Teroris di Tangsel Terkait DYN asal Bakung Lor

Kamis 22-12-2016,09:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

JAKARTA- Tim Densus 88 Anti Teror Polri menangkap para terduga teroris, kemarin. Aksi penangkapan itu ikut menewaskan tiga terduga teroris. Penyergapan dilakukan di  Tangerang Selatan (Banten), Payakumbuh (Sumatera Barat), Deliserdang (Sumatera Utara) dan Batam (Kepulauan Riau). Diawali di Tangerang Selatan, baku tembak antara Densus 88 dengan kelompok teroris sempat terjadi di Kampung Curug, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu sekitar pukul 10.00 WIB. Baku tembak itu terjadi usai Densus mengepung sebuah bangunan kontrakan yang ditinggali tiga orang terduga teroris. Mereka adalah Helmi Hendriyana alias Elmi, Irawan alias Irwan, dan Omen alias Dedi Sutisna. Sebelum baku tembak terjadi, warga sekitar yang berada di radius 100 meter dari rumah kontrakan milik pasangan suami istri Agus dan Tini tersebut dievakuasi. Warga yang ikut diungsikan menutup rapat pintu-pintu dan jendela rumahnya dengan tirai serta mematikan lampu. Warga diungsikan ke area aman di belakang garis polisi yang dipasang sebelumnya. Di dalam aksi pengepungan tersebut, petugas sempat membujuk ketiga teroris untuk menyerahkan diri dan keluar dari persembunyiannya. Namun, ajakan petugas itu justru dibalas serangan. Salah seorang terduga teroris melemparkan sebuah bom ke arah petugas, namun gagal meledak. Tidak hanya itu, dari dalam rumah para pelaku juga mengarahkan moncong senjata api jenis revolver ke petugas. Merasa terancam, pasukan Densus lantas melepaskan tembakan ke arah pelaku. Omen, Irwan, dan Helmi tumbang dan langsung meregang nyawa terkena peluru panas petugas. Ketiganya tewas di dalam rumah kontrakan yang baru ditempati selama 20 hari itu. Tidak berselang lama dari baku tembak tersebut, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian langsung mendatangi lokasi kejadian. Dengan pengawalan ketat, Tito didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan menuju rumah kontrakan yang dijaga ketat pasukan Densus, Brimob, dan anggota kepolisian Polda Metro Jaya. Usai melihat lokasi kejadian, Tito langsung menggelar konferensi pers tidak jauh dari rumah kontrakan tersebut. Tito mengatakan, operasi penggerebekan itu berdasarkan pengembangan operasi penangkapan Dian Yulia Novi (DYN) di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, pada Sabtu (10/12). DYN yang merupakan warga  Desa Bakung Lor, Kecamatan Jamblang,  Kabupaten Cirebon itu merupakan “calon pengantin” yang dipersiapkan untuk beraksi melakukan bom bunuh diri di pos penjagaan Istana Kepresidenan pada Minggu (11/12). “Mereka diikuti dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan kemudian masuk ke kontrakan ini kurang lebih selama 20 hari. Mereka diikuti dan aktivitas mereka diawasi dan kemudian kami yakini mereka sudah memiliki bahan peledak atau bom,” terang Tito. Penggerebekan tersebut diawali dari informasi rekan ketiga pelaku, Adam Noor Syam (26). Adam saat ini ditangkap tim Densus. Dia diringkus di Jl Raya Serpong, Tangsel, pada pukul 08.00 WIB. “Dari keterangan AD (inisial Adam, red) ini positif ketiga rekannya memiliki bom dan senjata api. Kemudian tim menindak dengan operasi masuk ke dalam (kontrakan) dan memberikan peringatan kepada mereka, tapi mereka melakukan perlawanan dengan mengeluarkan satu revolver dan bom,” ujar Tito. Tito menjelaskan bahwa dari dalam rumah kontrakan polisi menyita satu senjata api jenis revolver dan tiga buah bom pipa yang diletakkan di dalam sebuah tas ransel dan siap diledakkan. “Jenis ledakan low explosive karena bahan baku pembuat bomnya adalah potasium nitrat. Itu merupakan bahan baku untuk bom low explosive,” terang dia. Dia mengatakan bahwa temuan bom di dalam rumah kontrakan dapat bertambah karena pihaknya juga menyita satu tas ransel lainnya yang diduga berisi bom atau bahan peledak lain. “Minimal tiga bom pipa karena ada satu tas ransel yang belum dibuka,” bebernya. Sebagian bahan peledak yang ditemukan langsung dijinakkan dengan cara diledakkan di sekitar lokasi penggerebekan. Sebagian lainnya dibawa untuk diperiksa lebih lanjut. Tito juga mengungkapkan bahwa salah seorang teroris yang bernama Omen merupakan residivis kasus kekerasan. Saat ditahan di LP Cipinang, Omen direkrut oleh Abu Haikal, yang tidak lain merupakan anak buah pentolan teroris Bom Bali I, yakni Dulmatin yang tewas pada 2010 silam. “OM alias AR ini juga terkait dengan Ivan Hasibuan, tersangka penusukan pastur gereja di Medan,” paparnya. Sementara itu, selang beberapa jam dari penggerebekan di Tangsel, tim Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga teroris di tiga lokasi berbeda. Pada pukul 09.30, seorang terduga teroris jaringan Solo 2015 bernama Jhon Tanamal alias Hamzah ditangkap di Kelurahan Balai Nan Duo, Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Sumatera Barat. Hamzah diduga sebagai salah satu sumber pendanaan pembuatan bahan peledak dan bom untuk kelompok Abi Zaid. Berikutnya, pukul 12.00 tim Densus bersama Polda Sumatera Utara mengamankan seorang terduga teroris atas nama Syafii, jaringan Katibah Gonggong Rebus (KGR). Dia ditangkap saat berada di rumah Herman Lubis di Jalan Deli Tua Dusun 3 Aji Baho, Kecamatan Sibiru Biru, Deli Serdang, Sumut. Syafii masuk daftar pencarian orang (DPO) karena terlibat kasus terorisme di Batam awal Agustus lalu yang ingin menyerang Marina Bay, Singapura. Di lokasi keempat di kavling Sagulung Bahagia Blok N/2 Kelurahan Sungai Lekop Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau, polisi menangkap Abisya alias HA, seorang terduga teroris jaringan KGR. Dia terlibat dalam perencanaan amaliyah dibawah kendali Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Penangkapan terduga teroris di tiga lokasi terakhir berlangsung tanpa perlawanan. Lalu, kenapa penggerebekan dan penangkapan terduga teroris terjadi bersamaan ? Kabag Penerangan Umum (Penum) Divhumas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan bahwa semua itu merupakan momentum. Menurutnya, upaya tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba. Tim Densus lebih dulu melakukan penyelidikan. ”Ada yang sebulan, dua bulan, bahkan sampai satu tahun, yang setahun ini biasanya karena (pelaku) menghilang,” ucapnya kepada Jawa Pos (Radar Cirebon Group). (JPG)  

Tags :
Kategori :

Terkait