Masjid Jogokariyan Yogyakarta (3) Bikin Channel, Sebar Waktu Azan lewat Medsos

Sabtu 17-12-2016,07:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Masjid menjadi salah satu sentral dakwah dan syiar umat Islam. Itulah yang kini dilakukan di Masjid Jogokariyan. Dengan era digital saat ini, dakwah juga disesuaikan. Takmir masjid punya tim IT khusus agar dakwah juga bisa menyentuh anak-anak muda yang kerap berselancar di dunia online. Laporan: Jamal Suteja, Yogyakarta AZAN Asar berkumandang dengan sepiker yang keras di Masjid Jogokariyan. Bagi umat Islam, azan merupakan panggilan menunaikan salat. Namun saat ini ada perubahan pemaknaan mengenai azan. Banyak umat Islam justru hanya menjadikan azan sebagai patokan waktu. Mereka justru tetap asyik bermain media sosial (medsos) meskipun azan berkumandang. Di tengah era digital saat ini, perlu adanya panggilan salat yang lebih mengena. Karena itu, tim IT takmir Masjid Jogokarian mencoba melakukan panggilan salat melalui medsos. \"Setiap kali azan, kita akan membuat status untuk mengingatkan waktu salat dan mengajak salat berjamaah, baik melalui Facebook, Twitter, maupun Istagram,\" ucap Krishna Yuniar, bagian media dan IT Masjid Jogokariyan. Menurut Khrisna Yuniar, cara ini agar bisa kompetibel dengan kebiasaan warga yang selalu aktif di media sosial. Ajakan salat melalui media sosial ini memang baru diterapkan dalam beberapa tahun terakhir. Metode mengajak salat ini terus berubah. \"Kita pernah mengundang dengan pakai undangan yang eksklusif untuk Salat Subuh berjamaah. Sekarang kita pakai cara dengan media sosial, dengan kata-kata yang lebih mengena,\" katanya lagi. Apalagi saat ini dengan perkembangan internet yang luas, warga menjadi sering keluar rumah. Termasuk pergi ke masjid untuk belajar dan mendengarkan kajian Islam. Berawal dari sana, Krishna dan kawan-kawan menggagas adanya Jogokariyan Channel melalui media Youtube. Dari sana, jemaah bisa mengakses video-video kajian dan materi pelatihan manajamen Masjid Jogokariyan. “Kita dakwah menyasar lini media sosial agar bisa tersebar luas,\" sebutnya. Ambil contoh Facebook page Masjid Jogokariyan saat ini memiliki 30 ribu likes. Melalui Jogokariyan Channel ini akan ditampilkan edukasi livestreaming. \"Isinya berupa kajian-kajian online, bisa kajian di Masjid Jogokariyan, atau rekan dari pesantren maupun organisasi lain yang berada di masyarakat Jogja,\" katanya. Dengan metode kekinian itulah, jemaah Masjid Jogokariyan menjadi bertambah. Meski mayoritas merupakan warga Muhammadiyah, karena berada di daerah Kota Jogjkakata, namun Masjid Jogokariyan tidak membeda-bedakan umat berdasarkan ormas yang diikuti. Beberapa ulama besar dari berbagai ormas pernah mengisi kajian di sana. Sebut saja Habieb Rizieq, Aa Gym, Ustad Arifin Ilham, KH Said Aqiel Siradj dan lainnya. Pelayanan dan rasa kekeluargaan yang terbuka itu, membuat para jemaah betah beribadah di Masjid Jogokariyan. Salah satunya, Zaenuri. Meski rumahnya berjarak tiga kilometer dari masjid, dia selalu menyempatkan diri mengikuti Salat Subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan. \"Saya selalu sempatkan Salat Subuh berjamaah dengan mengajak anak. Karena di sini ramai, dibanding masjid lain,\" ungkapnya. Dalam melaksanakan salat berjamaah, takmir masjid menjadwalkan imam salat rawatib. Salah satu imam Masjid Jogokariyan yaitu Ustad Nurudin. Menurut Ustad Nurudin, setiap hari salat lima waktu di Masjid Jogokariyan selalu ramai. Paling padat terutama Salat Subuh, Magrib dan Isya. “Di sini ramai kegiatannya. Jadi semakin menarik masyarakat untuk berjamaah di sini. Program dan organisasi juga baik. Sehingga banyak yang studu banding ke sini,\" ucap Ustad Nurudin. Hal ini menjadi sesuatu yang positif dalam membangun peradaban umat Islam melalui pengelolaan masjid sebagai inspirator dalam kehidupan sehari-hari. (*/habis)

Tags :
Kategori :

Terkait