KESAMBI - Ratusan mahasiswa FISIP Unswagati melakukan demo di lampu merah Jl Pemuda. Mereka menolak kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Munas NU, yang akan digelar di Cirebon, 17 September mendatang. Selain itu, mahasiswa juga menyuarakan tentang berbagai persoalan yang harus diselesaikan pemerintah. Koordinator lapangan yang juga Wakil Gubernur BEM FISIP Unswagati, Anton Sulaeman mengatakan, selama kurun waktu tiga tahun kepemimpinan SBY, aksi kekerasan menjadi wajah baru bagi Indonesia. Berbagai kasus kekerasan terkait keyakinan, pembebasan lahan ataupun dari aparatur terhadap sipil sering terjadi. Tidak hanya itu, kata dia, semakin hari, tindak pidana korupsi di Indonesia semakin menggurita. Baik di eksekutif, yudikatif ataupun yudikatif. \"Banyaknya kasus seperti kekerasan yang terjadi di Sampang Madura, ini sangat mengindikasikan kegagalan pemerintah dalam menangani kekerasan dan tindak pidana korupsi,\" teriaknya dalam orasi, Sabtu (8/9). Maka dari itu, kata dia, keluarga besar FISIP, mendorong Presiden SBY dan pemerintahan di daerah agar lebih cepat menangani dan menyelesaikan kasus yang ada, terkait korupsi dan kekerasan. Kasus-kasus yang muncul di media selama ini, adalah peringatan keras untuk Pemerintahan SBY agar membangun Indonesia menjadi lebih baik lagi. \"Selama tiga tahun kepemimpinan SBY di periode ke dua, harusnya bisa lebih baik lagi. Korupsi tidak menggurita dan kasus-kasus kekerasan pun berkurang. SBY harus berani dan tegas dalam menangani kasus yang ada, karena ini menyangkut jalannya pemerintahan Indonesia dan masyarakat,\" tukasnya. Aksi yang dilakukan keluarga besar FISIP Unswagati, tidak begitu lama, namun puluhan aparat sudah siap untuk mengamankan kondisi dan mengatur arus lalu lintas. (kmg)
Tolak SBY Hadiri Munas NU
Minggu 09-09-2012,08:34 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :