Perampasan Motor Marak Warga Resah

Minggu 09-09-2012,08:19 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

Berkendaraan sepeda motor melewati jalanan di Kota Cirebon, apalagi pada tengah malam, dirasakan sudah tidak aman lagi. Pasalnya, tindak kriminalitas yang secara terang-terangan, pencurian dengan kekerasan (curas) berupa perampasan sepeda motor, sering terjadi dan nampaknya kian marak. Penjahat yang nekat merampas motor saat dikendarai pemiliknya itu menimbulkan keresahan dan masyarakat pun menjadi khawatir untuk keluar rumah, bila tidak sangat penting. Tentu hal tersebut perlu adanya cara untuk meminimalisir terjadinya tindakan perampasan sepeda motor. Sejumlah warga yang ditemui Radar, memang mengetahui sering terjadi perampasan sepeda motor dan sampai melukai pengendaranya. Pelaku sulit diidentifikasi oleh korban karena wajahnya tertutup helm, dan tanpa sepengatahuan saksi dari masyarakat sekitar lokasi kejadian. Gugun (24) warga Gn Salak Perumnas Kota Cirebon mengatakan bahwa, dengan maraknya perampasan sepeda motor tentu saja dirinya pun merasa was-was apabila ingin bepergian, apalagi pada malam hari. Untuk itu dia pun selalu menyiasati dan tips agar terhindar dari tindakan perampasan motor. Pertama, dia menghindari bepergian apabila telah larut malam. Namun apabila dia terpaksa harus keluar pada larut malam maka dia meminta salah seorang kerabatnya untuk mendampinginya, karena menurutnya pada larut malam memang sangat rawan terjadinya tindakan perampasan sepeda motor serta tindak kejahatan yang lain. Karena malam hari juga sudah sangat sepi sehingga sulit untuk diminta pertolongan apabila terjadi tindakan kejahatan. “Siapa yang enggak resah mas, kalau ada perampasan motor, termasuk saya juga jadi khawatir. Supaya terhindar dari tindakan itu saya jauhi perjalanan malam, kalau nggak penting amat mah. Tapi kalau penting saya minta teman atau saudara untuk temanin saya,” ujar Gugun. Sementara itu, menurut warga yang lain, Ike (22) warga Plered Kabupaten Cirebon, kepada Radar mengatakan bahwa, dirinya sangat resah dengan tindakan perampasan sepeda motor. Menurutnya, tindakan kejahatan berupa pencurian sepeda motor dari halaman rumah, parkiran atau tempat lainnya saja sudah sangat resah, apalagi dengan tindakan perampasan sepeda motor yang menggunakan kekerasan tentu lebih khawatir lagi. Makanya sejak dahulu dirinya memang tidak pernah bepergian pada malam hari, serta apabila menggunakan motor sendiri tidak pernah jauh-jauh hanya dekat-dekat saja. “Ya resahlah, pencuriannya saja yang enggak pakai kekerasan, saya sudah khawatir, apalagi ini pakai kekerasan ya tambah khawatir lagi, mas. Saya dari dulu juga enggak pernah nyetir motor malam dan jauh-jauh, tapi yang dekat,” papar Ike. Hal sama juga dilontarkan oleh Eman (42) warga Larangan Kota Cirebon kepada Radar mengatakan, untuk meminimalisir tindakan perampasan sepeda motor, dirinya sangat berhati-hati apabila ada seseorang yang mencurigakan dia pun selalu menjauhi. Serta dirinya selalu di tempat yang ada keramaian orang, sehingga menurutnya apabila ada orang yang ingin berbuat jahat mudah untuk meminta pertolongan dibandingkan tempat yang sepi. “Saya selalu hati-hati kalau ada orang yang aneh dan logatnya mencurigakan, terus saya tidak dekati. Kalau bisa saya maunya ada di tempat banyak orang supaya gampang minta tolong,” ujar Eman. PELAKU TARGETKAN KORBAN YANG LEMAH Dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Dony Satria mengungkapkan, beragam cara bisa dilakukan para pelaku dalam aksi perampasan motor. Tak terkecuali dengan mengelabui korban, hingga korban tak sedikit pun menaruh curiga. Rupanya pelaku cukup cerdik, karena bisa melihat sasarannya yang lemah, sehingga bisa berhasil melakukan aksinya tersebut. Di beberapa tempat, di luar Kota Cirebon, kata Dony, ditemukan modus pelaku yang mengaku sebagai salah satu keluarga korban, untuk memuluskan aksi kejahatannya. selain itu, ada pelaku yang berpura-pura menanyakan alamat, meminta tolong untuk mengantar pelaku ke suatu tempat. Tak jarang, aksi perampasan ini dibarengi dengan mengancam korban. “Biasanya korban dipepet kendaraanya, diancam, dan dirampas sepeda motornya,” tutur Dony Satria. Selain dua modus itu, lanjut Dony, beberapa trik juga kerap dilakukan para penjahat, di antaranya dengan berpura-pura meminta rokok. Bahkan, baru-baru ini modus pelaku dengan mengaku sebagai aparat kepolisian. Biasanya mereka mendesak korban dan mengaku tengah melakukan pemeriksaan kelengkapan kendaraan. Hal ini, lanjut Dony, akan sangat berbahaya, karena sudah pasti korban kondisinya tengah lengah. (deny hamdani / atin udhiatin)  

Tags :
Kategori :

Terkait