Gugum sekaligus ketua penyelanggara. Dia menjelaskan, jaipong akan terus hidup mana kala bisa menjawab tantangan zaman. Di antaranya dengan melakukan kolaborasi baik dengan kontemporer dan gerak lain agar kesenian jaipong. Hal tersebut akan membuat tari jaipong tetap bertahan dan berkembang. ”Tapi kalau musik sudah pasti, sudah di adopsi oleh daerah lain,1980 diadopsi oleh 22 negara,” ucapnya. (nit/rie)
Upaya Gubernur Lestarikan Budaya Sunda
Rabu 14-12-2016,11:59 WIB
Editor : Harry Hidayat
Kategori :