Juventus vs AC Milan; Membalut Luka Lama

Jumat 23-12-2016,10:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

DOHA – Stadion Jassim Bin Hamad tidak pernah dilupakan para penggawa Juventus. Di stadion berkapasitas 12.946 itu, Juventus pernah menatap nanar perhelatan Supercoppa Italiana. Melawan Napoli, mereka harus kalah adu penalti 5-6, setelah sebelumnya selama 120 menit, kedua tim sama kuat 2-2. Dua tahun berlalu, Juventus pun akhirnya memiliki kesempatan untuk membalas kekalahan menyakitkan mereka di ajang yang sama malam nanti. Kali ini, lawannya adalah AC Milan. Selain itu, menurut gelandang Juventus Claudio Marchisio, mereka ingin menutup 2016 dengan sebuah trofi setelah sebelumnya mereka meraih scudetto dan titel Coppa Italia dengan lawan yang sama, Milan, di final. ”Ini adalah laga yang sangat menentukan bagi kami,” tegas Marchisio sebagaimana dikutip dari tuttomercatoweb. ”Kami benar-benar berambisi untuk membawa pulang trofi ini ke rumah kami (Juventus Stadium),” lanjut pemain 30 tahun tersebut. Marchisio melanjutkan, semangat mereka untuk mendapatkan trofi kedelapan di Supercoppa sangatlah lebar. Berbicara performa, klub dengan julukan Si Nyonya Tua tersebut begitu meyakinkan dengan hanya tiga kekalahan dalam 23 pertandingan terakhir di semua ajang. Gawang Gianluigi Buffon juga cukup kukuh dengan hanya kebobolan 16 gol. Apalagi, lini depan mereka juga begitu garang dengan kedatangan Gonzalo Higuain dari Napoli, di mana bomber berjuluk El Pipita tersebut merupakan bomber yang menggagalkan kemenangan Juve di Supercoppa 2014 silam. Penampilan Higuain sendiri tengah moncer dengan menorehkan 13 gol dalam 22 laga di seluruh kompetisi, dengan empat di antaranya dicetak dalam tiga partai terakhir. ”Dia (Higuain) adalah seorang pemenang,” puji Marchisio kembali. ”Dia telah menemukan kegairahannya di klub ini, dan selalu berambisi untuk menjadi pemenang,” lanjut pemain yang sudah satu dekade memperkuat Juve tersebut. Higuain nantinya bakal bertandem dengan rekan sekompatriotnya di Timnas Argentina, Paulo Dybala, dalam formasi 4-3-1-2 versi WhoScored. WhoScored sendiri menjelaskan mengapa allenatore Massimiliano Allegri lebih memilih untuk menggunakan skema tersebut. Bukan 3-5-2 yang selama ini menjadi formasi reguler Bianconeri, julukan Juve. Alasan yang paling utama, Allegri ingin memaksimalkan playmaker mereka, Miralem Pjanic. Dalam formasi 3-5-2, peran pemain asal Bosnia tersebut sering kali tenggelam karena dia harus diplot sebagai pendamping Hernanes atau Mario Lemina dalam pakem tiga gelandang bertahan. Nantinya, Pjanic bakal menjadi trequartista di belakang duet Higuain-Dybala. 4-3-1-2 sendiri sudah dicoba Allegri ketika melawan Atalanta (4/12), AS Roma (18/12), di Serie A, dan Olympique Lyon (3/11), dan Dinamo Zagreb (8/12). Hasilnya, Allegri berhasil membawa Bianconeri, sebutan lain Juve, meraih tiga kemenangan dan sekali seri, yakni 1-1 kontra Lyon. Pjanic sendiri menyatakan siap bermain setelah sebelumnya, dia diragukan akibat mengalami benturan ketika menang tipis 1-0 dari Roma. ”Aku sudah pulih,” tutur eks pemain Roma itu dilansir dari situs resmi klub. Mungkin, satu-satunya kendala yang dihadapi oleh juara bertahan Serie A lima musim terakhir itu terletak pada lini belakang karena dua pemainnya tergeletak karena cedera. Mereka adalah bek tengah Leonardo Bonucci (hamstring), dan fullback kanan Dani Alves (patah tulang fibula). Alves bahkan baru bisa kembali sekitar pertengahan Maret 2017, dengan mantan bek Barcelona itu melewatkan 19 laga di semua ajang. Untuk mengatasi hal itu, Allegri pun memasang Daniele Rugani sebagai pelapis Bonucci, dan menggeser Andrea Barzagli di posisi flank kanan. Terpisah, skuad Il Diavolo, julukan Milan, baru mendapat penerbangan ke Qatar Rabu siang waktu setempat (21/12), sehingga mereka kemungkinan baru mendarat tadi malam (22/12). Artinya, Gianluigi Donnarumma dkk hanya bisa memperoleh recovery selama beberapa jam. Namun, gelandang Milan, Giacomo Bonaventura, mengatakan bahwa mereka bakal tampil habis-habisan demi menyamai rekor Juve sebagai kolektor Supercoppa terbanyak (tujuh gelar). ”Memang, kami hanya memiliki sedikit waktu untuk aklimatisasi,” terang Bonaventura kepada Tuttosport. ”Namun, kami tidak melihatnya sebagai kelemahan. Kami bakal mengubahnya menjadi sesuatu yang positif,” lanjutnya. (apu/tom)

Tags :
Kategori :

Terkait