Karena di Jalan pun Kita Butuh Hiburan

Selasa 27-12-2016,12:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Pantat-pantat seksi pantura. Berkeliaran di jalur pantura, terutama Cirebon-Indramayu. Bikin mata terjaga, rasa kantuk pun bisa hilang. Bentuknya gambar dan tulisan-tulisan ringan nan lucu. Salah satunya; Asal Abang Kuat Nanjak, Lewat Aje. Tulisan ini lengkap dengan gambar seorang wanita. Membaca ini, sudah pasti menggelitik, pasti bikin tersenyum.  YA, pantat-pantat sesksi pantura yang dimaksud dalam liputan ini adalah truk-truk di jalur pantura dengan gambar dan tulisan yang agak nyeleneh yang berada di belakang truk. Tulisan atau gambar di belakang truk bahkan cukup familiar saat ini. Apalagi setelah banyak tersebar melalui sosial media. Siapa yang tak kenal istilah Pulang Malu, Tak Pulang Rindu, yang berarti dimaksudkan untuk mendefiniskan pekerjaan sopir yang berlama-lama di jalan, tapi belum bisa pulang karena belum punya uang. Atau yang lebih populer dan klasik Kutunggu Jandamu, yang berarti sang sopir masih cinta sama mantannya dan setia menunggu sampai sang mantan berstatus janda. Kemudian istilah itu diubah menjadi Jandamu Tak Kutunggu Lagi, di mana maksudnya sang sopir sudah menemukan tambatan hati yang baru. Tentu, masih banyak lagi. Lengkap dengan gambar wanita-wanita yang seksi atau gambar lucu lainnya. Juga tidak semua nyeleneh dengan gambar-gambar seksi. Ada juga tulisan-tulisan yang sebenarnya berisi nasihat, pesan, yang mengarah pada hal-hal yang baik. Ibaratnya, setiap pertemuan dan perjumpaan pasti meninggalkan pesan, setiap pesan pasti meninggalkan kesan. Kesan itulah yang coba ditinggalkan para pemilik kendaraan dan sopir truk di jalur pantura untuk sedikit menghibur para pengguna jalan. Lalu, siapa saja pembuat tulisan dan gambar-gambar seksi itu? Ternyata salah satunya adalah Mustopa, pelukis truk asal Jagapura, Kabupaten Cirebon. Dia sehari-hari bekerja di Bengkel Putra Nasional Karoseri Bak Truk Kayu Jati dan Rangka Besi di Desa Bandnegan, Mundu, Kabupaten Cirebon. Tapi, tentu tak hanya ide atau usulan Mustopa. “Tulisan dan gambarnya macam-macam. Idenya bisa dari pemilik kendaraan, sopirnya, atau ada juga yang gambar atau tulisannya diserahkan kepada pelukisnya,” ujar Mustopa yang ditemui Radar Cirebon di Bengkel Putra Nasional Karoseri Bak Truk Kayu Jati dan Rangka Besi di Desa Bandnegan, Mundu, belum lama ini. Tak sedikit pemilik kendaraan dan sopir truk yang meminta pria yang akrab dipanggil Sopa tersebut untuk menggambar lukisan unik dan kata-kata yang agak nyeleh. “Pemilik truk itu macam-macam tipenya. Ada yang ingin gambar dan tulisannya harus sesuai dengan kemauan pemiliknya, tapi ada pula yang membebaskan dengan selera sang sopir. Yang penting kerja sopirnya benar,” kata pria tiga anak tersebut. Untuk yang kategori kedua atau tersera selera sopir, ternyata inilah yang akhirnya membuat banyak truk-truk di jalur pantura dipenuhi gambar dan tulisan-tulisan unik dan nyeleneh. “Ide yang unik biasanya dari sopir. Mereka kan sering keluar kota, lihat model tulisan dan gambar unik atau nemu istilah baru saat di kota-kota lain. Pasti langsung dipakai di kendaraan yang dikendarai sendiri,” paparnya. Sopa memang bukan orang baru di dunia gambar dan lukis bak truk di Cirebon. Sejak lulus dari salah satu SMEA Negeri di Kabupaten Cirebon tahun 1995, dalam sepekan ia bisa melukis dan menggambar tak kurang dari lima truk. Jika dijumlahkan sejak 1995, sudah hampir 3.500 truk yang ia gambar dengan berbagai jenis gambar dan tulisan. “Saya kerja tidak tetap di beberapa bengkel karoseri di Cirebon. Saya jual jasa, sementara alat dan catnya dari bengkel. Untuk sekali kerja biasanya antara Rp150 ribu sampai Rp200 ribu saya terima bersih,” katanya. Ditambahkan Sopa, sebelum memulai pekerjaannya, dia membuat pola dengan kapur untuk memperkecil kesalahan saat menggambar. Dan saat teknologi sudah begitu maju seperti saat ini, dia juga harus lebih hati-hati dan detail saat menggambar. Kalau tak sesuai, pelanggan bisa komplain. “Itu yang kita hindari, sekarang kan mereka (pelanggan, red) juga punya standar. Kalau hasilnya jauh dari contoh yang mereka bawa, atau sedikit berbeda saja, laangsung komplain. Mereka biasanya membawa contoh yang diprint dari komputer. Sehingga kita kerja dituntut untuk lebih teliti dan lebih detail,” tukasnya. Seiring dengan perkembangan zaman, teknik dan cara pengecatan pun semakin berkembang. Jika yang tadinya hanya menggambar menggunakan kuas, atau paling modern pakai spary gun untuk air brush, kini pilihan semakin banyak setelah banyak metode cutting sticker yang digunakan pemilik truk untuk melukis kendaraannya. Namun menurut Sapo, para pelanggannya kini mengalami pergeseran. Dari awalnya yang lebih banyak orang per orang, kini beralih ke pesanan milik perusahaan. Hal ini menurutnya terjadi karena pengaruh sisi ekonomi. ”Kalau punya pribadi biasanya digambar atau dilukis menggunakan air brush. Sekarang lebih banyak bikin logo perusahaan sama merek dagang. Ditambah sekarang para sopir ada pilihan cutting stiker,” pungkasnya. Selain Sapo, ada juga Hikmatullah (44). Pemilik Ki Dalang Variasi Sukra, Indramayu, ini sudah hampir puluhan tahun menggarap body mobil maupun sepeda motor untuk menjadi lebih seksi. Sebagian berbentuk lukisan maupun tulisan untuk body belakang, samping, dan depan kendaraan. Gambar yang dibuat tidak dengan cara dilukis maupun menggunakan air brush. Tapi dengan stiker skotlet. Sejak tahun 1996, bapak dua orang anak ini bersama dua orang karyawannya telah mendandani ribuan kendaraan bermotor sehingga tampil cantik dengan bermacam aksesori yang disediakan. Lokasinya yang terletak di Jalan Cilodong, Desa Sukra Wetan, Kecamatan Sukra, Ki Dalang Variasi setiap hari selalu didatangi konsumen dari berbagai daerah. Kepada Radar, Hikmat-sapaan akrab Hikmatullah- mengatakan kebanyakan konsumennya menginginkan agar kendaraannya terlihat keren tanpa harus mengecat. Dengan stiker skotlet, hasilnya tidak kalah keren dengan air brush. Bahkan para pemilik kendaraan atau sopir dapat mengganti-ganti sesuai selera, tanpa harus merogoh kocek yang dalam. Kelebihan lainnya, skotlet dapat digunakan untuk melindungi cat kendaraan dari goresan-goresan atau bisa juga disebut dengan antigores. “Itulah kenapa saya banting stir dari tukang lukis bak truk sekarang tukang skotlet. Konsumennya tidak terbatas,” katanya. Suami Ny Kulyana ini mengaku, sempat menekuni dunia lukis bak truk pada sekitar tahun 1990-an. Itupun tidak sengaja. Awalnya, dia melakoni usaha percetakan sablon sehingga harus bolak-balik ke Pasar Senen Jakarta. Di kawasan itu, banyak pelukis jalanan yang beroperasi di sepanjang trotoar. Sambil menunggu cetak sablonnya jadi, Hikmat iseng melihat bagaimana pelukis bekerja. “Saya lihatin saja dari awal sampai akhir. Sampai pelukisnya bosan lihat saya terus,” ujarnya sambil tersenyum. Dari belajar secara otodidak hingga tahap mahir, dia lantas nekat membuka usaha melukis bak truk di pinggir jalan raya pantura Sukra. Konsumennya masih sedikit hanya kenalannya yang menjadi sopir atau pemilik truk. Seiring berjalannya waktu, ternyata banyak pula pemilik kendaraan pribadi yang ingin mobil atau motornya dilukis. Namun karena alat dan bahan yang tersedia tidak memungkinkan, diapun menggunakan alternatif lain yakni skotlet. Dan hasilnya dinilai memuaskan konsumen. “Inspirasi pembuatannya sama seperti waktu lukis bak truk itu. Konsumen pengennya begini-begini, saya lalu mewujudkannya. Bikin sketsa dulu, digambar di kertas. Kalau sudah terpasang ternyata tidak cocok, skotletnya ya tinggal dilepas. Mudah, beda dengan lukisan cat yang permanen,” terang dia. Sama halnya dengan bak truk. Umumnya konsumen meminta dibuatkan gambar pemandangan, tokoh-tokoh tertentu, foto pribadi, keluarga, logo klub sepak bola favorit, sampai profil perempuan. Sementara tulisan-tulisan pada mobil juga beragam. Misalnya nama anak, perusahaan, doa bahkan ada bahasa nyeleneh. “Tujuan sang pemilik menggambar kendaraan beragam. Umumnya sebagai identitas dan supaya kendaraan yang di belakangnya melihat jadi tidak ngantuk. Tidak nabrak. Ya untuk hiburan juga, yang ada di jalan bisa terhibur. Daripada penat, baca yang lucu-lucu pasti jadi terhibur ,” ungkap Hikmat. (dri/kho)

Tags :
Kategori :

Terkait