60 Persen Irigasi Rusak, Indramayu Belum Siap Terima Air Waduk Jatigede

Kamis 29-12-2016,03:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

INDRAMAYU – Keberadaan Waduk Jatigede memang menjadi angin segar bagi para petani. Karena, mereka tak lagi khawatir akan kekurangan air. Namun, para petani di Kabupaten Indramayu terancam tidak bisa menikmati air Waduk Jatigede dengan maksimal. Mengingat, 60 persen saluran irigasi di Kabupaten Indramayu dalam kondisi rusak. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (PSDA Tamben) Kabupaten Indramayu, Ir Suwenda Asmita, mengungkapkan, saat ini memang masih dilakukan modernisasi saluran Bendung Rentang, dan ditargetkan selesai dalam waktu tiga tahun. “Modernisasi saluran baru berlangsung satu tahun, dan ditargetkan dalam tiga tahun ke depan, 60 persen saluran yang rusak itu akan baik,” ujar Suwenda, Rabu (28/12). Lebih lanjut Suwenda menjelaskan, kerusakan saluran irigasi itu di antaranya berupa pendangkalan akibat tingginya sedimentasi. Akibatnya air irigasi tidak bisa sampai ke daerah-daerah yang terletak di ujung saluran irigasi. Selain itu, adapula tanggul saluran irigasi yang jebol. “Salah satunya seperti yang terjadi di Blok Suket Baju, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Tanggul saluran irigasi di blok tersebut jebol sekitar empat hari yang lalu,” ujarnya. Akibat jebolnya tanggul tersebut, tanaman padi seluas 1.580 hektare di empat desa yang tersebar di tiga kecamatan di Kabupaten Indramayu, terancam kekeringan. Adapun empat desa itu, yakni Desa Plosokerep Kecamatan Terisi, Desa Sumbon Kecamatan Kroya, serta Desa Kedokan Gabus dan Rancamulya, Kecamatan Gabuswetan. Saat ini, areal persawahan di empat desa tersebut tanahnya telah kering dan retak-retak. Pasalnya, saluran irigasi yang airnya bersumber dari Sungai Cipanas tersebut menjadi sumber pengairan utama dan satu-satunya di empat desa tersebut. Menghadapi kondisi tersebut, Suwenda menyatakan, akan segera melakukan penanganan darurat. Sedangkan untuk penanganan permanen, menjadi kewenangan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung. Suwenda menembahkan, dengan adanya waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, sebenarnya pasokan air untuk irigasi di Kabupaten Indramayu tidak lagi bermasalah. Menurutnya, air baku untuk kebutuhan pertanian, sudah  tercukupi. Namun, untuk menerima aliran air dari waduk tersebut, masih terkendala kondisi jaringan irigasi maupun saluran pembuang yang mengalami kerusakan. Karenanya, dibutuhkan upaya perbaikan. Sementara Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang,  mengungkapkan, kerusakan saluran irigasi di Indramayu memang tersebar di hampir seluruh kecamatan. Selain rusak, lanjut Sutatang, banyak pula jaringan irigasi yang dipenuhi oleh sampah yang dibuang oleh masyarakat. Akibatnya, laju air irigasi menjadi terhambat karena tersumbat oleh tumpukan sampah. Sutatang berharap, kerusakan jaringan irigasi maupun tumpukan sampah yang menyumbat jaringan irigasi segera diatasi. Jika tidak, maka jaringan irigasi itu tidak akan siap menampung limpahan air dari Waduk Jatigede.(oet)

Tags :
Kategori :

Terkait