Pemkab Indramayu Tekan AKI;  Setelah EMAS, Dilanjut Sibayu

Sabtu 17-12-2016,01:05 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Indramayu masih cukup tinggi. Hal ini membuat semua pihak terus berkomitmen untuk menekan laju tersebut. Pemkab Indramayu sebenarnya juga telah banyak melakukan upaya, dan akan terus berupaya menekan AKI dan AKB. Seperti apa? Laporan: UTOYO PRIE ACHDI/RADAR INDRAMAYU Wakil Bupati Indramayu, Drs H Supendi MSi mengatakan, Pemkab Indramayu sebenarnya telah banyak melakukan upaya untuk menekan angka AKI dan AKB. Karena pembangunan di bidang kesehatan memang tetap menjadi prioritas, disamping pendidikan dan yang lainnya. Dikatakan, Kabupaten Indramayu mempunyai tingkat persalinan yang tinggi, yaitu sekitar 60.000 persalinan selama kurun waktu 2015-2016. Tingginya angka persalinan tentu saja berisiko terhadap angka kematian yang tinggi juga. Untuk itu Pemkab Indramayu akan terus menjadikan kesehatan sebagai perioritas dalam pembangunannya. Guna mendukung upaya tersebut, terus dilakukan inisiasi dengan pertemuan yang dilakukan terus menerus antara Dinas Kesehatan bersama camat dan kuwu untuk mendukung penyelematan ibu dan bayi baru lahir. Supendi menjelaskan, setelah sukses dengan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang dilaksanakan dengan pendampingan penuh di 8 Puskesmas PONED dan 3 Rumah Sakit (RS PMC, RSUD MA Sentot, RSUD Indramayu), kali ini Pemkab Indramayu meluncurkan program lanjutan yaitu Sibayu (Selamatkan Ibu dan Bayi Indramayu). Dikatakan, selama 1,5 tahun program EMAS dilaksanakan, Indramayu telah mencapai standar kinerja klinis dan rujukan yang signifikan. Rata-rata kinerja klinis rumah sakit meningkat dari sebelumnya sebesar 22 persen di tahun 2015 menjadi 65 persen di tahun 2016. Demikian pula dengan rata-rata kinerja Puskesmas yang menunjukan peningkatan kinerja dari 14 persen menjadi 86 persen di tahun 2016 ini. H Supendi menambahkan, program EMAS dan kini Sibayu dalam aplikasinya juga menyasar pada perbaikan kualitas rujukan pasien melaui penggunaan Sistem Informasi Rujukan Ibu dan Anak Indramayu (Si Irma Ayu) yang telah diluncurkan oleh Bupati Indramayu pada bulan Mei 2015 lalu. Untuk terus menekan kematian ibu dan bayi, Pemerintah Kabupaten Indramayu juga telah membentuk Forum Masyarakat Madani Dharma Ibu dan Bayi (FMM DHIBA) pada Juni 2015 yang merupakan gabungan dari 15 organisasi kemasyarakatan yang tersebar di 8 kecamatan dan 62 desa. Forum ini bertugas mengedukasi ibu hamil di lingkungannya, tercatat sudah sebanyak 1.878 ibu hamil berisiko tinggi telah didampingi oleh anggota forum ini. Sementara saat pencanangan program Sibayu, Kamis (15/12), di Pendopo Indramayu, juga dilakukan penandatanganan dukungan dari peserta yang hadir pada program tersebut. Selain itu juga diberikan penghargaan kepada para mentor yang telah bekerja maksimal dan disimulasikan program rujukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi dari mulai Puskesmas hingga ke rumah sakit. Pencanangan program Sibayu juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan, dr H Dedi Rohendi MARS, para kepala Puskesmas se-Kabupaten Indramayu, Ketua DPRD H Taufik Hidayat SH MSi, anggota Komisi B DPRD H Ruswa MPdI, dan undangan lainnya.(*)  

Tags :
Kategori :

Terkait