MAJALENGKA – Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi mengklaim pasar Desa Ciborelang lebih megah dibanding pasar Prapatan Kecamatan Sumberjaya. Secara geografis dua pasar ini berada di jalur yang sama yakni jalan nasional (Cirebon-Bandung). “Namun kondisi bangunan mampu menekan kemacetan di jalur nasional setiap minggu. Begitu juga setiap arus mudik balik lebaran setiap tahun,” jelas bupati. Dirinya meyakini pasar Ciborelang tidak hanya ramai saat hari pasar setiap Rabu, namun setiap hari juga akan ramai. Bupati menilai konsep serta kondisi pasar yang hampir sama dengan pasar modern itu didukung kondisi bangunan yang sangat layak. Berdasarkan laporan dari UPTD Pasar Prapatan, retribusi pasar Prapatan mampu menyerap Rp500 juta. Namun kontribusi itu tidak akan bagus ketika dikelola tidak benar. Pasalnya, pendapatan itu tidak hanya dari retribusi melainkan juga dari pendapatan parkir. “Kondisi keuangan negara saat ini sedang menurun, hasil produksi alam kita juga menurun. Sehingga kami berharap berbagai pendapatan daerah dapat terserap dengan baik. Salah satunya aktivitas pasar di Kabupaten Majalengka,” harapnya. Hal senada diungkapkan Kepala Desa Ciborelang, Abdul Toyib. Menurutnya pasar di wilayahnya tersebut cukup representatif. Setelah membentuk struktur organisasi pasar, kemudian mengatur para pedagang emprakan yang akan ditempatkan di lantai dua. “Penempatan para pedagang ini bertujuan agar tidak ada aktivitas berniaga di depan kios-kios, untuk menghindari kemacetan di jalur nasional ini,” paparnya. Sebelum pasar baru Ciborelang dibangun, setiap pasar tumpah tepatnya hari Rabu selalu menimbulkan kemacetan parah dan menjadi catatan pihak kepolisian ketika arus mudik dan balik lebaran. Pihaknya menekankan kepada para pedagang agar tidak berjualan di depan kios apalagi sampai di luar pagar pasar. Hal itu sudah menjadi regulasi awal agar tercipta lalu lintas di jalur tengah tanpa kemacetan. Pihaknya siap koordinasi dengan Pemda Majalengka dalam hal ini Satpol PP, untuk menertibkan para pedagang jika masih nakal dan nekat berjualan di depan kios atau di sekitar pagar. Sementgara itu, peresmian pasar Desa Ciborelang Kecamatan Jatiwangi mendapat perhatian serius dari sejumlah pengusaha genting. Pasalnya, pembangunan pasar Ciborelang tidak menonjolkan simbol Jatiwangi karena bagian atap pasar tidak memakai genting. Ketua dewan penasehat Asosiasi Pengusaha Genting Jatiwangi (Apegja), Ir H Iwan Bambang Siswanto menyayangkan tidak adanya ikon khas yang melekat di pasar yang cukup megah dari sejumlah pasar desa lainnya itu. Meski sudah terlanjur, diharapkan beberapa bulan atau mungkin minggu ke depan atap dapat diganti dengan genting. “Sebelum peresmian kamis sudah mempertanyakan namun tidak ada upaya apapun,” ujarnya, Selasa (20/12). Para pengusaha genting sengaja tidak melancarkan protes berlebihan hingga melakukan unjuk rasa demi kondusivitas Majalengka. Namun tidak ada tindakan apapun baik dari pemdes, pemkab hingga kontraktor. “Kecamatan Jatiwangi identik dengan industri genting yang sudah dikenal di sejumlah daerah di Indonesia maupun luar negeri. Pemdes seharusnya menyadari dan peran pemkab sangat diperlukan. Sama saja ini tidak menghargai wilayah industri genting,” paparnya. Sementara itu, peresmian pasar Ciborelang juga sempat ramai di jejaring sosial. Sejumlah akun sangat menyayangkan tidak adanya ikon Jatiwangi di pasar yang megah di kawasan Jatiwangi tersebut. “Make (pakai) seng di wilayah perajin jebor genteng yang sudah membudaya 105 tahun,” tulis akun Auqi RK. Bahkan akun FB wakil bupati DR H Karna Sobahi juga sempat mengomentari agar semua masyarakat Jatiwangi tetap bangga memiliki genting Jatiwangi. Wabup mengajak masyarakat memanfaatkan pasar megah tersebut untuk menjual produk-produk unggulan berbasis kearifan lokal. “Sekarang, disini, kita manfaatkan produk unggulan berbasis kearifan lokal. Genteng jatiwangi tetap kebanggan terbaik majalengka,” tulis wabup. (ono)
Pasar Ciborelang Akan Ramai Tiap Hari
Kamis 22-12-2016,03:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :