Majalengka Alami Kelangkaan Pupuk Bersubsidi, Ini Sebabnya

Kamis 29-12-2016,13:35 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Kelangkaan pupuk bersubsidi di sejumlah wilayah di Majalengka diakui Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan). Kepala bidang Tanaman Pangan Distankan Taham mengakui jelang akhir tahun atau triwulan akhir kuota Majalengka justru sedikit. Sejumlah pupuk bersubsidi juga sudah habis. Pupuk bersubsidi di antaranya jenis SP-36, NPK Phonska jatahnya sedikit. Bahkan subsidi yang disalurkan ke Kabupaten Majalengka hanya 13 ribu ton. Itu pun terbagi dua dengan PT Petrokimia Gresik. Bahkan informasi yang diterima pihaknya sebagian tidak terserap. “Ada pengurangan kuota sebanyak 2.000 ton. Alasannya terkait dengan kinerja para distributor,” jelas Taham. Pihaknya mengaku sudah melayangkan surat permohonan kepada Dinas Pertanian Jawa Barat maupun Kementerian Pertanian, agar menambah kuota untuk Majalengka. Hal tersebut terkait krisis yang dialami para petani di kota angin. Jika permohonan tersebut direalisasi, maka kemungkinan tambahan tersebut bisa diambil pada kuota Januari 2017 mendatang. \"Karena sebentar lagi sudah mulai habis tahun. Kemungkinan kalau disetujui Januari tahun depan. Kami berharap permohonan tambahan kuota tersebut disetujui,” harapnya. Taham menyarankan kepada para petani sementara membeli pupuk nonsubsidi. Jika menunggu pupuk subsidi maka pemupukan padi di musim tanam pertama bisa terlambat atau tertunda. “Namun masalahnya para petani tidak mau membeli pupuk karena harganya cukup mahal,” tuturnya. Salah seorang petani, Karnita (52) mengaku biaya produksi masa tanam pertama kali ini cukup tinggi akibat menghilangnya pupuk bersubsidi tersebut. Dia mengaku pikir-pikir jika harus membeli pupuk nonsubsidi karena harganya cukup mahal. Terlebih memasuki musim tanam perdana ini para petani sedang didera sejumlah masalah. Mulai dari hama keong mas dan anjing sawah. Kali ini malah kebutuhan pokok pertanian seperti pupuk bersubsidi menghilang. \"Jadi lebih baik beli keluar daerah. Walaupun harganya mahal tapi tidak seperti pupuk nonsubsidi yang lebih mahal lagi,” ucap dia. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait