OJK Sudah Siapkan Arah Kebijakan 2017

Selasa 27-12-2016,06:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

BANDUNG - Jelang tahun baru, selalu ada harapan baru. Tak hanya perorangan, lembaga jasa keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah merancang Economic Outlook 2017 yang dipaparkan dalam Workshop Wartawan Bisnis dan Keuangan, 21-22 Desember 2016 di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Bagaimana target dan strategi OJK? Merancang economic outlook, tentu banyak melibatkan berbagai faktor, baik secara global maupun dalam negeri. Di dalam negeri sendiri, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2016 melambat 5,02 persen, namun masih di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan di level 4,9 persen. Dilihat dari lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong sektor informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, serta transportasi dan pergudangan. Analis Senior Departemen Pengembangan Kebijakan Strategis OJK, Bayu Kariastanto PhD menjelaskan, berbeda dengan sektor sebelumnya, sektor produksi (pertanian, pertambangan dan pengolahan) tumbuh lebih rendah dari pertumbuhan nasional, sehingga perlu dicermati lebih lanjut daya saing di pasar internasional. Seluruh komponen pengeluaran tercatat melambat dan yang paling dalam dialami konsumsi pemerintah dengan kontraksi 2,97 persen. Sehingga, memberi imbas pertumbuhan ekonomi -0,25 persen. Di tengah gencarnya kampanye program pembangunan infrastruktur, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) hanya 4,06 persen. \"Logikanya, pembangunan infrastruktur tentu membutuhkan bahan bangunan, seperti besi, semen dan lainnya. Tapi penjualan semen malah terkontraksi. Untuk itu, saya belum punya data pasti,\" jelasnya.   Bayu mengatakan, arah kebijakan OJK sendiri terbagi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, tantangan global yang dihadapi antara lain normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat serta ketidakpastian global (brexit dan kebijakan baru AS). Tantangan domestik terkendala kebutuhan pendanaan pembangunan yang besar termasuk infrastruktur. Salah satu kebijakan jangka panjang, sambung Bayu, perekonomian domestik diarahkan mencapai potential output-nya, yakni keluar dari middle income trap menjadi high income economy. \"Sektor Jasa Keuangan (SJK) diarahkan agar semakin kontributif, stabil dan inklusif,\" paparnya. SJK domestik diarahkan berperan semakin optimal dalam penyediaan likuiditas di perekonomian domestik. Beberapa terobosannya antara lain, melanjutkan pendalaman pasar modal, mempercepat pengaturan financial technology (fintech) untuk mendorong perkembangan start up, mengoptimalkan peran IKNB sebagai sumber pembiayaan dunia usaha, serta pendekatan baru dalam inklusi keuangan. (tta)        

Tags :
Kategori :

Terkait