KUNINGAN : Rencana peningkatan status Universitas Kuningan (Uniku) menjadi perguruan tinggi negeri tampaknya akan mengalami nasib sama seperti yang terjadi pada Unswagati Cirebon. Beberapa persyaratan yang diajukan pemerintah pusat untuk penegerian Uniku dirasa memberatkan dan sulit ditempuh sehingga kemungkinan rencana tersebut pun akan gagal. Ketua Yayasan Sang Adipati Kuningan Uri Syam mengaku, selama ini pihakny tidak mempermasalahkan dengan rencana penegerian Uniku yang ditawarkan pemerintah pusat dan mendapat dukungan penuh pemerintah Kabupaten Kuningan terutama saat kepemimpinan almarhumah Utje Ch Suganda dulu. Namun seiring perjalanan waktu dan mengingat sejumlah persyaratan yang dinilai cukup berat, membuat rencana penegerian tersebut mengalami hambatan. \"Salah satunya penyediaan lahan 30 hektare yang telah disanggupi Pemerintah Kabupaten Kuningan, namun ternyata lokasinya di daerah \"leuweung\" (hutan). Siapa yanga mau sekolah di sana nantinya,\" kata Uri dalam acara media gehtering di rumah makan Flamboyan, kemarin. Selain itu, lanjut Uri, untuk merealisasikan pembangunan kampus di lahan seluas itu tentu akan menghabiskan anggaran sangat besar. Hal ini membutuhkan partisipasi dan kegigihan pemerintah baik provinsi maupun daerah untuk mewujudkannya. \"Persoalannya sekarang, yang dari awal ngotot ingin Uniku jadi negeri adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akan habis masa tugasnya pada tahun 2018 nanti dan mendiang Bupati Kuningan terdahulu Ibu Utje. Sedangkan Pemerintah Pusat sudah menetapkan moratorium penegerian perguruan tinggi hingga tahun 2019, dan kedua orang yang berambisi menegerikan Uniku sudah pensiun dan satu lagi sudah meninggal,\" kata uri. Mengingat hal tersebut, menurut Uri, proses penegerian Uniku sangat berat terealisasi. Meski demikian pihaknya tidak terlalu memusingkan dan memilih fokus meningkatkan kualitas pendidikan Uniku sehingga bertaraf negeri. Hal ini, menurut dia, lebih penting agar Uniku semakin dipercaya oleh masyarakat dan semakin banyak peminatnya. \"Salah satu upayanya mendorong para dosen untuk melanjutkan studinya hingga jenjang doktoral dengan memberikan bantuan dana sesuai kemampuan universitas. Kami sudah menjalin kerjasama dengan Unpad, bahkan beberapa perguruan tinggi dari luar negeri serta memberikan pelatihan-pelatihan untuk dosen dan sebagainya,\" kata Uri. Ditambahkan Rektor Uniku Dr Iskandar, M.M. dari jumlah 149 dosen Uniku saat ini, sebanyak 25 dosen di antaranya telah bergelar doktor dan 41 dosen lain tengah menempuh pendidikan S3. Dengan memperbanyak dosen untuk melanjutkan pendidikan doktoral, kata Iskandar, Uniku dalam waktu tertentu dipastikan akan panen dosen yang bergelar doktor dan guru besar serta memiliki komitmen dan profesionalisme yang tinggi. \"Kami menargetkan 50% dosen Uniku bergelar doktor pada tahun 2019 mendatang. Sekaligus mengejar target institusi Uniku mendapat akreditasi B pada tahun yang sama,\" kata Iskandar. Iskandar yang tinggal menghitung hari memimpin Uniku menaruh harapan besar target tersebut bisa tercapai pada kepemimpinan Uniku yang akan dipegang oleh Dikdik Harjadi yang akan dilantik sebagai Rektor Uniku pada tangal 5 Januari 2017 mendatang. \"Saya berharap di bawah kepemimpinan Rektor Pak Dikdik Harjadi, Uniku akan terus mengukir prestasi dan jaya selalu. Mempertahankan yang baik dari kepemimpinan terdahulu dan tetap mengembangkan inovasi dan terobosan sehingga Uniku tetap bisa memberikan dedikasi dan kontribusi terbaiknya bagi kemajuan bangsa khususnya di bidang pendidikan tinggi,\" harap Iskandar. (taufik)
Waduh, Penegerian Uniku Gagal?
Sabtu 24-12-2016,14:28 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :