Melihat Kegiatan Vocational Remaja Korban Napza di Cirebon

Minggu 25-12-2016,12:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Ada hal yang berbeda di Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Mandiri. Sejumlah remaja yang menjadi korban Narkoba Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) melakukan hal yang tidak biasa. Mereka mengikuti kegiatan vocational, dengan membuat produk makanan. Laporan: Jamal Suteja, Cirebon TANGAN-tangan para remaja itu, menyimpan rasa optimis. Meski pun mereka pernah mengalami hal buruk dalam hidupnya. Ya, para remaja yang berada di RBM Mandiri, kini mau bekerja keras untuk hidup mandiri, lepas dari ketergantungan. Kesempatan untuk memperbaiki hidupnya, mereka temukan dalam suatu komunitas yang sudah dua tahun dibentuk itu. Kini, ada sekitar 420 klien yang ditangani RBM Mandiri. Mereka ditangani secara khusus oleh sekitar 18 orang konselor. Tak hanya kegiatan konselor, juga ada kegiatan vocational RBM Mandiri. Kegiatannya beraneka ragam, ada pelatihan komputer, memasak, membuat makaroni, kerupuk rasa mangga, kerupuk kulit rasa pedas, pembuatan telor asin, pelatihan musik dan lainnya. Secara kebetulan, Radar Cirebon melihat langsung kesibukan para remaja tersebut membuat makaroni dan kerupuk pedas. Adanya kegiatan vocational ini, bertujuan agar para remaja bisa hidup lebih mandiri. Sehingga masa depannya bisa lebih baik. \"Selain memberikan penyuluhan oleh para konselor, di RBM Mandiri kita ada kegiatan vocational,\" ujar Ketua RBM Mandiri, Muhammad Dedi Budianto. Di samping untuk mengembangkan kemandirian, kegiatan vocational bisa memacu kreativitas remaja yang selama ini dirasa masih belum diberikan ruang untuk menampilkan ide dan gagasan. Upaya untuk melakukan pembinaan korban napza memang tak semudah membalikan telapak tangan. Karena tidak semua orang mau mengaku dirinya sebagai pemakai narkoba. Di samping juga hal itu menjadi aib keluarga. Namun, dengan kerja keras dan kepercayaan, para konselor terus memberikan pengertian dan pemahaman. Setidaknya, kerja keras mereka bisa terbayar dengan adanya perubahan perilaku dari para remaja yang rawan terkena narkoba. Menurut Dedi, para konselor yang bertugas mendatangi rumah-rumah warga itu, memiliki tugas berat untuk mendekati masyarakat. Kini, boleh jadi, selama dua tahun berjalan, RBM Mandiri ingin terus memberikan kepedulian masyarakat agar terhindar dari bahaya narkoba. Di Kecamatan Mundu, ada Desa Suci yang sudah membentuk tim peduli napza, yang bertugas dan bersinergis dengan unsur lainnya. Ini bertujuan agar para korban napza bisa dilindungi dan diberikan hak untuk melakukan rehabilitasi, baik kehidupan sosial, dan juga rehabilitasi fisik. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait